SMP Islam Terpadu PAPB Semarang Membentuk Karakter Siswa Dengan Pendidikan Budi Pekerti - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 01 September 2016

SMP Islam Terpadu PAPB Semarang Membentuk Karakter Siswa Dengan Pendidikan Budi Pekerti

www.hidayah-art.com

Assalamu'alaikum. Sebagai orang tua, memiliki anak-anak yang cerdas di bidang akademik tentu lah senang. Namun saya lebih menyukai anak-anak saya cerdas perilakunya. Maksudnya anak-anak memiliki sikap hormat pada orang yang lebih tua. Dengan teman sebaya dan yang lebih muda, anak-anak bisa menghargai dan menyayangi. Dari pengalaman kedua anak saya, terbukti SMP Islam Terpadu PAPB Semarang telah membentuk karakter siswa dengan pendidikan budi pekerti yang baik. 


Saya sering cerita di Fesbuk, dan pernah pula di blog ini, tentang sekolah anak-anak saat SMP. Kebanggaan seorang Ibu karena ketika awal mula menjadi siswa di SMP IT PAPB, anak-anak belum punya prestasi bagus. Standar deh umumnya siswa lain.

Karena niat awal adalah saya pengen anak-anak masuk sekolah yang ada pelajaran Agama Islam komplit, seperti saya jaman kecil, SMP IT PAPB jadi pilihan kami.

Mengapa saya yakin memilih SMP IT PAPB untuk anak-anak? 

- Ibu Mertua kenal dengan keluarga Kepala Sekolah

Ibu Mertua sedari awal pengen ada cucu-cucunya yang sekolah di SMP IT PAPB. Cucu yang sebelum anak saya, memilih sekolah negeri. SMP ini memang baru akan meluluskan siswanya tahun 2007.  Sementara suami saya enggan dengan alasan belum memiliki alumni sebelumnya dan ujian nasional numpang di sekolah negeri.

Namun saya setuju dengan Ibu, karena percaya alasan beliau. Keluarga Bapak Ramlan, Kepala Sekolah merupakan keluarga yang agamis. Keluarga yang memiliki sikap tenggang rasa, kepekaan sosial, dan hormat pada orang yang lebih tua. Ibu percaya Bapak Ramlan, akan mampu mengemban amanah membimbing anak didiknya sukses dalam akademik dan agamanya.

- Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Si sulung langsung setuju begitu melihat bentuk fisik bangunan sekolah yang masih baru. Bahkan dia langsung minta daftar dan selang tiga hari ikut seleksi masuk. Karena ikut seleksi tahap I, dan nilai tes memenuhi syarat, si sulung pun lolos menjadi siswa di sekolah ini.

- Tenaga Pengajar Yang Ramah

Kalo kita bertamu dan menjumpai tuan rumah yang menyenangkan, pasti krasan kan?!

Nah, saya, suami, dan si sulung senang waktu pertama berkunjung untuk melihat situasi sekolah. Semua tenaga pengajar, satpam sekolah, bahkan kepala sekolah sangat ramah. Kami serasa berada di rumah, hahaha.

Pilihan kami terbukti. Selama si sulung sekolah, kami orang tua pun juga aktif sebagai warga sekolah. Sekolah sering mengadakan kegiatan bersama dengan orang tua murid. Ada pengajian setiap Minggu pagi satu bulan sekali. Pengajian dan kegiatan hari besar Agama Islam.

www.hidayah-art.com
Dengan biaya SPP yang lumayan, namun kami merasa mampu membayar, sekolah tidak pernah menarik iuran lagi untu kegiatan tambahan. Kan ada ya sekolah yang kesannya meminta sumbangan terus menerus dari orang tua murid.

Saya pun senang dan bangga, meski kami juga mengajarkan agar anak-anak hormat pada orang yang lebih tua. Juga menghargai teman sebaya dan sayang pada teman yang lebih muda. 

________________

Anak-anak rupanya juga diajarkan banyak kebaikan di sekolah.

Apa saja kebaikan yang saya maksudkan? 
Ini jawabannya :

1. Membuang sampah di tempat sampah

Ada denda yang bakal dikenakan pada siapapun warga sekolah bila membuang sampah sembarangan. Sekolah menyiapkan tong dengan hiasan gambar yang dibuat oleh siswanya.

www,hidayah-art.com

2. Kepala Sekolah Menerima Saran & Kritik

Setiap warga sekolah, bahkan siswanya boleh menemui Kepala Sekolah untuk melaporkan guru yang berbuat kasar pada mereka. Sekolah ini memang menghimbau tenaga pengajarnya agar tidak kasar saat mendidik di kelas. Sekolah ini menerapkan pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan setiap siswa aktif. 

Jadi kalo guru sampai ngomor kasar, menghukum dengan menggunakan kekerasan fisik, siswa boleh lapor kepada Kepala Sekolah. Artinya siswa diajarkan bahwa bukan anak-anak saja yang bisa berbuat salah. Orang dewasa pun juga sesekali melakukan kesalahan dan patut diberi kesempatan untuk berubah menjadi baik.

3. Guru, Kepala Sekolah, atau Ketua Yayasan Menyambut Kedatangan Siswa

Setiap pagi, anak-anak selalu mendapat sambutan dari Kepala Sekolah atau Ketua Yayasan, dengan didampingi seorang guru. Siswa mesti menyalami satu persatu sebelum masuk kelas masing-masing. Kondisi ini tentu menjadikan siswa mesti berangkat lebih awal. Malu kan kalo sampai terlambat.

www.hidayah-art.com

4. Guru Bersikap Seperti Sahabat Pada Siswa

Anak-anak saya dan teman-temannya ketika berkumpul di rumah, sering cerita tentang guru mereka. Beberapa guru merupakan guru favorit karena sering bercanda. Tapi nggak ada guru yang dibenci karena memang nggak ada yang berperilaku buruk pada siswanya.

5. Membiasakan Siswa Saling Menolong

SMPT IT PAPB memang seperti sebuah keluarga besar. Ada orang tua, ada anak-anak, ada sepupu, yang saling membantu mengisi kehidupan di lingkungan yang sama. Anak-anak memiliki kenangan yang menyenangkan, membanggakan, dan tak akan terlupakan selama di sekolah.

6. Menggantung Papan Berisi Kata Movitasi di Dinding 

Saya selalu senang tiap kali mengunjungi sekolah anak-anak. Sambil menanti mereka pulang, saya menimati wisata di luar sekolah, hahaha. Ada banyak foto prestasi siswanya yang dipajang di dinding bagian luar kelas. Ada juga kalimat motivasi dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Indonesia. 

www.hidayah-art.com


Ada yang mengajak kebaikan seperti bersedekah, tersenyum, membuang sampah, mengejar prestasi, dan banyak lagi yang lainnya.

_______________

Meski anak-anak saya keduanya laki-laki, mereka terkenal memiliki sikap santun di mana pun. Ketika berjalan di antara orang dewasa yang duduk di depan rumah, keduanya selalu menyapa dengan senyum ramah.

Mereka juga anak-anak rumahan, tidak keluar rumah kecuali ada kegiatan di sekolah. Saya bersyukur mereka krasan di rumah. Karena di dekat rumah kami, ada jalan Arteri yang tiap hari tertentu digunakan untuk kebut-kebutan. Saya bisa duduk tenang tiap malam di rumah dikelilingi anak-anak, alhamdulillah.

Si sulung ringan tangan tiap kali saya butuh bantuan di rumah. Seperti membuangkan sampah, merawat saya ketika sakit, mengantar Ibu saya bila butuh pergi ke suatu tempat. 

Saya yakin memilih sekolah memang gampang-gampang susah. Sekolah terbaik adalah di rumah dengan orang tua yang menyayanginya. Namun sekolah juga berperan mendukung pendidikan budi pekerti agar ada sinergi. Saling bersinergi membentuk karakter anak-anak dengan menanamkan kebaikan, kasih sayang, tenggang rasa. Dan kelak akan menjadi manusia dewasa yang berkarakter kuat dan tidak mudah terguncang oleh kejadian yang buruk.  Wassalamu'alaikum.

4 komentar:

  1. Memang terasa bedanya sangat mbak Wati, anak-anak yang di sekolah diajarkan, dibiasakan dan dicontohkan akhlak budi pekerti daripada yang tidak. Saya juga merasakannya :)

    BalasHapus
  2. Keren sekolahnya ya mbak.. jd inget dl anak sulung mba dengan sabar dan telaten nggandeng mba wati saat kakinya sakit pas kunjungan ke solo hehehe...

    Pasti pengaruh didikan sekolah yang keren dan tentu saja didikan ortu yang luar biasa...

    BalasHapus
  3. Alasan saya sama juga kaya Mbak Wati untuk memilih sekolah, pertama harus ada basic agama, yang kedua tidak melulu mengejar kognitif anak, dan yang ketiga ada pendidikan karakternya :)

    BalasHapus
  4. Salut untuk sekolah yang masih menanamkan budi pekerti luhur dalam pendidikan dan pengajarannya. Di kota besar padahal banyak sekolah berbasis internasional tapi kalau masalah pendidikan budi pekerti luhurnya masih dipertanyakan.

    BalasHapus