Assalamualaikum Sahabat. Mengenang kembali jalan-jalan ke negeri Jiran tahun 2019, rasanya jadi kangen. Kangen jajanannya yang khas, unik, dan punya cita rasa lezat. Kesan mencari halal food yang cukup susah, tapi tetap excited, hehehe. So...mending ditulis aja nggak sih pengalaman kuliner selama di Malaysia. Karena saya juga nggak tahu kapan bisa kesana lagi. Terlebih kondisi masih cukup merisaukan dengan adanya virus yang masih bermutasi.
Traveling ke Malaysia saya alami dua kali pada tahun yang sama yaitu tahun 2019. Cukup lama juga ya dan memang sebelum pandemi menghantam bumi. Pertama kali berkunjung ke Malaysia pada bulan Maret 2019 bersama suami, dan teman-teman blogger.
Kemudian saya kembali lagi bulan Oktober 2019. Namun kali ini untuk kunjungan liputan bareng Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC).
Silakan baca liputan saya : Malaysia Healthcare Travel Council
Selama 4 hari 3 malam saya bersama rekan media dan blogger benar-benar bekerja dari pagi hingga malam. Kebetulan saya mendapat jatah kunjungan di beberapa rumah sakit yang ada di Kuala Lumpur. Dan beruntungnya pula jadi nginap di satu hotel aja selama di sana, yaitu di Park Royal Hotel. Namun saya dan dua teman dari Kota Medan mendapat jatah kamar di apartemen Park Royal Hotel.
Kerja Terus, Kapan Jalan-Jalannya?
Dari hari pertama kedatangan hingga hari terakhir kami disibukkan dengan acara liputan. Kemudian pada hari kedua, sepulang dari acara Welcome Dinner bersama Tourism Malaysia, beberapa teman ngobrol pengen healing sejenak.
"Capek juga ya, jadwal liputan padat,"
"Iya nih, jadi nggak ada waktu melipir jalan-jalan,"
"Namanya juga undangan kerja, hahahaa."
Bincang gak jelas malam itu di dalam mobil sewaan panitia MHTC mengundang tawa. Memang paling bener kalo tubuh dan pikiran lelah itu obatnya bercanda, ngakak bareng teman seperjalanan yang senasib, hahahaa.
Kebetulan hotel tempat kami nginap itu terletak di dekat Bukit Bintang. Setelah ngobrol lagi, dan melihat beberapa tempat terdekat yang oke untuk healing, bertemu lah land mark Kuala Lumpur yaitu jalan Alor. Wuihhh tempat yang udah lama saya nantikan untuk dikunjungi nih, asik banget ihhh.
Waktu awal jalan-jalan ke Malaysia ini, saya, suami dan teman-teman lewat depan jalan Alor. Sayangnya nggak bisa wisata kuliner di sana karena masih siang dan belum buka semua. Hanya resto yang ada di jalan tersebut yang udah buka. Namun kami nggak tertarik karena yang kami inginkan ya jajanan khas jualan yang pakai gerobak dan suasana malam jalan Alor.
Jadi saat saya mendengar kalo hotel saat kunjungan liputan dekat dengan land mark Kuala Lumpur, langsung deh setuju dengan usul teman untuk ke jalan Alor.
Kami pun janjian untuk segera ngumpul di lobby. Karena ada teman yang ingin ngambil sesuatu di kamarnya. Setelah terkumpul siapa aja yang ikut, kami berjalan keluar hotel. Jarum jam menunjukkan pukul 22.10 dan kami berjalan berenam, perempuan semua. Suasana malam di kawasan Bukit Bintang justru makin ramai. Kami jalan santai aja dan nggak butuh waktu lama udah tiba di depan jalan Alor yang udah ramai pengunjung.
Mencari Halal Food di Jalan Alor
Sebenarnya saya dan teman-teman udah merasa kenyang dengan sajian masakan dalam acara yang diadakan oleh Malaysia Health care. Tapi karena malam itu adalah kesempatan terakhir kami bisa jalan-jalan, ya udah lah diputuskan segera capcus ke lokasi terdekat dengan hotel tempat nginep. Daaan, kata mba Tari, jalan Alor itu tempat terdekat dan terbaik untuk menikmati malam di kota Kuala lumpur. Nggak berniat nyari makanan berat, melihat-lihat aja siapa tau ada halal food porsi kecil yang bisa dinikmati. Atau boleh juga sih porsi besar, ntar bisa dimakan bareng gitu.
Jalan alor ini pusat kuliner street food di bukit bintang, banyak sekali pedagang makanan disini, kebanyakan chinese food dan seafood. Tempatnya sangat ramai dengan pilihan makanan yang beragam. Harga makanannya bervariasi, ada yang murah sampai yang mahal. Tergantung ya jenis makanan yang kalian pilih.
Tapi saya lihat makanan yang mendominasi memang jenis chinese food dan seafood. Ada juga jajanan khas, makanan asli Kuala Lumpur seperti nasi lemak. Banyak pramusaji yang menawarkan pengunjung untuk mampir ke resto mereka. Sambil menyodorkan buku menu, menyarankan beragam pilihan masakan. Kalo kalian tidak tertarik, bisa dibalas dengan senyum atau tolak secara halus.
Selain makanan yang mengandung B2, Chinese Food yang halal juga ada banyak pilihan. Nanya aja sebelum pesan makanannya ya. Selain itu ada juga penjual yang menyajikan Thailan food atau Indian food. Beragam nasi, sayur, sup, jajanan manis juga ada.
Ada banyak gerobak makanan dan cindera mata. Yang bikin makin ngiler tuh ketemu gerobak durian, air tebu, dim sum/ steamboat dan masih banyak lagi. Sebenarnya pengen ya nyicipi salah satu sajian halal food di jalan Alor. Seperti roti Arab, nasi lemak, kebab, tortla, duhhh sukses deh bikin ngiler.
Menarik nih waktu saya menemukan gerobak yang jualan Japanese sweet potato, kacang rebus, jagung rebus. Aroma manis jagung dan kacang rebus menguar, mengundang setiap mata si pemilik perut yang tengah lapar.
Akhirnya tatapan kami terpaku pada penjual kue putu. Rasa penasaran yang mengantarkan kami mendekat pada gerobak penjualnya. Jauh jauh ke Malaysia, jajannya malah kue putu, hahahaa.
Kalo kalian pernah bertemu penjual kue putu yang berjualan keliling dengan suara berdenging, di sini enggak begitu. Penjual dengan gerobak yang mangkal di salah satu ruas jalan Alor, menyajikan kue putu sambil nyiapin dari adonan yang masih mentah. Yang sama dengan kue putu di Semarang hanya sama-sama disajikan dalam keadaan hangat.
Kue putu di jalan Alor ini rasanya sama dengan yang ada di Semarang. Bentuknya aja yang berbeda. Kalo di Semarang karena dicetak menggunakan bambu, bentuknya lonjong. Kalo di jalan Alor ini kue putu menggunakan cetakan dari aluminium berbentuk kerucut. Cetakan ini diisi dengan adonan yang terbuat dari tepung bers dan kelapa, serta bumbu lainnya. Kemudian diisi parutan gula jawa, baru deh dikukus. Dan setelah matang bentuknya bulat, disajikan bersama parutan kelapa. Ini seporsi isinya 3 buah dijual harga RM 2,5 dikemas menggunakan styrofoam bening. Rasanya enak kok sama dengan kue putu yang ada di Semarang.
Yang khas di jalan Alor ini adalah saat makan akan ada penyanyi jalanan yang menyanyikan berbagai lagu. Ditingkahi suara obrolan dari berbagai bahasa, dengan aroma beragam makanan, jadi bikin malas meninggalkan lokasi.
Semakin malam jalanan ini ramai sekali, orang berjalan dan pedagang yang menyajikan makanan & minuman. Tersedia berbagai minuman seperti es kelapa muda, es tebu mapun berbagai juice buah.
Selain makanan dari berbagai pilihan, terdapat juga pijat refleksi, bar/cafe, mini market, bahkan gerobak penjual cindera mata. Saya bersama teman-teman sempat mampir untuk melihat-lihat jenis jualan si bapak. Ada dompet kw, gantungan kunci dengan hiasan land mark setempat, patung dari bahan akrilik, cincin, gelang, dan masih banyak yang lain.
Akses Menuju Jalan Alor
Jalan Alor ini menjadi tujuan wisata kuliner oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke Kuala Lumpur. Jalan ini juga sangat mudah dijangkau dengan transportasi kereta monorail. Kalian bisa turun di Stasiun Imbi atau Bukit Bintang. Jika dari Stasiun Imbi, cukup jalan kaki aja menyusuri Lorong Pudu atau Jalan Bulan menuju Jalan Bukit Bintang. Setelah itu melangkah lah ke Jalan Changkat Bukit Bintang. Jalan Alor mudah ditemukan karena terlihat jelas di sisi kiri kalian jalan kaki.
Untuk yang mengakses dari Stasiun Bukit Bintang, tinggal langkahkan kaki ke Jalan Bukit Bintang seperti halnya petunjuk sebelumnya. Dari Plaza Low Yat, pusat Jalan Alor Kuala Lumpur Malaysia bisa dijangkau kira-kira 10 menit jalan kaki.
Malam yang makin larut, seakan mampu membuat kami tersihir untuk terus berjalan. Untung aja ujung jalan terlihat pandangan mata kami. Dan kami pun memutuskan kembali ke tempat awal kami masuk jalan Alor. Karena udah puas dengan apa yang udah kami nikmati malam itu, kami memutuskan balik ke hotel.
Ternyata penjelajahan kami di jalan Alor tidak lama, hanya satu jam. Apalagi kami juga hanya beli beberapa cindera mata dan jajan minuman serta cemilan kue putu aja. Hemat banget yaaak. Mungkin lain waktu kami bisa kembali kesini untuk menikmati wisata kuliner atau halal food yang dijajakan di resto chinese food atau seafood halal? Bisa juga sih, semoga ada waktu terbaik ya, sahabat.
Kalian pernah juga berkunjung ke jalan Alor, sahabat? Udah nyoban halal food apa aja? Yuk bagikan pengalaman kalian nyoba menu halal food di jalan Alor. Wassalamualaikum.
Aku malah berpikir kalau di Malaysia itu banyak muslimnya jadi masih adalah makanan halal, tapi iya juga kehidupan suatu negara enggak sama. Jadi penasaran makanan di Malaysia, belum pernah ke sana sih hehe. Terima kasih informasinya!
BalasHapusgemes banget cetakan kue putu nya kerucut ya, jadi pengen coba juga dan mampir ke Malaysia
BalasHapusMasyaAllah, rasanya pengen banget bisa jalan2 kayak mba Wati ke negeri jiran. Mudah2an ada rezeki dapat kerjaan kesana bareng ya mbaa
BalasHapusJadi aman ya mbak di jalan alor ini banyak pilihan kulinernya. Penasaran deh sama putunya
BalasHapusDuuuh..jadi pengen nyicip jajanan di sana euy.. Mudah2an aku berkesempatan juga jln2 di sana suatu saat nanti. Aamiin. Terima kasih sharing pengalamannya, mba Wati..
BalasHapusSemoga ada waktu terbaik ya mbak
HapusPadahal dlu pas kami ke KL nginepnya di bukit bintang tapi ga wiskul di alor cuma jalan2 dan foto2 aja. Kalo abang betah banget makan2 dk malaysia soalnya menu dan rasanya mirip2 sama masakan Aceh mungkin karena sesama rumpun melayu ya
BalasHapusAku pertama kesana pengen wiskul, sayang belum buka. Nah pas bareng teman-teman di acara kesehatan itu, udah makan kenyang, jadi ya sama aja nggak wiskul. Cuma ngelihat suasananya dan jajan kue putu yang porsinya kecil, hihii
HapusSuasananya mirip malioboro jogja kah mbak?
BalasHapusKalau kue putu disana namanya apa mbak?
Beda sih dengan Malioboro, karena di jalan Alor ini jalannya nyampur antara penjual, pejalan kaki, dan pengendara motor yang lewat
HapusMirip keramaian di kampung Semawis ya mba... atau kayak ini nih yang lagi trend di Alun Alun Masjid Kauman kalau weekend hehee... aneka jajanan menggugah selera yang siap untuk dinikmati.
BalasHapusNah malah aku belum kesana, mba. Mupeng lihat video Nuno kemarin, hahaa
HapusTraveling ga lengkap tanpa wisata kuliner ya. Ihiyyy. Aku belum pernah nih keluar negri buu jd penasaran cobain halal foodnya
BalasHapusmbak awalnya kukira di Indonesia, tapi memang untuk sekarang kehalalan makanan sedang jadi topik hangat, termasuk di Indonesia, memang perlu "jelas" supaya tidak abu-abu, muslim pun tenang dalam bersantap
BalasHapusKalau wisata kuliner begini malah bingung yaa mau makan apa saking banyaknya, makanannya memang mirip dengan jajanan kita ya jadi ngga kaget perutnya hehe
BalasHapusSeru ya mbak jalan2 nya ke Alor jadi pingin kesana juga nih..pingin nyicipin kue Putunya Alor
BalasHapusKe luar negeri emang paling enak kalau nemu tempat makan halal ya mbak, lebih terpercaya dan aman
BalasHapusKuliner Malaysia tuh mirip kuliner Sumatera ya mba, aku kok pengen nyicip nasi lemaknya ya, hehe
BalasHapusAku yo kangen nasi lemak, hahahaaa
HapusWah, seru amat jalan2 bareng suami dan teman2 blogger mengunjungi rumah sakit dll si Malaysia, mbak Wati :) Eh ya ternyata di Jalan Alor ada yang jual kue putu juga ya hehe. Minumannya es kelapa muda, tebu dan lainnya ya mirip2 dengan di Indonesia, namanya juga serumpun ya.
BalasHapuswah asyik kerja sekalian kulineran yaa mba Watii.. happy banget pastii ^^. Aku belum pernah ke sana. Btw ada kue putu jg yaa, aku suka kue putu. Khasnya berbunyi, klo di sini masih ada jg yg berbunyi. noted... kudu ditanyakan ya makanannya terkait halal apa nggak, aku suka chinese food
BalasHapusHihi... jadinya jajan kue putu made in Malaysia ya mbak. Walau cuma 1 jam, cukuplah ya menuruti rasa penasaran kala itu, karena memang menyempatkan waktu di sela-sela melakukan pekerjaan
BalasHapusHai mom,
BalasHapusAku juga tidak makan B2 walaupun nasrani, memang dari kecil tidak suka daging. Karena aku vegetarian. Jadi kalau jalan-jalan selain nyari makanan halal, cari makanan yang tidak mengandung daging dan ikan. Btw rasa kue putu di Malaysia lebih enak mana mom dengan di Indo?
Aku belum pernah berkunjung ke Alor nih. Semoga nanti bisa traveling keliling dunia kayak mbak Wati ya. Cita-citaku sejak kecil itu bisa nyicipin makanan banyak negara.
BalasHapusBelum pernah jalan-jalan ke Malaysia, jadi pengen deh. Bagus ya pusat kulinernya, jadi ada rekomendasi kalau pengen jalan-jalan ke Malaysia. Cari makanan yang halal buat makan.
BalasHapusDuh, iya juga jauh2 ke Malaysia jajannya kue putu yang biasa ditemui di komplek rumah hehe tapi gak papa yah mbak yang penting bisa jalan2 menikmati suasana dan dengerin live music di sepanjang jalan Alor
BalasHapusMalaysiaa toss aah trakir kesana aku juga di tahun 2019 bun pokoknya sebelum pandemi. Oktober november 2019, Malaysia beda tipislah ya sama Indonesia, makanan cocok di lidah harga terjangkau, semrawutnya juga sama kayak negeri kita 🤠di beberapa trmpat yaa hehehe
BalasHapusAku belum pernah nih kayaknya ke jalan Alor ini mba. Senang ya liat ada banyak kuliner. Walaupun kayak kue Putu ini sama kayak di Semarang atau di Indonesia pada umumnya ya mba :)
BalasHapusLihat tempat kuliner kek gini jadi pengen ikutan nyicip makanan disana. Saya jadi kepo nih sama kue putu disana citarasa nya sama otentiknya gak sih sama yang dijual abang-abang yang jualan keliling disini
BalasHapusSeneng banget kak.. kerja yang dibayar ini akan menjadi penggalan pengalaman yang berharga. Menikmati halal food dan suasana kuliner malam hari di jalan Alor, Malaysia.
BalasHapusAlhamdulillah, senang rasanya kerja plus plus gini ya mbak. Ke luar negeri sambil kerja dan jalan-jalan. Seru banget ini kulineran di jalan alor, banyak ya jajanannya
BalasHapusAku pernah menginap di hotel persis di jalan Alor, sebenarnya gampang cari makanan halal kok. Karena biasanya mereka gak akan menawari kita untuk makan kalau di Alor, apalagi tau kita mengenakan hijab.
BalasHapusAhhh, kangen kulineran ke Alor, sama Mba aku terakhir 2019 , makan seafood, putu, sampe kekenyangan.
BalasHapusIni sih enak ya kerja smbl jln2
Wah aku kyknya gak ikutan nih ke jalan Alor-nya. Banyak street food menarik dan ramai ya mbak kalau malam.
BalasHapusJd kangen ke Malaysiaaa. Baru kepikiran banyak hal belum dituangkan dalam tulisan juga, walau ya ke sananya krn kerja bukan halan2 haha, semoga yaa segera bisa ke sana lagi, kali ini piknik beneran ma keluarga aamiin :D
waah...carinya malah kue putu ya mbak hahaha.... Tapi asik juga jd tau bedanya putu Smrg sama putu malaysia. Kalau di Makassar, ada putu cangkir yang dikukusnya pakai corong ( bentuknya mirip kerucut juga kan...).
BalasHapusBtw, salut banget sama Malaysia yg cukup serius mengembangkan wisata kesehatannya. Mudah2an Indonesia juga bisa mengikuti langkah serupa. Aneh kan, banyak calon dokter Malay sekolah di Indo (dulu di Bandung pernah ketemu mahasiswa kedokteran dr Malaysia), tapi orang2 kita kayaknya lebih percaya berobat ke luar negeri, salah satunya Malaysia.
Aduh jadi mupeng deh jalan-jalan ke luar negeri. Iya ya, pastinya kalo ke luar negeri susah nyari makanan halalnya. Tapi kalo di Malaysia, kayaknya masih mudah. Yang susah mungkin kayak di Korea, Jepang. Ada sih katanya ya, cuma mungkin harganya lebih mahal. :D
BalasHapusSekarang ini, menyediakan area yag menyediakan haal food atau halal traveling tuh dirasa perlu ya. Karena sudah banyak wisatawan muslim yang menyadari pentingnya dua hal ini..
BalasHapusJangan-jangan yang jual Putu orang Indonesia ya mba? Hihi
BalasHapusKalau ke KL saya malah pengen nyoba Teh Tariknya.
Yang dicari waktu jalan-jalan itu wisata kulinerannya, nyobain masakan khas sana.
beberapa kali ke Malaysia malah belum pernah mampir ke Bukit Bintang. Selama ini nginepnya di China Town. Di sana juga makin malam makin ramai. banyak food stall dan penjual souvenir murah meriah.
BalasHapusKalau di MY masih gampang cari makanan halal, yah. Harganya pun mirip Jakarta.
JAdi kangen jalan - jaalan di KL nih, main ke bukit Bintang nyari kulineran enak.
BalasHapusSeru bangeeet liputan di MY bareng teman2 blogger! Pasti ga lupa ya seru2nya.
BalasHapusBtw aku tu pengen bgt ke jalan Alor, kulinernya menarik bgt. Sayang gagal pergi akibat pandemi awal2 itu. Akhirnya malah sudah malas duluan 🤣