Assalamualaikum Sahabat. Pesona Dieng telah menjerat seluruh panca inderaku. Ini kedatangan saya yang keempat hanya di tahun 2018. Keren yak? Sebegitunya saya terpesona dengan kecantikan alam Dieng, hingga kesini lagi.
Suatu hari ada percakapan tertulis di WAG.
"Enaknya kemana ya weekend nanti?"
Beberapa usulan pun meluncur dari setiap anggota grup. Ada yang mengusulkan jalan-jalan ke Kabupaten Semarang, Karimun Jawa, Pantai di kawasan Jepara, hingga Dieng.
Iseng saya kumat.
"Awas loh, hati-hati kalo ke Dieng"
Pertanyaan pun meluncur bergantian. Beberapa menanyakan maksud tulisan saya.
"Iyaaa, hati-hati aja kalo ke Dieng"
"Mengapa sih mba?"
"Karena kalo kamu udah ke Dieng sekali, susah move on. Pasti kamu akan kembali lagi dan lagi, dan lagi"
Dan benar sih komentar yang saya tulis di WAG. Dari sejak awal kenal alam Dieng tahun 1992 hingga tahun 2018 ini, saya nggak bisa menghitung sudah berapa kali berkunjung kesini.
"Wohhhh, kirain kenapa?" sambil pasang emoticon ngakak.
Dan tanggal 16 Nopember yang lalu, saya kembali berkunjung ke Dieng. FYI, ini adalah kunjungan saya yang keempat di Dieng hanya dalam waktu 1 tahun terakhir. Kali ini saya mengikuti Famtrip Banjarnegara, bersama blogger Jawa Tengah dan Media Online, serta Jurnalis TV.
Pesona Dieng dan Alam Banjarnegara
Dari kota Semarang, saya berangkat numpang mobil Gus Wahid. Bersama kami ada Nia dan mba Ika yang selama ini sering menjadi teman seperjalanan bila diundang wisata di desa wisata Jawa Tengah.Perjalanan kami menuju kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara berjalan lancar. Titik pertemuan seluruh peserta Famtrip Banjarnegara di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara.
Jadi rencananya, mobil Gus Wahid akan diparkir di halaman kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara. Dari sana kami akan pesan Grabcar untuk menuju ke lokasi trip.
Dan kami terlambat karena dari Semarang juga udah jam 8 lebih. Jadinya kami nyusul menuju D'Qiano, titik pertemuan berikutnya dengan menggunakan grabcar.
Perjalanan menuju kawasan Dieng kali ini melintasi daerah Karangkobar. Kalian yang suka update berita, pasti tahu atau paling tidak pernah mendengar daerah ini.
Karangkobar merupakan rangkaian perbukitan dengan topografi tanah yang mudah bergeser. Jalan berkelok dan naik turun sepanjang jalur Banjarnegara - Karangkobar - Pejawaran - Dieng.
Namun saya justru menyukai jalur berkelok-kelok seperti ini. Terlebih sepanjang jalan mata kami bertaut dengan keindahan alam Karangkobar. Rimbunnya pepohonan, ladang milik warga setempat, menjadi pemandangan yang tak membosankan.
Setelah kurang lebih dua jam dalam perjalanan dan beberapa kali bertanya, mobil yang kami tumpangi mulai masuk kawasan Dieng.
Oiya, kami sempat ketinggalan rombongan dan tidak mampir dulu di D'Qiano. Nggak apa sih karena di penginapan ini cuma makan siang.
Jadi kami segera menyusul ke trip berikutnya yaitu Candi Arjuna.
Eksotisnya Komplek Candi Arjuna
Foto ini saya ambil saat berkunjung bersama keluarga pada tanggal 15 Juli 2018, pukul 5.30 mengejar embun es |
Rupanya kami nggak mampu mengejar rombongan Famtrip Banjarnegara. Karena dari pantauan perbincangan di WAG, rombogan mulai memasuki Pendopo Soeharto - Whitlam.
Namun karena saya udah beberapa kali berkunjung ke komplek Candi Arjuna, boleh dong cerita sedikit ya.
Komplek Candi Arjuna terletak di dataran tinggi Dieng. Kawasan ini tak pernah sepi pengunjung meski bukan hari libur. Saya berkunjung kesini dengan beragam rombongan. Dari keluarga kecil kami, keluarga besar, teman kantor dari dua rombongan yang berbeda, sampai teman reuni SMP.
Dan saya bisa ngambil kesimpulan :
"Sesering apapun kamu berkunjung ke Dieng, nggak bakal bosan. Karena kamu bisa berkunjung dengan teman perjalanan yang berbeda. Juga melihat lokasi wisata di Dieng dari sudut mata yang berbeda. Keindahannya akan terus kamu temukan. Sepanjang segenap panca inderamu selalu terbuka lebar untuk menemukan keindahan yang baru"
Untuk memasuki kawasan Candi Arjuna ini tiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 15 ribu. Tiket ini bisa digunakan untuk mengunjungi komplek Candi Arjun dan Kawah Sikidang.
Komplek Candi Arjuna tak hanya tentang bangunan candi. Namun ketika berjalan, di sisi kanan terdapat komplek Dharmasala. Di sini juga terdapat dua sendang, yaitu Sendang Maerakaca dan Sendang Sedayu.
Saya pernah mendengar cerita saat bulan Juli 2018, mengikuti ritual pemotongan rambut gimbal di Telaga Cebong. Bahwa dari Sendang Sedayu ini lah, airnya diambil untuk jamasan sebelum ritual pemotongan rambut gimbal.
Memasuki kawasan candi, pengunjung mendapatkan pinjaman sarung kotak-kotak hitam putih. Bisa dipakai menjadi sarung sebelum memasuki gerbang candi.
Komplek Candi Arjunan juga terdapat beberapa situs candi lainnya. Model bangunannya membentuk deretan.
Di sisi timur terdapat Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Di bagian barat terdapat satu candi yang tersisa, yaitu Candi Semar.
Setiap kali berkunjung ke komplek Candi Arjuna, saya tak pernah bosan menatap pemandangan yang mengelilinginya. Deretan pohon cemara, bunga terompet, dan tanaman lainnya, bikin betah pengunjung.
Pict. by Pak Chaerudi |
Cukup dengan duduk di rumput, dan menatap seputar komplek candi bikin hati menjadi damai. Terlebih udara sejuk sesekali berhembus. Menyentuh, mengusap segenap indera.
Indera penglihatan ini menjadi jernih menatap hijau daun yang tumbuh subur. Indera penciuman pun jadi bersih karena alam yang masih terjaga keasriannya. Indera peraba ini bahkan mampu menyentuh permukaan embun bila berkunjung pagi hari. Seperti yang saya alami bulan Juli lalu.
Dari cerita teman blogger Famtrip Banjarnegara, usai kunjungan ke komplek Candi Arjuna, mereka beranjak ke Pendopo Soeharto, Whitlam.
Selama ini mana saya tahu kalo pendopo ini ternyata pernah menjadi saksi sejarah negri Indonesia?
Bangunan seluas 80 meter persegi ini terletak dekat dengan komplek Candi Arjuna. Pada tahun 1974, sekitar tanggal 6 September terjadi pembahasan antara Presiden Republik Indonesia, Bapak Soeharto dengan Perdana Mentri Australia, Grough Whitlam.
Mereka membahas tentang Timor Timur. Tapi ini masih butuh catatan tertulis untuk mengetahui kebenarannya. Mungkin itu yang membuat bangunan ini disebut Pendopo Soeharto - Whitlam.
Dari depan pendopo ini lah, saya dan teman-teman blogger dari Semarang bergabung dalam rombongan Famtrip Banjarnegara.
Kencan Sejenak Dengan si Lincah Kawah Sikidang
Begitu menaiki bus, ada kotak snack yang mampu mengusir lapar. Sebenarnya sebelum tiba di komplek candi, sopir ojek online kami sempat menawarkan untuk mampir makan siang. Namun kami tak ingin ketinggalan rombongan lagi untuk bergabung dalam trip berikutnya.Senangnya saat bisa bertemu dan mengikuti perjalanan menuju trip berikutnya. Kawah Sikidang ini memiliki cerita sendiri dalam hidup saya.
Sekitar tahun 1992 saya pernah berkunjung ke Kawah Sikidang. Dan lokasinya itu terletak dekat dengan jalan setapak yang saat ini terdapat warung-warung.
Kemudian setelah kawah, terdapat area luas yang tandus dan berwarna putih. Bila kaki menginjak di atas tanah itu, seperti empuk dan bisa mantul-mantul gitu.
Dulu saya sempat terselip rasa khawatir. Bila tanah yang tengah saya injak ini longsor ke dalam. Bisa kalian bayangkan dong, saya akan jatuh ke dalamnya.
Namun logika saya menyeret angan untuk berpikir jernih. Namanya tempat wisata, tentu bila berbahaya tidak akan dibuka untuk umum.
Nah, kemarin kami sempat menggunakan masker karena bau belerang begitu kuat berhembus. Bagi yang kuat sih nggak pakai juga nggak masalah. Karena masker saya pun hanya menggantung di leher. Sesekali aja saya gunakan, kalo ada yang merokok, haahahaa.
Pict. by Ika Puspita |
Dari bibir kawah, kita bisa melihat lompatan-lompatan kecil sampai agak besar. Karena suka melompat dan berpindah lokasinya ini, dianggap mirip hewan Kijang. Karena itu lah kawah ini dinamakan Kawah Sikidang.
Bisa saja suatu hari nanti, lokasi kawah akan berpindah dari lokasi saat ini. Siapa yang tahu, kan?
Kalian wajib loh mampir kesini kalo udah nyampe Dieng. Tiket terusan dari kunjungan ke Candi Arjuna bisa digunakan untuk masuk kawasan ini.
Pict by Ika Puspita |
Desa Wisata Dieng Kulon Yang Tak Pernah Sepi Pengunjung
Famtrip berlanjut menuju Desa Wisata Dieng Kulon. Di sini ada Mas Alif yang menjadi Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pandawa.
Mas Alif mengajak kami menyusuri perkampungan yang dekat dengan lokasi komplek Candi Arjuna. Di desa ini terdapat homestay yang siap menerima pengunjung lokasi wisata di Dieng.
Di salah satu homestay yang kami kunjungi, bahkan terdapat paket komplit bila ingin menginap di sana. Sekar Jagad Homestay ini menjadi pusat pembuatan kerajinan lukis kayu. Ruang tamu homestay menjadi tempat mereka memamerkan karya berupa hiasan lukis di atas kayu dari tangan sang pemilik homestay.
Terus terang saya takjub dengan hasil karya mereka. Bagi orang awam seperti saya, susah kayaknya melukis di atas kayu.
Saya sempat mengambil gambar beberapa lukisan di atas kayu tersebut. Semua terlihat menarik dan unik. Beberapa teman blogger bahkan ikut melukis, namun medianya diganti kardus.
Butuh ketelatenan ya untuk melukis di atas permukaan kayu gini. Enggak bisa asal melukis tapi emang butuh kesabaran. Apalagi kalo salah coret, kan jadi nggak bagus, hahahaa.
Saya sendiri nggak pede ikut melukis. Mending ngambil gambar kamar-kamar homestay yang disewakan aja. Sambil berbincang dengan pemilik rumah.
Dari dalam kamar saya mendengar Mas Alif bercerita tentang konsep desa wisata. Menurut Mas Alif, Desa Wisata bisa disebut seperti itu karena ada tiga hal pokok. Yaitu Something to See, Something to Do, Something to Buy.
Coba deh kalian nginap di homestay di Dieng Kulon, pemandangan yang cantik akan tersaji sejauh mata menatap. Bangun pagi menatap langit yang biru dengan perbukitan dan ladang penduduk, seakan surga yang gampang kita nikmati. Ini merupakan konsep Something to See.
Something to Do adalah dengan mengikuti paket nginap dan kegiatan pemilik homestay, mulai dari bangun pagi dan berjalan ke kebun. Ikut menyiangi rumput liar di kebun, pasti menjadi sensasi wisata yang bakal mengendap dalam hati kalian.
Atau bisa juga sekedar berjemur dan menikmati vitamin D gratis yang luar biasa hangatnya. Kalo pun udara dingin sesekali menyentuh permukaan kulit, nggak bakal bikin kedinginan. Karena ada sajian teh panas serta Tempe Kemul.
Nah, konsep Something to Buy bisa menjadi kegiatan bagi pengunjung untuk membeli hasil karya warga desa. Seperti ukiran, lukisan di atas kayu, sebagai oleh-oleh dan kenang-kenangan dari Desa Wisata Dieng Kulon.
Atau bisa juga membeli oleh-oleh makanannya yang beragam. Yaitu Carica dan Terong Belanda yang dikemas dalam wadah plastik. Manisan ini berkhasiat banyak.
Seperti Terong Belanda yang katanya bisa untuk menurunkan tensi dan kolesterol.
Ada toko oleh-oleh yang sudah lama ada di dekat tempat bus rombongan parkir. Di sana tersedia Carica dan Terong Belanda yang dijadikan manisan, Purwoceng, dan beragam oleh-oleh lainnya khas Banjarnegara.
Melempar Batu di Sumur Jalatunda
Gerbang menuju Sumur Jalatunda Pict by Gus Wahid |
Kunjungan hari pertama Famtrip Banjarnegara 2018 adalah di Sumur Jalatunda. Saya sempat shalat dulu sebelum menaiki tangga yang jumlahnya puluhan itu.
Saya dan keluarga juga pernah berkunjung di Sumur Jalatunda ini sekitar tahun 2014.
Kemarin saya tertawa menyaksikan teman-teman seperjalanan yang menghitung anak tangga saat naik dan turun. Katanya, hasil hitungan mereka saat naik dan turun tidak sama.
Sumur Jalatunda dulunya merupakan lubang kepundan yang mengalami letusan dahsyat. Sehingga menjadi sebuah sumur dengan kedalaman 100 meter dan diameter luasnya 90 meter.
Msyarakat setempat meyakini bahwa siapa yang berhasil melemparkan batu tiga kali berturut-turut dan mengenai tebing di seberang, keinginannya akan terwujud.
Bermalam di D'Qiano Sambil Berendam di Kolam Air Panas
Senja mengantarkan perjalanan kami berikutnya menuju ke D'Qiano Hot Spring Waterpark Dieng. Di penginapan yang terletak dekat dengan Kawah Sileri in lah kami akan bermalam.Udara dingin mulai merambat permukaan kulit. Saya masih bisa menahan dingin di kulit. Hanya bau belerang memang masih mengantarkan perjalanan ini.
Saya bersama teman perempuan mendapatkan kamar nomer 7. Terdapat dua lantai dengan lantai 1 ada kamar untuk dua orang dan kamar mandi dalam, serta ruang tamu.
Namun kami berlima, yaitu Ery, blogger Purbalingga, Gita blogger dari Banjarnegara memilik gabung dengan kami di lantai 2. Kami tinggal nyeret kasur satu untuk menambah fasilitas tidur di lantai 2 yang hanya untuk 4 orang.
Cerita selengkapnya akan saya tuliskan pada artikel selanjutnya ya. Terlalu panjang kalo ditulis di sini semua. Nantikan ya cerita tentang D'Qiano dan juga makan malam yang mengenyangkan. Wassalamualaikum.
Banyak ya yang bisa di eksplor di Dieng, aku belum mengunjungi semuanya. Memang cocoknya kalau ke Dieng itu mandinya air panas, soalnya dingin bangeet.
BalasHapusAku jadi kangen Dieng, udah lama enggak main main ke sana...
Ayo diagendakan dulu mbak, pakai nginap ya agar bisa kulineran juga sepuasnya
HapusLengkap banget, sakseis bikin mupeng ke dieng mbaaa, dulu aku ada rencana ke sana, tapinbaru seperempat jalan uda puter balik lantaran macet total pas menuju puncak plateunya, terus ada mobil di depan mogok, jadilah balik arah ke teh tambi hiks
BalasHapusBener2 asyik, btw famtrip begini bagaimana cara ikutannya ya, bareng2 bloggerkah
Ga kebayang pas nyusuri karangkobar, klo aku yg ikut dijamin muntah mabok darat ga berkesudahan, tapi klo inget nyampe tujuan pesti ilang sudah karena tergantikan oleh pemandangan indah penuh bunga bunga terompet khas gunung
Btw aku selalu penasaran dg cerita legenda setempat, ntah yg ritual rambut gimbal atau yang lempar di tebing itu
#maklum suka cerita cerita yg sedikit horror daerah hihi
Wah sayang juga gagal, tapi karena faktor ada macet di jalan ya. Diulang lagi dek jalan-jalan ke Dieng
HapusDieng, salah satu destinasi wisata yang pgn banget aku kunjungi dari pertama kali tau soal kecenya pemandangan di Dieng. Dan kalok baca dr tulisan dikau ini mbk, ternyata ada banyak pemandangan kece yang tersaji mulai dr jalan menuju dieng. Aaakkk makin pengeenn. Doain aku bisa ke sini ya mbk. Matur nuwuuunnnn
BalasHapusNginap ya 3day2night, biar puas jelajah Dieng di Banjarnegara. Semoga terwujud tahun depan ya mbak
Hapusdieng, salah satu destinasi yg unik menurutku. anak2 gimbal asli ada disana. saya sempat bingung, kok masih kecil udah pada gegayaan gitu. ternyata gimbalnya itu emang asli, ga dibuat2.
BalasHapusIya, gimbalnya asli dan mesti digunting dengan upacara khusus. Pakai nurutin keinginan anak yg rambutnya gimbal
HapusMasyaAllah yang sering kesana aja gak bosan ya mbak apalagi yang belum pernah, Jadi ikut terpesona dengan melihat foto2nya
BalasHapusFotonya nggak semua aku taruh sini. Masih banyak yang disimpan
HapusDuh duh...mobilku melu disebut sebut iwk, mbayar royalti! Hahaa
BalasHapusKita idem mbak, 4x dlm setahun trakhir. Luar biasa memang Dieng, cakep kayak aku wakakkakaka
lumayan fotoku ikut nyanthel...
BalasHapusDieng selalu ngangenin ya mba.. mau banget lah ke sana lagi..lagi..dan lagiiii ��
BalasHapusduh juara nih si ibu, ibarat kata, udah jadi traveler sejak tahun 80an, kita2 ini masih bau kencur banget. kaget juga pas tau tahun 88 pernah naik gunung sindoro, dan seumuran dengan ibuku, hehehe
BalasHapustulisane bikin minder bloger yg lain nih. 😍 Keren.
BalasHapusCeritanya bikin aku mupeng. Dieng ternyata keren banget ya mba. Aku sampe bookmarks loh postingannya hehehe
BalasHapusPesona Dieng kayaknya gak bakal ada habisnya. Banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat di sana. Kalau dekat kayaknya saya bisa berkali-kali ke Dieng
BalasHapusBeneran mba susah move on kalau ke Dieng? Saya jadi makin penasaran pengen kesana. Pemandangan di komplek candi arjuna juga bagus. Semoga ada rezekinya bisa kesana Aamiim
BalasHapusPerjalanan kemarin itu lucu, seru dan mengasyikan juga. Untung saja ya, Mba Wati, Mba Ika, Mba Nia dan Mas Wahid itu ketemu kami di Kompleks Candi Arjuna sebelum ke Kawah Sikidang, coba kalau enggak, bakalan kejar-kejaran lagi.
BalasHapusHmm, yang di D`Qiano sebenarnya seru ya kalau renang air hangat, tapi apa daya, kita mah ogah basah-basahan. Cukup mereka saja ya yang renang, kita lihat sambil menikmati teh hangat. :D
Nyesel banget pas ke Purworejo, nggak sekalian mampir ke Dieng, padahal katany udah deket ya, list pesona Dieng dari Mba Wati makin membuatku pengen ke sana
BalasHapusMbaaak, beneran ya kalau ke Dieng sekali pingin kembali lagi ke Dieng? selalu dech kalau lihat postingan Dieng di blog teman-teman, yang kuucap, Masya Allah sungguh indah dan sehari di situ keknya masih kudu nambah hari ya. Beberapa kali saya bikin itinerary ke Dieng belum juga terwujud nih Mbak, padahal sudah pernah ngelewatin tinggal mampir sebentar meski di tulisan Diengnya saja kan lumayan punya kenangan Dieng ya.
BalasHapusBunda blm pernah ke Dieng, cuma lewat blog2 aja baca dan dan keindahannya.
BalasHapusenvy.. dulu kesitu udah lama banget, fasilitasnya blum kaya sekarang. Pingin balik ke dieng lagi sambil bawa anak-anak, doakan yaa mba..
BalasHapusPengen banget ke D'Qiano ��
BalasHapusDulu aku sampe bosan ke Dieng karena nemenin temen2 yg main ke Wsb. Tapi sekarang jadi kangen
Ah jadi kangen traveling mba... Aku blm pernah ke Dieng ini kepingin bngt.. foto2nya baguss bngt
BalasHapusMbak Wati aku pernah Dieng waktu SMA dan zaman itu blm punya kamera. Pengen balik lagi ke sana. Pengen banget pas kemarin yg heboh embun upas di Dieng itu lo. Penasaran
BalasHapusDieng beutiful banget ya..aku belum pernah nih ke Dieng, setidaknya kalau nati ke Dieng sudah punya referensi. Thanks ya mbak sudah sharing.
BalasHapusDieng memang luar biasa, udah lama aku pengen ke Dieng belum kesampaian juga hiks :(
BalasHapusMm.. Anu.. Aku masih ngeri sama dinginnya. Tapi asli penasaran pingin ke sana lagi
BalasHapusAku mainnya belum jauh nih belum pernah ke Dieng. Tapi dari postingan ini jadi tahu banyak. Makasih Mbak :)
BalasHapusMbak Wati keren banget. Tahun ini udah empat kali ke Dieng. Aku aja belum pernah sama sekali ke Dieng. Semoga nanti akan ada rejeki dan kesempatan biar aku bisa ke Dieng.
BalasHapuscius mbak sudah ke dieng 4x ... luar biasa mbak wati. saya juga pengen banget bisa keliling pulau jawa, diawali dari jawa barat, eksplore yang terdekat dulu, lanjut ke jawa tengah dan jatim. salah satunya ya ke dieng. mupeng baca ulasannya mbak wati :-)
BalasHapusHarusnya,
BalasHapusada penjelasan ilmiah mengenai kawah Sikidang yaa..
Karena keunikannya ini, banyak yang penasaran pasti.
Belum berani ke Dieng kalau masoh punya balita. Terlalu beresiko sama cuaca.
BalasHapusAku udah niat banget main ke sini dengan anak-anak dan suami mba.. soalnya asli tempatnya bagus banget dan incredible. Semoga soon bisa segera kesampaian yaaa
BalasHapusHuwaaa seru ngetripnya, pengen ngintil.
BalasHapusTerakhir ke Dieng, kemarin abis lebaran sama komunitas Bukalapak.
Nggak sempet mampir ke Kawah, karena udah sore. Tapi sempet ke telaga warna.
Dieng nggak habis untuk diexplore emang.
Pingiin bgt ke Dieng dr entah kapan tauk blm kesampaian aja hiks
BalasHapusSalah satu destinasi yang pengen banget aku kunjungi ya Dieng ini kak huhu tapi belum kesampaian kesana .
BalasHapusBener banget mbak susah Move on, aku uda dua kali ke sana dan kalau ada kesempatan mau kesana lagi bawa keluarga
BalasHapuskesimpulannya bener pake bangettt. Aku baru dua kali ke Dieng dan masih ingin kembali kesana, asalkan ga musim desek2an pas kayak festival itu mbak :)
BalasHapusUdah pernah ke Dieng waktu bulan ramadhan belum mbak? Rasakan sensasinya. Hehe
BalasHapusCantik sekali ya pemandangan alam bersama candi-candi ini. Klasik dan eksotis.
BalasHapusPilihannya banyak skrg ya wisata ke Dieng mbak
BalasHapusWah seru farmtripnya. Aku belum pernah ke Dieng sih sebenarnya tapi jadi mupeng lihat gambar-gambarnya Mbak Wati ini.
BalasHapusWaktu ke arahh Banyumas sempat disarankan mampir juga ke DIeng tapi waktu itu nggak sempat. Padahal pesonanya luar biasa bagus ya mba. Pengennya suatu saat bisa ke Dieng :)
BalasHapusDieng masih dingin ya mak sampai sekarang? hehe aku blm pernah ke sana tapi sering denger soal keeksotisan area Dieng :D
BalasHapusOoo namanya candi Arjuna, apa sama dengan yang dikenal sbg Candi Dieng itu? Atau beda lagi?
Aaww jadi mupeng pengin ke Dieng lagi nih mbaaa... Dulu pas lebaran masuk ke Dieng susyee banget, pas di tanjakan itu ngantrinyaaaa ampun deh.
BalasHapusNoted ini blog.. heheh.. rencana akhir tahun ini sih mau ke dieng ajak anak-anak. kira2 umur 5 tahun aman gak sih mba dibawa ke dieng??
BalasHapuswohooo, Mbak udah bisa jadi tour guide khusus ke Dieng nih yah, secara udah familiar banget dengan Dieng.
BalasHapushmm, itu konsep nya keren deh; emang seperti begitulah ya Mbak jika kita melakukan trip itu :)
Mbak Wati ke sini sama Mbak Ita ya? Aku nggak diajak ih.. Ngambek nih.. :(
BalasHapusAku belum pernah ke Dieng lho, Mbak.. pas habis nikah suamiku bilang pengen ajak ke sini, tapi belum kesampaian..hiks..
Daku juga dicolek Idah ni mba tapi nggak bisa ikutan huhu, pengen ke desa wisatanya..
BalasHapusAduh jadi kangen Dieng terakhir kesana 2014 sebelum hamil anak pertama, naik puncak sikunir yang aduhai crowdednya padahal tahun 2009 waktu Sunrise tour pertama kali ada hanya aku dan rombonganku (cuma ber5) yang naik ke Sikunir buat menikmati sunrise.. Semoga next bisa full team main ke Dieng bareng keluarga amin...
BalasHapusAsyik, kumalah belum pernah kesini 😁
BalasHapusaku belum pernah ke dieng sekalipun. kasihan deh aku padahal pingin
BalasHapusaku sering keliru wisata dieng sama wisata ke puncak bromo...
BalasHapusPemandangan di candi Arjuna bagus banget.
BalasHapusAku belum pernah ke sana, ke Dieng juga belum pernah. Btw kalo hawa dingin, berendam di kolam air panas, asyiiiiik, bisa mengurangi capek2 di badan juga ya.
Masha Allah pemandangannya, huhu kapan ya bisa ke Dieng ...
BalasHapusDieng ada dilist destinasi wisatanya Dirga mbak hehe...Dirga pingin ke sana, matur suwun infonya
BalasHapusYa ampun mba.. saya dari honeymoon ingin sekali ke dieng. Sampai sekarang sudah punya anak, belum kesampian. Blm ada kesempatannya. Huhu ingin sekali kesana.
BalasHapusSaya sdh bbrp kali ke dieng. Tapi rasanya tetep belum full eksplore deh hehehe. Dan masih penasaran pengin ngerasain salju ala dieng yg viral ituu..tfs mbak :)
BalasHapusSemoga kita jumpa lagi ya, Mbak Wati.. Kemarin ke Dieng yg penuh pesona, semoga esok ke tempat lain yg tak kalah menariknya.
BalasHapusWaah, ini yang pas pamer di grup WA itu ya Mba? Yang kayanya lagi kruntelan di tenda sama Mba Ika, wkwk.
BalasHapusAku pengen banget ke Dieng, kapan yaaa, huhuu.
Wah aku hanya baru dengar cerita2nya aja tentang keindahan dieng penasaran ingin lihat langsung
BalasHapusajak aku ke Dieng Mbaaaak, asyik banget ya bisa berlibur ke Dieng bareng teman-teman, kesannya jadi lebih seru
BalasHapusDieng sama bromo aku belum pernah ke sana dua-duanya. huhuhu, sedih, belum menikmati indahnya Indonesia.
BalasHapusPernah baca ada yang berani turun ke kolam belerangnya, wuiih bikin aku penasaran juga. Smeoga bisa secepatnya kembali ke Dieng aah :)
BalasHapusDuh, Dieng. Destinasi alam yang kepengen banget aku sambangi. Belom ada kesempatan aja. Semoga bisa segera ke sana. Bareng keluarga juga. Pasti seru. :)
BalasHapusSemoga tahun depan bisa ke sini. Belum jelajah Jawa Tengah.
BalasHapusDieng, sejak dulu pengen bnget ke Dieng tp belum terlaksana hhhu
BalasHapusDieng emang pujaan hati banget, aku suka keindahan semuanya yang ada di Dieng. Ah apalagi caricanya, pas dari sana aku borong carica 14 plastik wkwkwk saking sukanya sekeluarga dengan carica.
BalasHapusLengkap dan bagus-bagus ya. Belum pernah kesana. Semoga bisa kesampaian tahun depan.
BalasHapusMbak, postingan ttg Dieng ini sukses membuatku baper pengen kesana lagi, pengen explore lebih lama. Pas kesana 2012 lalu, ke kawah si kidang, telaga warna dan candi.
BalasHapusah mba watiii, aku masih terus masukin dieng ke wish list niih
BalasHapuskapan yaa benran bisa cek list tersebut
blom kesmapaian nih pdhal dah mau abis 2018nya
Aku belum pernah nih ke Dieng tapi aku ingin kesana juga, karena ingin merekam momen kehidupan kalau sudah pernah kesana. Lihat post beberapa teman bikin iri.
BalasHapusBelum pernah ke Dieng. Pengen banget ke sana LD
BalasHapusAMoga2 bisa nih tahun depan ke sana sama keluarga. Mau lihat kawah Sikidang. Wah bisa pindah2 temapt gtu knp yaaaa
Saya belum pernah pelesir ke kawasan Dieng sebelumnya. Baca ini bikin saya pengin ke sana.
BalasHapusBtw, sudah lama nih saya nggak makan Carica. Terakhir makan kayaknya pas masih kuliah dulu, pas main ke Purwokerto. Jadi kangen makan Carica lagi.
Unik juga ya mba Kawah Sikidang itu, bisa berpindah-pindah letaknya. Aku jadi pengin balik dolan ke Dieng lagi mba. Dulu kesana pas lebaran, duuuhh susah banget pas perjalanan menuju Dieng. Muaceeetttt parah.
BalasHapusDieng ini salah satu yang jadi list destination aku. Pengen banget ke sini pas Dieng festival. Semoga tahun depan kesampaian utk ke sini.
BalasHapusJalan-jalan ke Dieng yang kaya...
BalasHapusTernyata banyak yang bisa di eksplor setibanya di sana.
Bener-bener gak cukup hanya sekali yaa...
Aiih, aku jadi kepingin ke Dieng. Keren banget, aku harus sekali kesana biar nanti keterusan
BalasHapusSetujuuuu, Dieng keceh nya pake banget...saya pun pengen ke sana lagi, walau entah kapan bisa menjejakkan kaki lagi di sana. Hiks
BalasHapusbelum pernaaah ke Dieeeng, aaaaak pengeeen, :D
BalasHapusHuhu...jadi pengen ngetrip bareng lagi, kan. Semoga tahun depan bisa mengulang perjalanan ke Banjar lagi ya mbaaak
BalasHapusImpian yang sampe sekarang masih belum terwujud ya ke Dieng, huhu.. Semoga bisa jalan-jalan kesana bareng keluarga :D
BalasHapus