PUTRAKU TAK LAGI BERBICARA GAGAP - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 28 Mei 2012

PUTRAKU TAK LAGI BERBICARA GAGAP

Artikel ini dimuat di majalah SEKAR edisi 79/12 tanggal 21 Maret - 04 April 2012

PUTRAKU TAK LAGI BERBICARA GAGAP
Usia si sulung menginjak 5 tahun lebih, ketika kami mengetahui bicaranya tersendat dalam pengucapan beberapa huruf tertentu. Misalnya pada pengucapan huruf b, d dan g. Panik? Tentu saja. Apalagi kalau mendengar ia bicara:"Bb.. bbbu, tadi aku main sama mas Dddimas," Hah, ibu mana yang tidak panik ?
Saat itu internet hanya bisa diakses kalangan tertentu. Jadi kami mencari info dari  beberapa buku  dan majalah parenting yang mengulas kelainan bicara. Disebutkan bahwa penderita gagap lebih banyak anak laki-laki dari pada perempuan. Biasanya terjadi pada usia prasekolah atau ketika mulai memasuki lingkungan sekolah yang masih asing. Misal pindah dari Taman Kanak-Kanak ke Sekolah Dasar.  Keluarga besar dari pihak ibu menganggap gagap ini faktor keturunan. Karena ada dua orang dari anggota keluarga besar kami yang juga berbicara gagap, bahkan sampai sekarang.
Kami mulai mempraktekkan langkah penanganan anak yang berbicara gagap.  Bergantian dengan suami, aku mengajaknya membaca buku dongeng anak dengan lafal jelas dan keras. Aku latih ia agar membaca dengan tempo pelan. Putraku latihan membaca dengan suara keras:"Sepeda bb... baru. Bapak bbeli sepeda baru,"  Kemudian aku minta ia menceritakan kembali isi bacaan itu. Sesekali aku minta ia menghirup dan mengeluarkan napas sebelum mulai berbicara, agar ia bisa relaks. Aku terus mengajarinya dengan sabar dan tak pernah marah ketika ia minta istirahat. Kami akan melanjutkan kegiatan lagi begitu ia memintanya.  Motivasi berupa hadiah aku jadikan perangsang agar ia berkemauan keras untuk memperbaiki gaya berbicaranya.
    Kadang kami bosan berlatih kata.  Itulah saat kami bermain keluar rumah.  Bertiga kami bermain bola di halaman belakang.  Atau memancing ikan di kolam yang memang kami isi dengan berbagai jenis ikan air tawar.  Atau sekedar  membuat gelembung dari busa sabun.  
      Proses penanganan secara pribadi ini berjalan hampir tiga bulan, ketika putra kami terbebas dari bicara gagap.  Aku yakin keterlibatan keluarga, terutama ayah dan ibunya serta orang terdekat mampu mengatasi permasalahan putra kami.

Tidak ada komentar: