RANI ANDRIYANI, KETIKA KEMATIAN MENJEMPUTNYA - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 24 Maret 2015

RANI ANDRIYANI, KETIKA KEMATIAN MENJEMPUTNYA


Sepenggal Kisah Terpidana Mati Rani Andriani
Gambar diambil dari sini
                                         
Assalamu'alaikum, temans...
Entah mengapa saya kok kepikiran dengan hukuman mati yang akhir-akhir ini tengah marak diperbincangkan ya. Saya sih nggak bakalan ngomongin soal UU hukuman mati, karena saya nggak paham UU. Saya mau cerita tentang kisah Rani Andriyani, terpidana mati kasus nark0ba. Meski awalnya saya senang dengan hukuman yang telah dilaksanakan. Karena menurut saya, terpidana mati narkoba biasanya adalah bandar nark0ba yang omzetnya bisa mencapai milyaran rupiah. Namun setelah menelisik lebih dalam sosok Rani, saya jadi berpikir ulang tentang hukuman yang telah dijalaninya.


Kebetulan saya berteman di dunmay dengan seorang fotografer profesional. Dari timeline-nya saya lihat teman saya ini berbagi cerita kalo ia tengah menanti ambulance yang membawa jenazah si Rani. Kepo saya kambuh. Saya pun iseng nye-krol ke bawah. Ah, ada apa dengan Rani si terpidana mati? Bukankah dia memang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya? Wajar lah kalo salah ya muaranya pasti dihukum. Apalagi ia menyelundupkan her0in seberat 3,5kg ke Inggris. Itu jelas bukan jumlah yang sedikit.

Namun saya heran, ketika banyak warga di kampungnya yang sangat sedih saat jenazah Rani tiba. Biasanya kalo ada warga yang terjerat kasuh hukum, tetangga malu dan tidak ingin diwawancara pihak media. Namun tidak yang terjadi pada gadis ini.

Di kampung halamannya, Rani dikenal sebagai gadis yang baik, senang bergaul dan rajin ibadahnya. Kayaknya sempurna banget gitu. Trus tetangga juga banyak yang menilainya positif karena ia rajin menjadi anak muda yang giat di karang taruna. Rani bahkan menggerakkan remaja setempat menggelar pengajian tiap malam selasa. Banyak remaja setempat hingga remaja dari RT lain yang ikut menghadiri pengajian tersebut. Bahkan yang tak kalah menarik adalah gadis ini ikut serta dalam kegiatan Jumat Bersih. Yaitu bersih-bersih lingkungan.

Lantas apa yang membuat Rani terjerumus ke penjara? Ternyata ia tergiur dengan iming-iming sepupunya, si Ola yang juga ada di penjara dengan kasus yang sama. Lantas mengapa Ola tak sama hukumannya dengan Rani? Kabarnya Ola hanya kena hukuman seumur hidup. 

Rani tergiur dengan bujuk rayu sepupunya karena telah 4 tahun menganggur. Entah lah mengapa ia bisa terjerumus rayuan sepupunya. Sebagai orang luar, kita tentunya tidak tahu apa aja yang menjadi penyebab seseorang yang tadinya baik bisa berubah.

Hanya yang bisa diambil hikmahnya adalah, bergaul itu memang harus pilih-pilih. Meski bisa jadi dengan saudara sendiri, belum tentu memiliki pengaruh baik. Rani seharusnya bisa menolak bujukan sepupunya. Apalagi ia tahu bahwa heroin adalah benda haram. Bukankah sejak kecil ia sudah dididik orang tuanya secara agamis. Meski kabar yang beredar, gadis itu tidak tahu benda apa yang dibawanya karena percaya dengan ucapan sepupunya.

Namun sebagai orang luar, hati saya sedikit lega kala mengetahui Rani ternyata menerima akhir hidupnya dengan ikhlas. Ia masih bisa bercanda dengan ayah dan saudari kandungnya. Ia bahkan meminta maaf karena telah menyusahkan orang tuanya. Akibat memikirkan Rani, ibunya yang tengah sakit diabetes enggan berobat. Pikiran dan hatinya terlalu konsentrasi memikirkan putri sulungnya yang tengah menjalani proses hukuman di dalam jeruji besi. Bagi pikiran orang awam, tentu saja banyak hal buruk yang pasti terjadi di dalam sana.

Enggan berobat pula, yang menyebabkan sakit ibunya makin parah. Ujung-ujungnya, sang ibu meninggal dunia tanpa pernah melihat Rani bebas sebagai manusia.

Harta keluarga pun habis untuk membiayai kebebasan Rani. Pihak keluarga dengan rela menjual semua harta berharga untuk membayar pengacara dan meringankan hukuman Rani menjadi seumur hidup. Dulunya, ayah Rani dikenal sebagai pedagang barang elektronik dan cukup berada. Hanya keluarga itu di kampungnya yang memiliki video dan dijadikan hiburan Rani dan teman sekitarnya. 

Namun harta lenyap, hukuman tak juga berkurang. Grasi yang diajukan pengacara Rani ditolak. Ia harus tetap menjalani hukuman mati seperti vonis hakim.

Pada akhirnya Rani bisa menghadapi kematian dengan sikap yang terbaik. Menurut ustadz yang mendampinginya, Rani justru bersyukur bisa mengetahui saat akhir hidupnya. Tidak banyak orang yang diberi kesempatan itu dan bisa menggunakannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memaafkannya.

Rani banyak menjalankan shalat tahajud dan dhuha, di samping shalat fardhu. Di samping itu juga banyak meminta buku-buku agama untuk bahan bacaan di sela waktu kegiatan di dalam penjara.

Ustadz menuturkan pada hari kematiannya, wajah Rani tetap terlihat tenang dan banyak senyum. Ia tidak takut menghadapi kematian yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt melalui tangan manusia. Rani menjemput kematian dalam keadaan hati yang ikhlas dan damai, tak ingin lagi menyalahkan seseorang atau pun institusi.

Semoga Allah Swt mengampuni dosanya dan menerima amal ibadahnya. Aamiin...
Wassalamu'alaikum...

14 komentar:

  1. Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun..semoga khusnul khotimah rani..merinding aku mba...

    BalasHapus
  2. Kita tidak pernah apa yang di balik itu ya Mbak. Hebat mbak Rani ini :(

    BalasHapus
  3. Smg Allah mengampuni dosa dan khilafnya

    BalasHapus
  4. innalillahi wa innaillahi raajiuun,, Wallahu a’lam bish-shawabi

    BalasHapus
  5. Semoga Allah memberi tempat terbaik untuk Mbak Rani :(

    BalasHapus
  6. Gemes sama Ola yang malah gak dihukum mati :( Semoga hukuman Rani meringankan hukumannya di akhirat ya Mbak.

    BalasHapus
  7. Innalillahi wa innailaihi rojiun....

    BalasHapus
  8. memang lingkungan banyak mengubah orang, mudah2an dosanya diampuni

    BalasHapus
  9. eh saya kok malah baru dengar ya mak. kudet banget deh. semoga Alloh mengampuni dosanya dan dosa kita. aaamiiin.
    hmm...bahkan orang baik pun kena goda setan ya mak. jadi ingat kisah di sebuah website tentang suami istri solih yang tergoda bisnis forex lalu akhirnya lupa ibadah dan rumah tangganya kandas. naudzubillaah.

    BalasHapus
  10. Sedih banget, Mbak bacanya. Semoga nggak ada lagi 'Rani-Rani' yang lain.

    BalasHapus
  11. semoga dosanya diampuni ya mak... aku takut mbak rani ini jadi korban, mungkin aku kebanyakan nonton film di mana ternyata orang yang dihukum bukan orang yang bersalah. sekarng tersangka yang dari Australia ga jadi dieksekusi mati :(

    BalasHapus
  12. innalillahi wainna ilaihi rohiun
    semoga diterima disisiNYA. amin

    BalasHapus