BELAJAR MENJADI KONSULTAN PAJAK YANG BIJAK BERSAMA ZETI ARINA - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 26 Juli 2015

BELAJAR MENJADI KONSULTAN PAJAK YANG BIJAK BERSAMA ZETI ARINA


Zeti Arina
Lebaran tahun ini saya banyak bertemu keponakan yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi. Ada yang lulus tingkat diploma, ada juga yang strata 1 dan sederajat. Dan alhamdulillah, mereka langsung mendapat kerja sesuai bidangnya masing-masing.


Yang menarik adalah salah satu bincang-bincang saya dengan seorang keponakan lulusan salah satu lembaga pendidikan keuangan di Jakarta. Saat ini sih dia kerja sebagai PNS di salah satu departemen keuangan di wilayah timur Indonesia. Salah satu percakapan kami adalah, keinginannya saat daftar sekolah dulu sebenarnya ia bercita-cita menjadi konsultan pajak. Namun ternyata banyak persayaratan yang mesti dipenuhi, enggak sekedar studi perpajakan di perguruan tinggi.

Bagaimana bila semua persayaratan seperti Sertifikasi Konsultan Pajak sudah ada di tangan a.k.a sudah lulus dengan gemilang? Masih ada loh sederetan syarat lagi agar bisa menjadi konsultan pajak yang bijak seperti ibu Zeti Arina.

Sebagai CEO Artha Raya Consultant, ibu Zeti menjelaskan bahwa menjadi konsultan pajak itu wajib lulus ujian sertifikasi yang terdiri dari Brevet A, Brevet B serta Brevet C.

Apa sih ini? Saya jelaskan deh apa tuh Brevet.

Sebenarnya perbedaan antara Brevet A, B dan C tentang kewenangan yang dimiliki sebagai konsultan pajak. Bila Brevet A hanya memberi konsultasi pajak untuk Wajib Pajak (WP) Perorangan. Sementara Brevet B, memiliki kewenangan konsultan pajak untuk WP Perorangan dan Badan. Nah, kalo Brevet C mempunyai kewenangan tertinggi. Yaitu, semua kewenangan Brevet A dan B, serta masih ditambah lagi dengan Wajib Pajak Asing.

Bukan hanya wajib lulus ujian sertifikasi, seorang Konsultan Pajak yang ingin mendirikan usaha sendiri masih memerlukan perjuangan agar dikenal oleh klien dan mendapat kepercayaan mereka. Seperti pengusaha lain, konsultan pajak pun membutuhkan perjuangan untuk memulai usahanya yang masih baru dirintis.

Beberapa kiat agar bisa menggaet klien baru adalah dengan meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan, seperti UU perpajakan dan peraturan lain. Kemudian juga menentukan target calon klien Wajib Pajak. Yang tak kalah penting, juga menjadi pengajar tentang perpajakan di berbagai seminar, memberikan edukasi pada klien tentang tertib administrasi. Ini salah satu hal penting bila ingin menjadi konsultan pajak yang bijak.

Edukasi positif tentang perpajakan bakal menghapus stigma di masyarakat bahwa menjadi konsultan pajak itu bisa diajak kerjasama dalam pencurian pajak. Mengoreksi banyak hal yang salah dalam persepsi masyarakat, karena sekarang adalah era reformasi perpajakan. Dirjen Pajak sudah melakukan langkah-langkah tertentu, sehingga data-data dari pihak ketiga sudah tersambung dengan Dirjen Pajak. Konsultan Pajak wajib memberikan saran kepada WP agar membayar pajak dengan hemat tanpa harus melanggar aturan. Tentu saja bila membayar dan melaporkan pajak dengan benar, bakal menghindari denda dan sanksi.

Selamat hemat dengan membayar pajak ya temans.

24 komentar:

  1. Aku perna kursus brevet A-C tapi karna ngak perna di pake maka sekarang lupa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, rugi ya kalo udh belajar tapi nggak pernah dipakai, pasti bakal lupa. Pdhl susah loh proses belajar dan meraih sertifikasinya.

      Hapus
  2. Alhamdulillah saya tertib bayar pajak. hehe. Kunjungan balik mbak...

    BalasHapus
  3. Saya belum punya kewajiban buat bayar pajak hehe :D

    BalasHapus
  4. membayar pajak memang harus dan wajib ya

    BalasHapus
  5. Edukasi positif itu penting banget ya, Mbak, karena stigma yang beredar di masyarakat perlu diluruskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak, stigma negatif kalo udh melekat butuh perjuangan utk meluruskannya :)

      Hapus
  6. pantes bayar & lapor pajak ini terasa ribet, biar pada pakai konsultan pajak kali yah hehe... *lagi sibuk ngumpulin dokumen utk permohonan sertifikat spy bisa ngurus e-faktur*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, hehe

      Moga lancar urusan sertifikatnya mbak :)

      Hapus
  7. Saya gak mudeng nih soal pajak Mbak. Diurus kantor. Tiap mengisi laporan contek-contekan ma teman kantor :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. O iya, kalo urusan gaji, aku malah nggak bikin. Ada yg ngurusi dari perusahaan dan aku tinggal ttd :)

      Hapus
  8. Selalu nggak mudeng klo urusan ngitung pajak hehehee... pasrah bongkokan deh sama yg mau ngurusin :)

    BalasHapus
  9. aku gak ngerti penghitungan pajak nih mbak

    BalasHapus
  10. Waktu jaman masih kerja dulu, aku suka paling stres kalo udah disuruh ngurusin pajak mbaaak...

    Sekarang udah jadi pengangguran stres nya kalo lagi gak punya duit....bhahahaha....
    *gak pernah puas anaknya*

    BalasHapus
  11. engga ngerti sama penghitungan pajak -___-

    BalasHapus
  12. Mbak ... kalo ngitung pajak, bisa dengan nanya2 kkonsultan pajak dong ya?
    Bayarnya berapa ya? Mahal nggak? *penasaran hehehe*

    BalasHapus
  13. pernah konsultasi singkat dengan Mbak Zeti lewat inbox FB. Fast respons. Asik, lah :)

    BalasHapus
  14. Saya udah bayar pajak (pajak kendaraan) dan saya bangga :D

    BalasHapus
  15. pajak bentuk kontribusi wajib yang harus dibayar

    BalasHapus
  16. aku semester 5 kuliah di salah satu institute perpajakan ternama di jakarta, termasuk institute yg prodi pajaknya bagus. aku kepengen bgt jd konsultan pajak..

    BalasHapus