JODOH TERBAIK - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 08 Desember 2012

JODOH TERBAIK

Perempuan2 yg baik untuk laki2 yg baik dan laki2 yg baik u/ perempuan2 yg baik pula(Qs. An-Nur 26)

oleh Hidayah Sulistyowati pada 18 Oktober 2011 pukul 23:25 ·
Sejak mengerti ayat dalam Al Quran tersebut, aku selalu yakin akan kebenaran yang telah ditentukan-NYA.  Itulah kenapa aku selalu melantunkan do'a tersebut setiap usai sholat agar mendapatkan jodoh yang terbaik menurut Allah.  Alhamdulillah, Allah Swt menjawab do'aku.

Meski pada awal pernikahan, sempat tersulut api kecil.  Ada saja sikap dan perkataanku yang kadang menggores hatinya. Beruntunglah aku bersuamikan dia yang selalu sabar menghadapi rentetan perkataan dan bantahanku yang tak ada habisnya.  Hanya dengan sikap lembutnya dia mampu melunakkan hatiku yang keras.

Aku senantiasa bersyukur akan karunia jodohku dengan merawat cinta kami.  Bersikap penurut bukan berarti kalah berdebat.  Karena apa yang ia ucapkan adalah untuk kebaikanku kelak saat menghadap sang empunya hidup.  Juga menahan pandangan dari pesona duniawi yang memabukkan.  Sehingga mata ini mampu menutup hatiku pada pria lain.

Tak putusnya aku bersyukur karena mendapat jodoh yang indah dari-NYA.  Ketika aku menanti kelahiran putra pertama kami, dengan setia ia mengelus perutku yang terus mulas karena kontraksi.  Bukan aku yang menangis saat menahan sakit pada malam itu.  Betapa hatiku takjub kala mendapati suamiku mengusap air mata yang mengalir di wajahnya yang nelongso melihat perjuanganku menanti kelahiran buah cinta kami yang pertama hingga 24 jam.

Ada hari ketika aku menangis untuknya.  Takut dia akan meninggalkan kami bertiga di dunia ini.  Ketika banyak masalah mendera dirinya.  Kala tubuhnya menjadi lemah karena sakit akibat terlalu dalam memikirkan sesuatu.  Ya Allah, aku sangat mencintai laki-laki yang baik ini.  Panjangkanlah umurnya, berilah kesehatan.  Agar dia bisa selalu menjadi pemimpin bagi diriku dan kedua putra kami.  Hingga kelak, kedua putra kami pun mengikuti jejaknya menjadi pemimpin keluarga yang baik seperti yang telah tertulis dalam ayat-ayat Al Quran. 

Tentu sebagai manusia, suamiku juga memiliki banyak kekurangan.  Namun aku sebagai istri pun tak luput memiliki kekurangan.  Kami berdua saling mengisi, melengkapi, dan membingkai setiap sisi dalam menjalani kehidupan ini.  Agar kelak kami bisa dipertemukan kembali dalam surga Allah Swt.  Itu janji kami berdua di hadapan Allah 17 tahun yang lalu, yang selalu kami ikrarkan kembali setiap waktu.

Ada banyak kisah duka dan bahagia dalam pernikahan ini.  Tapi duka yang kami rasakan selalu terlihat indah.  Dan dalam kisah bahagia, kami menahan hati ini agar tak terlalu meluap-luap.

Aku banyak melihat kebahagiaan perkawinan seperti yang kami rasakan.  Kerabat, sahabat dan teman kami.  Namun ada pula kisah pilu yang mengiris kalbu.  Karena ternyata tak semua perkawinan terasa indah bagi yang menjalaninya.  Bahkan kadang hanya terlihat indah pada permukaan saja.  Apakah ini sesuai janji Allah seperti yang tertera dalam ayat Qs An-Nur 26?  Aku sering bertanya dalam diamku.  Bahkan kami berdua pun sering berdiskusi tentang hal ini.

Agama memang menjadi hal utama saat kita memilih pasangan.  Dalam satu hadis, Rasulullah Saw pernah mengingatkan bahwa manusia pada umumnya memilih pasangan karena kesempurnaan fisik, nasab dan harta.  Tapi beliau juga mengingatkan agar yang terbaik adalah memilih pasangan hidup karena agamanya.  Artinya pilihlah yang ber-akhlak bagus sebagaimana ajaran agama. (Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm, Ketua LItbang PP Fatayat NU-Paras no 96/Okt'2011).

Sebenarnya kita memang harus pintar memilih pasangan.  Ada lima pasangan yang patut kita pertimbangkan  agar tidak memilihnya, sebagai berikut:
- Pasangan yg suka nge-drug, karena ia mengalami masalah emosi yang cenderung tidak stabil.
- Pasangan yang mengalami gangguan kepribadian yang menetap, spt: gila, obsesif, suka berbohong (hobi)
- Pasangan yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan yang baik. Artinya kalau dengan keluarga saja tidak bisa menjaga hubungan baik, apalagi dengan orang lain.
- Pasangan yang asosial, alias tidak memiliki kehidupan sosial.  Waktunya hanya untuk dirinya dan pekerjaannya saja, tidak memerhatikan pasangan bahkan hubungan bertetangga.
-Pasangan yang ringan tangan dan suka mencela.  KDRT ada tiga macam. Kekerasan dalam rumah tangga berwujud fisik sudah banyak muncul di permukaan.  Yang tidak terlihat adalah KDRT masalah keuangan, dengan membatasi ekonomi keluarga padahal suami mampu memberi nafkah lebih.  Dan KDRT  Mental, yaitu meremehkan kemampuan istri, suka mencela dan merendahkan setiap perbuatan pasangan.  Meski KDRT ini bisa berlaku pula oleh istri pada suaminya.

Meski begitu, tentu bukanlah kesalahan seseorang ketika mendapati istri / suaminya tak seperti yang ada dalam pikirannya.  Bila perkawinan itu memang bisa diperbaiki, alangkah indahnya bertahan dan bersabar.  Tetap berdo'a dan bermunajat pada sang Khalik.  Tetap setia dan tidak menoleh pada keindahan ragawi pria lain ataupun wanita lain.  Tentunya disertai tindakan untuk memperbaiki diri juga agar pasangan merasa malu bila berbuat tak semestinya.  Sepanjang kondisinya adalah keburukan pasangan masih bisa diperbaiki dan tidak menimbulkan bahaya bagi diri keluarganya. 

Banyak kok contoh pasangan hidup yang tetap dalam satu ikatan pernikahan meski ombak dan badai datang menerjang.  Kilat menyambar berulang-ulang hingga memporak-porandakan biduk perkawinan.  Namun ketika istri / suami bersabar dengan tingkah pasangan yang menyalahi janji pernikahan, tetap setia dan terus bersabar, Allah selalu membukakan pintu berkah untuk pasangan ini.  Meski bisa jadi buah keberkahan itu merupakan proses yang memakan waktu bertahun-tahun kemudian.  Tapi, percayalah saya sudah melihat kejadian yang sebenarnya.

Namun, bila sikap pasangan sudah sangat keterlaluan, tentunya kita harus bertindak.   Pernikahan adalah proses adaptasi yang terus menerus tanpa henti, hingga maut memisahkan kita.  Pernikahan yang baik adalah kala kita menemukan ketenangan dan kebahagian lahir batin.  Jika hal tersebut tidak lagi kita temukan dalam pernikahan, tentunya perceraian tidak diharamkan. Manakala dalam pernikahan selalu diwarnai konflik, kekerasan verbal, fisik, psikis, seksual hingga penelantaran ekonomi(Paras 96/Okt'2011).

Kebahagian dalam perkawinan adalah hak setiap pasangan.  Dan di dunia ini tidak ada yang sempurna.  Kesempurnaan milik Allah Swt semata.   Suami dan istri harus saling belajar.  Kehidupan terus berubah, pasangan hidup pun bisa berubah.  Tinggal kita mesti saling menyesuaikan diri setiap ada  perubahan pada pasangan hidup. Kompromikan harapan dengan kenyataan, sehingga kita tidak akan menuntut pasangan sesuai dengan harapan kita.  Karena kita pun tidak mungkin mampu memenuhi apa yang ada dalam harapan pasangan kita.

Semoga kisah ini bisa bermanfaat untuk semua teman dan kerabatku.

2 komentar:

  1. luar biasa mb Wati... semoga aq dan suamiku pun dianugerahi keindahan mahligai perkawinan di atas segala suka maupun duka. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin...semoga mbak, dan keindahn mahligai perkawinan memang harus selalu dirawat agar setiap penghuninya merasa nyaman berada di dalamnya :)

      Hapus