Tidak Harus Bersakit-Sakit Dulu Kalo Ingin Langsing - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 14 Juni 2025

Tidak Harus Bersakit-Sakit Dulu Kalo Ingin Langsing

Assalamualaikum Sahabat. Ada kah yang mengalami hal sama dengan saya? Kondisi tubuh mendekati obesitas tapi ingin langsing? Kayaknya nggak mungkin, seperti mimpi saat tidur siang bolong. Apalagi ada jargon, perempuan udah memasuki usia 40 tahun lebih dengan BB obesitas bakal susah mewujudkan tubuh langsing.



Ada yang bilang perempuan rela sakit demi bisa langsing. Tidak hanya itu sih, bahkan ikhlas mengeluarkan duit sepanjang tubuhnya bisa tampak cantik. Bahkan banyak juga yang mengambil jalan pintas mengonsumsi pil penurun berat badan. Duhhh kalo ini sih sahabat harus hati-hati yaa, karena siapa yang tahu kandungan pil ini? 

Sepengetahuan saya pil pelangsing ini efeknya bisa merusak ginjal. Dari berbagai pengalaman teman atau kenalan yang cerita, kalo ginjal mereka bermasalah gara-gara minum pil pelangsing. 

Rela Berkorban Demi Tubuh Langsing?

Perempuan terlahir di dunia dengan banyaknya tuntutan. Saat masa pertumbuhan ada yang melarang gadis kecil jangan banyak makan. Begitu memasuki masa remaja, makin banyak larangan dan pembatasan konsumsi segala jenis makanan.

Tuntutan ini terus berlanjut hingga mereka menjadi perempuan dewasa hingga akhirnya menikah. Seakan perempuan tidak memiliki keputusan pribadi karena harus mendengarkan banyaknya tuntutan.

Bagi yang sudah pernah memiliki anak, atau kalian saat ini usai masa memberikan ASI, kalo punya tubuh yang masih sama kondisinya adalah satu keberuntungan. Hal ini tidak akan dialami oleh ibu yang meski sudah tidak lagi memberikan ASI dan tubuhnya tidak mau menyusut. 

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu manfaat pemberian ASI eksklusif adalah penurunan berat badan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana tubuh bisa membakar sekitar 500 kalori ketika memproduksi ASI. 

Namun sayangnya tidak semua perempuan bisa sukses menurunkan BB meski dia sudah memberikan ASI pada si baby. Saya mengalami penurunan tapi prosesnya lambat. Itu pun sudah saya imbangi dengan olahraga di salah satu sanggar senam.

Perempuan yang ingin bisa langsing sebenarnya sudah melakukan banyak cara. Ada yang sampai tidak makan malam dan bahkan beraktivitas tanpa sarapan saking takutnya BB naik. 

Ada pula yang menyarankan berpuasa sunnah kalo ingin mempertahankan tubuh tetap langsing. Saya sendiri meyakini hal ini karena pernah melakukannya hanya sayangnya tidak konsisten. 

Ingin Tubuh Langsing Atau Sehat, Sahabat?

Saat saya memasuki usia 40 tahun, ada seorang tetangga yang mengingatkan agar tetap menjaga tubuh tetap langsing. Saya tadinya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Apalagi saat itu berat tubuh saya di kisaran angka 54 tahun. Cukup sih karena tidak terlihat gemuk ataupun kurus. Dengan tinggi badan 158 cm BB 54 kg itu udah ideal.

Saya tidak menyangka omongan tetangga yang mengingatkan tentang perubahan berat badan begitu memasuki usia 40 itu tidak candaan. Saya sudah lupa kapan BB mulai menunjuk arah kanan di timbangan, hahahaa.

Singkat cerita BB saya pernah di angka timbangan mencapai 79 kg. Itu ya untuk menurunkannya saya sampai ikut program salah satu produk kesehatan. Harga produknya mahal, kita harus komitmen mengikuti programnya, dan kadang gagal. Karena itu setiap member harus beneran konsisten mengikuti aturan. 

Iyaa, ada yang gagal dan hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Seorang ibu-ibu yang barengan dengan saya memulai programnya, gagal menurunkan BB hanya karena dia ngemil kacang atom. Gilak sih!

Saat itu saya benar-benar patuh mengikuti semua aturan yang sudah ditentukan oleh konsultan. Pagi datang ke salah satu cabang dan meminum jus yang isinya nutrisi buah dan sayuran. Saya dan member produk kesehatan tinggal datang dan minum karena semua udah disiapkan konsultan masing-masing. 

Setiap 10 hari kami ikut penimbangan, yang penilainnya lengkap. Timbangan tersebut nggak hanya menunjukkan BB, tapi juga jumlah lemak tubuh, masa otot, BMI, bahkan usia kronologis dan biologis. Jadi awalnya saya ikut kan usia kronologis saya tuh di angka 50 tahun. Sementara usia biologis saya adalah 63 tahun. Pengen nangis nggak sih, Ya Allah ampuni saya udah mendzalimi tubuh ini.

Nah gini nih penjelasannya, usia yang tercatat di KTP disebut dengan usia kronologis, yang dihitung sejak kita lahir ke dunia ini. Sementara itu, usia tubuh kalian yang sebenarnya disebut dengan usia biologis. 

Usia biologis sahabat bisa saja lebih muda atau lebih tua dari usia kronologis. Seseorang yang berusia 50 tahun bisa saja memiliki usia biologis 30 tahun. Demikian pula dengan seseorang yang masih berusia 30 tahun, namun usia tubuh sebenarnya adalah 50 tahun. Kok bisa gitu, apa yang menjadi penyebabnya?

Penjelasannya sederhana ya gaiiis. Proses penuaan adalah lumrah dan semua orang akan mengalaminya. Setelah usia memasuki 30 tahun, bentuk, komposisi, dan fungsi organ-organ dalam tubuh akan mulai mengalami penurunan. 

Namun tidak semua orang mengalami penuaan dalam kecepatan yang sama. Jika seseorang mengalami proses penuaan yang lebih cepat, maka usia biologisnya akan lebih besar daripada usia kronologisnya.

Proses penuaan ini bisa ditunda, sepanjang sahabat menjalani gaya hidup yang sehat. Seperti tidak memasukkan makanan sembarangan ke dalam tubuh, istirahat cukup atau tidak suka begadang, tidak pernah olahraga, mager, merokok, dan kerja bagai kuda tanpa kenal lelah. Ohh boleh loh kerja demi mengumpulkan pundi pundi dolar. Namun harus seimbang dan tetap hindari stres.

Kalo gaya hidup sembarangan, ya jangan harap tubuh memiliki usia biologis lebih muda dibanding usia kronologis. Seperti saya kala itu kaget karena usia biologi ternyata selisih 13 tahun dari usia kronologis. 

Namun alhamdulillah seiring berjalannya waktu, dengan mengikuti juklak dari konsultan, BB turun, masa otot meningkat, lemak tubuh turun, dan usia biologis adalah 45 tahun. Masya Allah Tabarakallah.

Sayang sungguh sayang, saya berhenti karena tiap bulan harus siapkan dana minimal 2 jutaan - 3 jutaan. Saat itu alhamdulillah saya dapat sokongan dana dari suami. Dia juga ikutan tapi nggak seperti saya yang memang memilih program yang lebih mahal. Bayangkan dong berapa duit yang  harus suami siapkan setiap bulannya, bisa 5 juta lebih. 

Memang setelah ikut program ini tubuh saya sehat sentosa. Tapi saya merasa lama lama kok sayang duitnya. Apalagi berat tubuh udah berkurang sebanyak 17 kg, dari semula 79 kg menjadi 62 kg. Senang dong tentunya karena udah komitmen menjalaninya tanpa ngemil ngemil seru, hahahaa.

Tubuh BB 62 TB 159 cm

Setelah berhenti, beberapa bulan sesudahnya saya sakit. Karena kurang lemak tubuh, kalium, gula darah, semua rendah setelah dites. 

Jadi ceritanya saya udah berhenti jadi member, masih tetap ketat soal makanan namun konsumsi buah dan sayur kurang tercukupi. Ya pasti lah, kalo konsumsi jus itu kan isi kandungan buah dan sayurnya udah sesuai standar kebutuhan. Sementara konsumsi buah dan sayur yang saya pilih masih kurang banyak. Buah dan sayur yang saya konsumsi tidak sebanyak dengan produk jus sehat ya karena ga mungkin kan makan sekali langsung sejumlah 1 kg. 

Begitu pulang dari rumah sakit, dan proses penyembuhan beres. suami ngajakin kulineran. Ya Allah melar lagi dong tubuh saya, sahabat!

Hanya ucapan suami yang tidak peduli BB mau gemuk atau langsing, yang menguatkan saya. Itu sebabnya saya tetap percaya diri tampil keluar rumah karena segitu besarnya cinta suami pada istrinya ini. Hihihi.

Kata suami, nggak penting langsing kalo saya gampang sakit. Yang penting penuhi nutrisi, nggak boleh diet, harus makan dan jangan pilih-pilih. 

Eh gimana dong akhirnya? Ya saya aslinya pengen langsing tapi sehat. Cuma karena masih suka kulineran ya jadinya gagal deh.

Pengorbanan Menjadi Sehat, Langsing Itu Bonus!

Selama dua tahun ini saya dan suami sering jalan jalan bersama teman putih biru karena kami satu sekolah, bahkan satu kelas saat akhir masa pendidikan. Jalan jalan kami udah ke beberapa tempat, dari pantai sampai pegunungan. 

Namanya jalan-jalan tentu saja ada waktu kulineran. Ya iya lah masa nggak makan selama jalan?! 

Urusan makan biasanya ditentukan sebelum berangkat. Kadang tugas saya yang menyortir pilihan tempat makan. Biasanya kami memilih tempat makan yang nyaman, bersih, dan ada beberapa pilihan menu.

Jalan-jalan ke tempat wisata juga tentunya dibarengi dengan foto selfie atau berombongan. Nah tahu nggak sih, sepulang jalan-jalan saya malah sedih kalo lihat hasil foto. Tubuh saya kok kayak papan iklan ya, kotak gitu, hiksss.

Si obesitas tetap pede bergaya 😂

Aslinya saya udah berusaha mengatur pola makan, olahraga, cuma ya kurang konsisten. Jadi BB masih di angka 80 lebih. Kadang turun 3 kg, ntar naik lagi 4 kg. Malah makin melebar ke samping kanan kiri yaa. Sampai akhirnya BB saya awal tahun 2024 itu mencapai 88 kg. Pengen nangiiis, hikss.

Tapi saya nggak percaya loh dengan ucapan banyak orang, kalo pada usia di atas 40 tahun dan terlanjur gemuk sampai obesitas, susah menurunkan BB. Ini mitos!

Bila perempuan ingin memiliki tubuh ideal, tentu akan banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Sepanjang kita bisa mengatur gaya hidup yang berkualitas, pasti bisa mewujudkan impian tubuh langsing. Saya meyakini ini sejak lama meski saat itu belum bisa membuktikan. Tubuh saya tetap aja merujuk pada kondisi obesitas. 

Sampai satu ketika mendadak saya mendapat pencerahan, hahaha. Yah gitu deh, ketika sudah niat saya bisa dengan tekun dan konsisten menjalankan satu program khusus. Yaitu mengubah gaya hidup yang lebih sehat demi menjadi lansia yang sehat. Masya Allah semoga selalu konsisten menjalankan ikhtiar ini hingga semampu tubuh ini.

Sebenarnya pencerahan yang saya alami itu sudah sering terjadi, hanya ya kadang lewat gitu aja. Kali ini pencerahan ini merasuki jiwa saya hingga bikin galau. 

Ada banyak kasus kan ya tentang orang yang udah masuk usia pensiun, mendadak masuk rumah sakit. Dulu saat masih produktif, penyakit tersebut nggak ada. Mendadak muncul begitu pensiun. Itu pengakuan keluarga. 

Mungkin bisa saja penyakit itu udah ada gejalanya namun tidak dirasakan oleh si pasien. Dan orang Indonesia itu terkenal enggan melakukan medical check up rutin. Kalo kata dokter yang pernah merawat suami saat kena serangan jantung, kebanyakan takut bila tahu ada penyakit di tubuhnya.

Padahal bila rutin melakukan medical check up, kita bisa mengantisipasi dengan pengobatan yang lebih ringan. 

Kita semua tahu kalo takdir adalah kuasa Tuhan. Namun Gusti Allah juga mengingatkan hambaNYA agar selalu berikhtiar menjaga kesehatan. Dari sini saya yang ingin menua dal keadaan sehat, berikhtiar dengan menjaga pola makan yang lebih baik. Harapannya juga dengan mengubah pola makan, rajin olahraga, bisa mewujudkan impian tubuh melangsing, aseeekkk.

Seperti di awal tulisan, katanya saat menginjak usia 40-an, menurunkan berat badan akan terasa semakin sulit dilakukan. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan tingkat aktivitas, kebiasaan makan, dan pengaruh hormon. Tapi jangan patah semangat. 

Beberapa langkah berikut ini dapat membantu kita untuk hidup lebih berkualitas, sehat dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan. Siapa tahu bonusnya tubuh jadi langsing, ye kaaan.

Ya meski usia udah masuk separo abad namun kita inginnya bisa tetap produktif dan bermanfaat tentunya.

Pada usia ini, perempuan akan masuk masa perimenopause, yaitu masa transisi sebelum memasuki menopause. Bahkan ada juga yang belum usia 50 tahun udah menopause. Masa pre metabolisme tubuh akan semakin melambat, sehingga banyak wanita yang rentan mengalami kenaikan berat badan.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan ketika usia 50-an, yaitu :

1. Lebih banyak bergerak dan jangan terlalu lama duduk

Mager usai masak bagi IRT, atau pekerja yang sibuk di tempat kerja, kayaknya asik juga ya. Namun ternyata duduk dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat upaya kalian menurunkan berat badan.

Bagi kalian yang masih bekerja, disarankan lebih aktif di kantor dengan bangkit dari tempat duduk dan berjalan kaki selama 5 menit setiap 1 jam. Selingi juga dengan latihan atau stretching setiap beberapa jam agar otot tidak kaku dan pegal. Hal serupa juga berlaku bagi IRT, jangan rebahan sambil nonton drakor terus menerus. 

Perlu diketahui pula, bergerak dapat membakar banyak kalori dan mengurangi lemak tubuh yang berlebih. Itulah sebabnya menjadi aktif sepanjang hari merupakan hal yang penting untuk mendapatkan tubuh langsing.

Rutin jalan kaki tiap hari

Tentukan waktu khusus untuk berolahraga rutin. Mengorbankan waktu setiap hari dengan durasi 30 menit - 1 jam untuk olahraga akan menjaga tubuh kalian tetap sehat dan bugar. 

Olahraga yang konsisten dalam waktu tertentu juga akan menjauhkan kalian dari resiko penyakit jantung, kolesterol, asam urat, dan penyakit tidak menular lainnya. Jadi nggak sia-sia mengorbankan waktu dan tenaga demi mendapatkan tubuh sehat, bonusnya langsing, Alhamdulillah.

2. Atur pola makan dengan baik

Menjalani pola makan yang baik di usia 50-an merupakan cara tepat untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan sehat.

Pada rentang usia ini, mendapatkan cukup protein dapat menurunkan berat badan dan mengembalikan fungsi otot. Selain itu, kalian disarankan mengonsumsi makanan berserat tinggi untuk melancarkan sistem pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Kurangi atau hentikan kebiasaan makanan tinggi garam, gula, dan lemak jenuh atau kolesterol. Hindari makanan terbuat dari tepung seperti gorengan, kue, roti, dan snack manis.

Tidak lagi mengonsumsi jajanan yang enak di mulut namun efeknya tidak baik untuk tubuh, bagian dari pengorbanan. Sering loh saat saya menolak gorengan malah dianggap milih milih makanan. Hidup cuma sekali, ngapain repot nolak makanan enak, begitu kata teman jalan jalan saya.

Eh kalimat di atas harusnya diubah! Hidup memang sekali, mengapa kita tidak menjaga tubuh dengan memilih makanan yang lebih sehat? Bukankan nanti saat kita kembali pada Sang Pemilik, bakal ditanya, mengapa saat di dunia kamu makan sembarangan hingga segala penyakit datang? Mengapa tidak menjaga tubuh yang diberikan oleh Sang Pemilik dengan sebaik baik ikhtiar?

Ahh sudah lah, kita hanya bertanggung jawab pada tubuh kita sendiri. Yang merasakan tubuh sehat dan tidak juga diri sendiri. Jadi ya pilihan masing-masing aja yaa.

3. Istirahat Yang Cukup 

Siapa sangka tidur malam hari yang berkualitas berpengaruh dengan kondisi tubuh. Kalo kalian obesitas, tidur kurang dan suka begadang, bakal susah menurunkan BB.

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena obesitas dan membuat cara melangsingkan tubuh menjadi semakin sulit dijalani.

Jadi, usahakan untuk tidur selama 6 - 8 jam setiap malam, ya. Selain itu, tingkatkan kualitas tidur dengan meminimalkan cahaya di kamar dan menghindari menonton TV atau penggunaan ponsel sebelum tidur. Matikan data internet jadi nggak bakal deh scroll sosial media sebelum tidur.

Ikhtiar menjalankan gaya hidup yang lebih baik, bukan hanya menjadi tujuan mendapatkan tubuh yang sehat.  Langsing Itu Bonus! Wassalamu'alaikum.

Tidak ada komentar: