Strategi Shalat di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 09 September 2023

Strategi Shalat di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Assalamualaikum. Beberapa waktu lalu saya akhirnya bisa mengantar Ibu untuk beribadah di Masjid Zayed Al Nahyan di Solo. Alhamdulillah udah bisa mewujudkan keinginan ibu adalah kebahagiaan bagi saya. Mungkin bagi orang lain ini bukan lah hal yang istimewa. Atau bisa jadi ini juga nggak penting. Namun bagi saya mewujudkan keinginan ibu itu sedikit kebahagiaan yang bisa kami berikan untuk beliau.

Masjid Zayed Surakarta

Kebetulan saat itu barengan dengan silaturahmi keluarga Bani Ilyas diadakan di Tengaran, Salatiga. Jadi ada alasan bisa lanjut ke Kota Solo untuk beribadah shalat Ashar di masjid yang tengah viral ini. Kalo sebelumnya saya enggan ke masjid tersebut karena mengetahui gimana padatnya jemaah dari berbagai kota yang ingin berkunjung dan beribadah. Tapi gak ada rencana malah akhirnya bisa juga memenuhi keinginan Ibu. Keinginan yang sepele di mata seorang ibu, tapi kadang anaknya nggak bisa memenuhi keinginannya. Kan bikin galau juga 


Jadi seusai silaturahmi, ada dua mobil yang rencananya ingin ke Solo. Selain rencana lainnya dari rombongan lain, ada yang ingin bezuk keluarga di Klaten, ada yang ingin healing berenang di umbul dan lainnya. Bebas pokoknya acara usai silaturahmi keluarga besar kami. Dan pilihan saya bersama ibu, adik, dan dua sepupu adalah bisa shalat Ashar di Masjid Zayed Al Nahyan di Solo.

Akses Menuju Masjid Zayed Al Nahyan

Saat itu bulan Juni 2023, dan kami mendengar info kalo susah banget akses menuju masjid tersebut. Tapi saya udah dapat bocoran strategi bisa dapat parkir dekat masjid. Apalagi kami naik mobil pribadi, pasti lebih mudah mencari lokasi parkir terdekat.  Dan kami buktikan sedekat apa parkir yang akhirnya didapat oleh paksuami?!

Kalo kalian rombongan yang berkunjung ke masjid ini menggunakan bus, pasti akan parkir di tempa khusus untuk bus. Saya dan rombongan sempat melihat deretan bus yang parkir di sana. Saya segera melihat map di ponsel dan cukup kaget juga, ternyata masih jauh loh. Mungkin dari tempat parkir tersebut, pengunjung akan menaiki transportasi yang katanya ada disiapkan oleh pengelola Masjid Zayed Al Nahyan.

Baru lah ketika saya sampai di kawasan paling dekat dengan masjid, ternyata ada pilihan transportasi seperti ojek atau kereta kuda.

Ojek untuk ke masjid Zayed


Kemarin kami memilih lewat Terminal Tirtonadi, sehingga melewati dua rute pengalihan. Dari Google Map. kami dipilihkan jalur yang paling dekat dengan masjid. Meski untuk mencapai tempat parkir ini mobil harus melewati berbagai jalan kucing, bukan jalan tikus loh yaa, hihihiii. Gak apa lah berliku-liku demi dapat tempat parkir terdekat. Tahu dong karena kami bawa ibu, kasihan kalo jalannya jauh. Masa iya mesti naik ojek, kasihan ah ntar naik dan turunnya itu loh. 

Alhamdulillah suami bisa juga mencapai jalan yang lokasinya bagian depan masjid. Kayaknya sih karena saya sendiri kurang yakin dengan jalan yang bagian depan. Tapi kalo dilihat dari tulisannya, kami memang parkir depan masjid. Karena ada tulisan nama masjid di bagian depan pagar.

Kalo dilihat di sisi kanan kami parkir mobil, tengah ada pengerjaan jalan yang kata suami itu proyek bikin terowongan. Apakah ini yang namanya proyek Viaduk Gilingan? Saya juga nggak tahu. Ada eskavator besar yang tengah menggali  tanah dan cukup lebar untuk dijadikan jalan.

Kalo saya baca di beberapa portal berita, terowongan ini menyambungkan area parkir di Solo Cultural Center (sebelah barat masjid di seberang rel KA), dengan lokasi masjid Zayed Al Nahyan.

Tentang tempat parkir bagi pengunjung yang ingin bisa ibadah di Masjid Zayed Al Nahyan memang masih jadi PR besar bagi pengelola. Karena jalan menuju masjid ini tuh termasuk jalur sibuk. Bagi orang yang mengenal Kota Solo, termasuk suami saya beruntung mengenal jalan yang menghubungkan dari arah terminal Tirtonadi. 

Tips dari suami, tetap update aja dengan berita dan cermati Google map. Asalkan kalian mengenal jalur yang memudahkan akses menuju masjid. Kalo kalian tidak tahu jalannya, lebih baik parkir di tempat yang disediakan dan naik shutle bus atau freeder, atau ojek yang punya seragam khusus. 

Mengenal Sejarah Berdirinya Masjid Zayed Al Nahyan

Bangunan masjid nampak berdiri anggun di depan mata kami. Saya udah terpesona dengan bangunan berwarna putih yang katanya merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Masjid Sheikh Zayed terdiri dari dua lantai dan dilengkapi 4 menara setinggi 75 meter serta satu kubah utama. Kubah utama ini berkukuran paling besar dan tingginya sekitar 65 meter yang terletak di bangunan utama.

Foto di masjid Zayed
Hanya foto berempat


Kabarnya ada 82 kubah yang dihiasi batu pualam putih di Masjid Sheikh Zayed Solo. Coba deh kalian hitung karena kemarin saya hanya menghitung tak lebih dari 50 puluhan. Mungkin kita harus memutari seluruh bangungan masjid ya.

Secara keseluruhan, masjid dengan nuansa emas dan putih ini mampu menampung hingga 10 ribu jamaah. Sedangkan, bangunan inti diperkirakan hanya mampu menampung 4 ribuan orang. 


Masjid Zayed Solo ini simbol persahabatan negara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA). Dari beberapa info yang saya ketahui, ada simbol persahabatan antar kedua negara. Yaitu penanaman pohon Sala di area masjid oleh kedua kepala negara saat peresmian masjid tanggal 14 November 2022. Namun masjid ini baru dibuka untuk umum Hari Rabu, tanggal 1 Maret 2023 ditandai dengan shalat Shubuh berjamaah. Hadir Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin, imam shalat adalah ulama berasal dari Persatuan Emirat Arab (PEA), Sheikh Mohammed Muaad Al Mahri.


Saat saya kesana, pohon Sala bisa jadi tempat berlindung dari panasnya mentari siang hari. Karena beberapa di antara pohon ini udah mulai merimbun meski belum terlihat besar. Semoga tumbuh subur dan bisa menjadi tempat bernaung pengunjung yang tengah menanti shalat Dhuhur dan AShar.

Kebanyakan pengunjung yang datang seperti saya, dengan pandangan takjub ke arah bangunan masjid yang memiliki ornamen khas Timur Tengah. Berdiri anggun, cantik dengan warna  masjid ini juga tetap memiliki sentuhan unsur budaya asli Indonesia. Di beberapa bagian lantai di Masjid Sheikh Zayed terdapat hiasan motif batik, yaitu batik kawung.

Motif Kawung terlihat di bagian
luar bangunan masjid di belakang saya


Aturan Berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo

Euforia warga +62 yang ingin berkunjung di Masjid Sheikh Zayed Solo sungguh luar biasa. Masya Allah, semoga niatnya suci karena ingin menikmati suasana shalat di sana ya. 

Karena membludaknya pengunjung, banyak aturan yang ditetapkan oleh pengelola. Berikut aturan yang diberlakukan untuk ditaati oleh pengunjung :

  • Pengunjung diharapkan memakai pakaian sopan dan menutup aurat
  • Pengunjung wanita yang tidak berhijab harus memakai tudung untuk menutup aurat
  • Masyarakat dari agama lain diperbolehkan datang ke Masjid Sheikh Zayed Solo dengan catatan pengunjung juga harus menutup aurat
  • Pastikan kaki sudah kering sebelum masuk masjid
  • Pengunjung dilarang membuka jendela masjid karena suhu sudah diatur oleh takmir masjid
  • Jangan mencorat-coret area masjid
  • Tidak boleh menginjak tanaman atau rumput di area masjid karena merupakan tumbuhan tumbuh
  • Pengunjung dilarang membawa tikar atau alas untuk duduk lainnya
  • Pengunjung dilarang bermain di kolam yang berada di lokasi Masjid Sheikh Zayed Solo
  • Pengunjung diharapkan sopan selama di area masjid, dilarang berisik agar tidak menganggu kegiatan ibadah
  • Dilarang merokok, makan, dan minum di area masjid
  • Dilarang tidur di masjid.

Strategi Shalat di Masjid Zayed Al Nahyan

Sebenarnya andai pengunjung tidak membludak, kalian nggak perlu melakukan strategi khusus. Namun dengan adanya pengunjung, terutama ketika barengan dengan keberangkatan jemaah haji, saat itu pengantarnya pun mampir di masjid ini. Tahu dong kalo jemaah yang dari kota kecil atau desa itu yang antar bisa puluhan orang. 

Saat itu saya dan rombongan memutuskan untuk ambil air wudhu di toilet umum milik warga sekitar masjid. Perlu kalian ketahui, warga sekitar banyak yang membuka usaha pendukung bagi pengunjung yang ingin beribadah di masjid. Banyak toilet umum milik warga, penjaja oleh-oleh, warung makan, cemilan dan air mineral, atau air minum lainnya. Terdapat pula hotel kelas melati di dekat bangunan masjid.

Warung, toilet, dan hotel

Pilihan kami wudhu di toilet ini ternyata hal yang tepat. Karena begitu pintu masjid dibuka nggak berselang lama, pengunjung entah mengapa berhamburan merangsek ke area halaman depan masjid. Dari depan itu sebenarnya udah terlihat kran-kran wudhu namun saking banyaknya pengunjung jadi terbentuk antrian panjang. 

Bagian basement setahu saya pun ada kran-kran wudhu, namun kata beberapa pengunjung kondisinya sama. Bahkan ada yang bilang antriannya malah lebih mengular. Padahal pihak pengelola menyediakan ratusan kran wudhu di masjid ini. Memang antusias pengunjung aja yang bikin antriannya mengular. Jadi kami berombongan menjaga agar jangan sampai batal wudhu. 

Tempat wudhu putri yang terletak di basement sebenarnya cukup luas, namun saya kasihan ibu mesti naik turun anak tangga. Itu lah mengapa saya memilih di luar masjid. Sementara kata suami saya dan Om yang ikut rombongan kami, bercerita kalo tempat wudhu putra ada di sisi selatan masjid yang dekat dengan kawasan parkir selain di basement.

Nah memasuki bagian tempat shalat mesti tertib, nggak perlu berlarian karena pasti bisa mendapatkan ruangan. Bagi pengunjung putri, dipersilakan lewat pintu samping bagian kanan. Dari sini udah siap beberapa petugas / volunter, semua perempuan tentunya untuk ruang shalat putri, yang mengarahkan pengunjung naik ke anak tangga lantai 2. 

Sebenarnya bagi lansia seperti ibu saya, udah disediakan lift khusus namun kami belum tahu lokasinya. Baru lah ketika usai shalat, ada volunteer yang mengarahkan ibu dengan pendamping satu orang menggunakan lift khusus lansia ini.

Namun anak tangga tergolong ramah untuk lansia yang sehat. Buktinya ibu dengan santai menaiki satu demi satu anak tangga tanpa kesulitan. Saya hanya mendampingi di sisi ibu. 

Memasuki ruang shalat di lantai 2, udara sejuk menyambut kami. Menghilangkan rasa pengap setelah berdesakan di pintu masuk pagar masjid. Fasilitas di ruang shalat ada karpet yang cukup tebal, pendingin udara yang udah disesuaikan dengan cuaca luar ruangan, al quran, dan kursi untuk shalat. Ibu saya menggunakan kursi ini agar nyaman. 

Ruang shalat perempuan

Oia volunteer cukup tegas mengatur dan mengawasi pengunjung yang memotret di ruangan shalat. Jadi saya pun hanya motret ibu, sepupu, dan adik. Terus terang saya nggak berani melanggar aturan memotret fasilitas seperti yang saya tuliskan di atas. Mungkin nanti kalo ada kesempatan shalat lagi, bisa dicoba ya, hihii.

Alhamdulillah perjalanan hingga bisa shalat di Masjid Sheikh Zayed di Surakarta ini tergolong lancar. Bisa membuat ibu tersenyum karena keinginannya shalat di masjid yang masih baru ini terwujud itu kebahagiaan saya dan suami. 

Mungkin ada banyak orang tua yang udah tinggal jauh dari anak-anaknya memiliki impian kecil. Tapi belum tentu anak-anak ini punya waktu dan kesempatan untuk mewujudkannya karena kesibukan atau kondisi jarak yang terbentang jauh. 

saya dan suami yang sejak tahun 2010 pindah rumah dekat dengan kediaman orang tua, sengaja sih pilihan ini dan ibu mertua loh yang menyarankannya. Kami bersyukur memiliki kesempatan bisa merawat ibu di usia senja. Menjadi teman masa tua ibu dan bapak (udah almarhum bulan Oktober 2021), dan mengajak anak-anak saya untuk ikut serta menjaga sepanjang masih ada kesempatan.

Parenting yang diajarkan sejak kecil hingga dewasa bagi anak-anak, agar menghargai orang tua meski udah berusia lanjut adalah hal penting. Nampaknya sekarang udah ada platform yang menyediakan tempat untuk belajar parenting. Bagus loh bagi calon pasangan yang mau menikah, jadi udah persiapan dulu sebelumnya. 

Coba deh kepoin sekolah Parenting di Malang yang lumayan terkenal di kalangan praktisi seperti Sekolah Parenting Harum ini ya teman-teman. 

Sekian cerita saya menemani ibu shalat di Masjid Sheikh Zayed Surakarta. Semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat, wassalamualaikum.

2 komentar:

  1. belom pernah kesini nih
    semoga ada kesempatan mampir kesini

    BalasHapus
  2. Subhanallah bagus banget nih ya Masjid Raya Sheikh Zayed ini

    BalasHapus