Assalamualaikum Sahabat. Tubuh Bebas dari Anemia Dengan Mengonsumsi Maltofer. Nah, siapa saja orang yang mudah mengalami anemia? Perempuan saja, atau kah laki-laki juga bisa mengalami anemia? Pengen tahu dong ya, karena ternyata anemia itu bisa terjadi tanpa memandang jenis kelamin.
Bertahun yang lalu, saya masih berusia sekolah dasar ketika ibu hamil dan sering pingsan. Waktu itu saya nggak paham apa penyebab ibu pingsan. Dari mendengarkan percakapan orang dewasa, katanya ibu saya kurang darah.
Entah gimana kejadian itu membentuk pikiran saya ketika mulai dewasa, bahwa seorang perempuan tidak boleh kurang darah. Ketika hamil, saya sadar betul bahwa apa yang saya konsumsi akan mempengaruhi janin di dalam rahim.
Karena ingin menjaga asupan makanan yang memenuhi gizi seimbang, saya menjaga makan saya dengan sebaik mungin. Dan saya rajin mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Karena dari berbagai bacaan tentang kehamilan yang saya baca, kalo ibu hamil kekurangan zat besi bisa mempengaruhi janin dalam kandungan.
Saat itu saya rajin nyoba berbagai resep dengan bahan daging sapi dengan diolah bestik, galantin, empal kelem, rendang daging, atau digoreng begitu saja. Kemudian juga masak sayur yang berwarna hijau. Saya bahkan sering merebus kacang kulit untuk cemilan.
Alhamdulillah masa kehamilan saya lancar dan tidak ada masalah. Saya tidak mengalami anemia seperti yang semula sempat menjadi kekhawatiran banyak orang di keluarga saya.
Ketika Saya Kena Anemia
Alasan saya sangat memperhatikan kondisi tubuh agar tidak mengalami anemia adalah, karena saya ingin bisa mendonorkan darah.
Sejak SMA hingga setelah memiliki anak, saya tergolong rajin donor darah. Saya menjaga betul agar kadar Hemoglobin ada di kisaran angka di atas 12 g/dl.
Karena pihak PMI pasti bakal menolak keinginan saya donor bila Hb di bawah angka 12 g/dl.
Namun tiga tahun belakangan saya udah nggak diijinkan lagi donor darah karena Hb saya selalu di angka 10 - 11,6 g/dl.
Saya pernah nyaris pingsan di tengah jalan gara-gara memaksakan diri untuk donor darah. Saat itu saya bersepeda dari rumah bersama suami menuju area CFD di Simpang Lima Semarang. Tanpa ijin suami, saya naik ke bus milik PMI dan memeriksakan diri. Ternyata Hb saya memenuhi persyaratan donor darah.
Kemudian saya diminta tidur dan bersiap diambil darahnya. Suami yang mengetahui tingkah saya cuma geleng-geleng saja dan menanti petugas yang mengambil darah hingga selesai.
"Sekarang ayo sarapan dulu," suara tegas suami mengajak saya dengan menaiki sepeda menuju ke tempat penjual nasi ayam langganan kami.
Ada rentetan kalimat yang keluar dari mulut suami, tentang donor darah itu tidak boleh memaksakan diri. Kalo belum sarapan tidak boleh donor. Berangkat dan pulang naik sepeda itu jangan donor darah, begitu banyak gerutuan suami. Saya mendengar semua itu dengan senyum penuh dosa.
Saya nggak masalah mendengar suami marah. Yang penting keinginan bisa mendonorkan darah sudah terwujud. Oiya, donor darah itu yang pertama setelah vakum selama 2 tahun. Akhirnya saya boleh donor lagi, hati saya tertawa bahagia.
Saya tidak menyadari bahwa itu adalah kesalahan yang fatal. Seusai sarapan, saya gowes pulang bareng suami. Saya merasa tubuh lemah. Makin lama, pedal sepeda terasa berat dikayuh. Keringat dingin mulai muncul. Sekejap kepala juga mulai pusing. Bingung dong, kan saya udah sarapan? Kok bisa pusing, dan tubuh juga lemah tak berdaya?!
Suami menatap wajah saya dan bergumam sendiri. Setelah kejadian itu, dia bercerita kalo wajah saya pucat. Makanya dia nggak berani lagi memarahi saya.
Akhir cerita hari minggu usai donor darah itu, suami menelpon anak saya untuk menjemput ke lokasi saya dan suami sedang istirahat. Si sulung ngajak adik saya. Rencananya saya nanti bonceng si sulung, sementara sepeda dibawa adik saya. Karena dari tempat istirahat, masih separoh jalan lagi dan saya betul-betul tidak kuat melanjutkan gowes ke rumah.
Aslinya suami mau manggil taksi dan sepeda akan dibawa di bagasi. Namun saya tolak keras. Malu dong berangkat nyepeda kok pulang naik taksi. Duhhh, udah nyaris pingsan masih mikir malu, ya Allah...
Ternyata kata dokter yang dipanggil suami ke rumah, saya kena gejala anemia atau kekurangan zat besi. Seharusnya memang nggak boleh aktivitas fisik kalo abis donor darah. Apalagi perempuan yang masih rutin menstruasi tiap bulan.
Pentingnya Zat Besi Agar Tidak Mengalami Anemia
Saya beruntung bisa menghadiri Acara keren yaitu #MaltoferWomanCommunity di Hotel Normans Semarang. Hadir juga beberapa member komunitas yang anggotanya perempuan, baik yang masih lajang maupun udah memiliki anak. Karena beberapa peserta hadir bersama anak-anak mereka.
Saya dan teman blogger yang duduk satu meja sempat difoto mba Ika, makasih ya mba.
Saya dan teman blogger yang duduk satu meja sempat difoto mba Ika, makasih ya mba.
Saya mengisi buku registrasi dan mendapatkan voucher cek Hemoglobin. Wah saya selalu senang kalo diminta cek Hb ini. Kayak hobi gitu kalo cek Hb, karena saya memang ingin tahu berapa Hb saya tiap bulan. Andai punya alatnya di rumah, mungkin tiap hari saya cek Hb sendiri, wkwkwkk.
Saya yakin Hb saya sekarang dalam keadaan baik. Meski dua minggu ini saya merasa tubuh saya lemah. Tapi saya rajin mengonsumsi suplemen penambah darah. Saya juga rajin mengonsumsi sayuran berwarna hijau, karena suka makan pecel.
Ternyata benar loh, Hb saya normal. Setelah dilakukan pengecekan, Hb saya adalah 14,2 g/dl.
Dari konsultasi si mbak yang jaga di bagian cek hemoglobin :
Kadar hemoglobin tergantung dengan usia dan jenis kelamin. Untuk wanita dewasa di atas usia 18 tahun, kadar hemoglobin normal adalah 12 - 15 g/dl. Sedangkan untuk laki-laki di atas usia 18 tahun, kadar hemoglobin normal yaitu 13 - 17 g/dl
Nah, kenapa dua minggu ini saya sering merasa lemas? Ternyata kadar gula darah saya yang ngedrop. Hmm, ini sih tinggal mengonsumsi makanan yang manis-manis aja.
Saya pun menuju tempat coffee break, ada hidangan makanan ringan dan teh manis disajikan. Baik lah, saya pun mengambil teh manis dan cemilan agar gula darah saya bisa naik.
Acara sebelum dimulai sudah diisi dengan komunikasi yang informatif antara host dan peserta yang hadir.
Baru lah kemudian dilanjutkan dengan pengenalan narasumber yang akan mengisi materi tentang pentingnya zat besi dan pengenalan produk penambah darah.
Yang pertama adalah Ibu Dyah, Head of Brand Aviation Combhipar. Dalam kesempatan tersebut Ibu Dyah bertanya, apakah anemia sama dengan darah rendah?
Ternyata ada loh yang menjawab bahwa anemia itu darah rendah. Salah besar kaaan!
Ibu Dyah pun menjelaskan bahwa :
Anemia itu merupakan kondisi di mana cadangan besi dalam tubuh kosong, sehingga pada akhirnya pembentukan hemoglobin jadi berkurang. Jadi anemia itu bukan lah darah rendah melainkan kurang darah.
Sharing Materi 1000 Hari Pertama Kehidupan
Dr. Hartono, Sp. A menuturkan bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu sangat penting. Karena merupakan Golden Age atau periode emas masa pertumbuhan otak yang sangat pesat. Jika 1000 HPK itu kekurangan zat besi, maka perkembangan otak janin akan terganggu. Termasuk gangguan motoriknya. Dan ini bisa mengarah pada kondisi stunting pada anak. Dan gangguan ini tidak bisa diperbaiki dalam kehidupan di masa selanjutnya.
Zat Besi (Fe) mempunyai peran yang penting sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh untuk menghasilkan energi. Sedangkan untuk janin, zat besi ini secara khusus memiliki fungsi untuk pertumbuhan, perkembangan janin, serta untuk pertumbuhan otak.
Sementara untuk bayi, zat besi berfungsi untuk meningkatkan massa SDM secara cepat, perkembangan post natal atau setelah kelahiran, dan pertumbuhannya.
Defisiensi atau kekurangan zat besi pada bayi akan mengakibatkan gangguan perilaku sosio emosional, kognitif yang tidak berkembang, dan fungsi motorik yang buruk.
Karena itu ibu dengan defisiensi zat besi akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Hal ini perlu dicegah dengan mengurangi resiko defisiensi zat besi pada ibu hamil.
Foto dari Facebook Maltofe Indonesia dengan infografis www.hidayah-art.com |
Defisiensi zat besi juga terjadi hingga 40 % pada ibu hamil di trimester ketiga. Dan mayoritas wanita hamil dengan anemia dikarenakan kekurangan zat besi.
Golden age yang merupakan masa 1000 hari pertama kehidupan menjadi penting dalam siklus kehidupan manusia. Masa ini terjadi pada 270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari lahir sampai anak berusia 2 tahun.
Mengonsumsi suplemen zat besi pada 1000 hari pertama kehidupan akan mempengaruhi kualitas kesehatan, intelektual, dan produktivitas pada masa yang akan datang.
Nah, seperti yang tadi di atas sudah saya tuliskan, bahwa tidak hanya wanita hamil saja yang bisa mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Wanita dewasa, anak-anak, manula, memiliki risiko tinggi terkena anemia.
Bebaskan Tubuh dari Anemia Dengan Konsumsi Maltofer
Bagaimana cara mengetahui bahwa tubuh mengalami anemia atau kekurangan zat besi?
Selain dengan melakukan cek hemoglobin, bisa dengan mengamati tanda-tanda khusus. Seperti tubuh mudah lelah, mudah marah, conjungtive pucat (bagian mata yang bawah terlihat pucat), sering merasa pusing, kurang nafsu makan, dan ujung jari jika ditekan akan terlihat pucat.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh, ada beberapa makanan yang mengandung zat besi dan bagus untuk tubuh. Yaitu :
Daging sapi, daging ayam, kacang-kacangan, buah kering (plum, kismis), sayuran hijau seperti bayam, brokoli, daun ketela, kangkung.
Kalian juga bisa melengkapinya dengan mengonsumsi Maltofer, suplemen penambah zat besi dengan kandungan Iron (III) Polymaltose Complex (IPC). Fungsinya adalah melepskan kandungan zat besi secara aktif dan terkontrol sesuai kebutuhan ke dalam tubuh sehingga tidak terjadi penumpukan zat besi.
Dalam acara Woman Community Maltofer, hadir juga mbak Deloni Anggraini, sebagai Brand Manger Maltofer. Beliau menuturkan mengapa tubuh kita membutuhkan suplemen penambah darah Maltofer.
Maltofer® adalah suplementasi zat besi oral untuk mencukupi kebutuhan zat besi pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak orang mengalami defisiensi zat besi karena tidak mendapatkan zat besi yang cukup dari asupan makanan yang dikonsumsi, sehingga kadar zat besi dalam tubuh menjadi rendah.
Maltofer terbukti secara klinik dapat memperbaiki kadar zat besi dengan efek samping yang jarang ditemukan, minimal dibandingkan kesediaan suplemantasi zat besi lain.
Berikut ini kelebihan Maltofer dibanding suplemen kekurang zat besi lainnya :
- Efek Samping Minimal
Iron Polymaltose Compleks diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tidak menimbulkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung, dan susah BAB. Intinya sih Maltofer itu body friendly iron, bersahabat dengan iron dalam tubuh.
- Rasa Coklat Swiss
Semua produk Maltofer memiliki rasa coklat yang enak sehingga dapat dikonsumsi dengan lebih baik. Saya udah merasakan sendiri, nggak eneg atau bikin mual seperti umumnya suplemen penambah darah.
- Aman Dikonsumsi bersama Makanaan dan Minuman
Iron Polymaltose Complex tidak bereaksi secara negatif dengan makanan, minuman mapun obat-obatan lain dan tidak menimbulkan stress oksidatif. Nah sebelum konsumsi Maltofer, kalo minum teh saya kasih jeda waktu satu jam dengan suplemen penambah darah lain. Maltofer aman loh dikonsumsi bersama teh manis kesukaan saya. Sekarang saya kan nggak galau lagi kalo mengonsumsi penambah darah sambil minum teh Nasgithel atau panas legi kenthel, hihii.
Gimana sahabat, selama ini udah konsumsi zat penambah darah kah? Saya sekarang beralih mengonsumsi penambah darah Maltofer karena rasanya yang mirip coklat Swiss. Nggak terasa ngunyah obat lah kalo konsumsi Maltofer.
Pengalaman mba Ika Puspita yang hari itu sharing tentang anak keduanya patut diambil hikmahnya. Sebagai ibu mba Ika udah perhatian dengan konsumsi makanan yang udah memenuhi syarat gizi seimbang.
Namun ternyata anaknya masih juga kekuarangan zat besi. Beruntung ya mba Ika udah kenal Maltofer sejak lama. Jadi kekurangan zat besi putranya bisa dipenuhi dengan konsumsi Maltofer.
Kemarin saya pun udah membeli Maltofer di booth yang menyediakan produk Maltofer. Nah alasan saya membeli Maltofer, karena beberapa kali mengalami kekurangan zat besi. Mungkin kondisi ini terjadi ketika asupan makanan yang mengandung zat besi masih kurang terserap dalam tubuh. Jadi solusinya memang saya harus rutin mengonsumsi Maltofer.
Video tentang event #MaltoferWomanCommunity udah tayang di channel YouTube saya. Silahkan kalian bisa menyaksikan di sini :
Video tentang event #MaltoferWomanCommunity udah tayang di channel YouTube saya. Silahkan kalian bisa menyaksikan di sini :
Satu dos isi 5 (lima) strip, masing-masing strip berisi 6 tablet kunyah. Untuk harganya adalah Rp. 87.500,0. Harga ini termasuk murah dibanding bila saya membeli produk sejenis di apotek. Dari info salah seorang teman saya yang tertarik membeli Maltofer di apotek di Semarang, harga satu dos isi 5 strip adalah Rp. 120.000,0. Wah nyesel ya kemarin nggak borong Maltofer, hahahaa.
Tapi kalo Maltofer yang saya beli di event ini udah habis, tentu saja saya harus membeli di apotek ya. Nggak apa mahal dikit yang penting Hemoglobin saya dalam kisaran normal.
Tapi kalo Maltofer yang saya beli di event ini udah habis, tentu saja saya harus membeli di apotek ya. Nggak apa mahal dikit yang penting Hemoglobin saya dalam kisaran normal.
Dosis & lama terapi bergantung pada tingkat defisiensi zat besi.
- Anak > 12 tahun, dewasa, dan ibu menyusui:Gejala defisiensi zat besi: 1 tablet, 1-3x sehari selama 3-5 bulan, sampai diperoleh angka Hb normal. Selanjutnya terapi diteruskan selama beberapa minggu dengan 1 tablet sehari untuk melengkapi cadangan zat besi.Defisiensi zat besi laten: 1 tablet sehari.
- Wanita hamil:Gejala defisiensi zat besi: 1 tablet, 2-3x sehari sampai didapat angka Hb normal. Selanjutnya terapi diteruskan dengan 1 tablet sehari setidaknya sampai akhir masa kehamilan untuk melengkapi cadangan zat besi.Defisiensi zat besi laten dan pencegahan defisiensi zat besi: 1 tablet sehari.
Aturan Pemakaian:
Dosis harian dapat dibagi dalam beberapa dosis atau dapat dikonsumsi sekaligus. Maltofer tablet dapat dikunyah atau ditelan langsung dan harus dikonsumsi selama atau segera setelah makan.
Apakah saya akan membeli lagi bila tablet kunyah Maltofer udah habis? Iyaaa dong, dan saya udah catat alamat apotek yang menyediakan produk Maltofer ini. Oiya, kalian juga bisa membelinya di apotek di seluruh Indonesia. Saya udah memberikan peta apotek yang menyediakan Maltofer. Yuk dicek di peta Google ya.
Kemarin juga ada kompetisi post foto di Instagram. Foto yang dishare di Instagram peserta yang hadir sih bebas. Yang dinilai adalah ekspresi foto dan caption-nya. Yang menang adalah blogger dari komunitas Gandjel Rel. Yuhuuiii, selamat ya buat mba Uniek, Winda, dan Untari.
Nah, kalo saya sih udah berbahagia saat nomer absen dipanggil sebagai pemenang doorprize. Alhamdulillah rejeki dari Allah Swt, terima kasih #Maltofer dan #Combiphar. Hadiah jam dinding yang unik ini bakal menghiasi kamar saya.
Apakah saya akan membeli lagi bila tablet kunyah Maltofer udah habis? Iyaaa dong, dan saya udah catat alamat apotek yang menyediakan produk Maltofer ini. Oiya, kalian juga bisa membelinya di apotek di seluruh Indonesia. Saya udah memberikan peta apotek yang menyediakan Maltofer. Yuk dicek di peta Google ya.
Kemarin juga ada kompetisi post foto di Instagram. Foto yang dishare di Instagram peserta yang hadir sih bebas. Yang dinilai adalah ekspresi foto dan caption-nya. Yang menang adalah blogger dari komunitas Gandjel Rel. Yuhuuiii, selamat ya buat mba Uniek, Winda, dan Untari.
Nah, kalo saya sih udah berbahagia saat nomer absen dipanggil sebagai pemenang doorprize. Alhamdulillah rejeki dari Allah Swt, terima kasih #Maltofer dan #Combiphar. Hadiah jam dinding yang unik ini bakal menghiasi kamar saya.
Oiya, ada lomba menulis yang bertemakan "Pengalaman Peran Penting Zat Besi dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama dengan Maltofer". Atau tema lain yang bisa kalian pilih adalah "Pengalaman Kekurangan Zat Besi dan Keluarga dengan Maltofer". Kalo ingin tahu lebih banyak tentang lomba menulis ini, kalian bisa berkunjung ke website Maltofer Indonsia.
Sharing saya tentang event #MaltoferWomanCommunity yang didukung oleh #Combiphar udah selesai. Sampai jumpa ya event seru berikutnya. Wassalamualaikum.
Sumber artikel :
- Leaflet Maltofer
- Website Maltofer Indonesia
- Facebook Maltofer Indonesia
Dokumentasi :
- Pribadi
- Mba Ika
- Website Maltofer
- Facebook Maltofer Indonesia
- Website Maltofer
- Facebook Maltofer Indonesia
Ya, di masyarakat, yang anemia disebut juga darah rendah, padahal BUKAN!
BalasHapusItu hb-nya yang rendah. Penanganan dengan maltofer ini saya dulu pernah, waktu hamil anak pertama. masih ingat, namanya aneh soalnya, maltofer.
kalo sekarang, saya seringnya minum suplemen yang dijual bebas di pasaran, sih, karena merasa gak perlu banget.
makasih sharingnya yaaa Ida
Waktu hamil andalannya harus konsumsi zat besi. Aku pernah dulu mau donor darah tapi nggak jadi karena nggak lolos tes
BalasHapusKebanyakan perempuan ya yang terserang anemia, aku juga cenderung rendah mbak darahnya, Allhamdulillah gak sampai pingsan sih. Ibu hamil penting banget menjaga nutrisinya supaya gak anemia ya. Maltofer ya mbak, noted aku konsumsi deh kalau pas kurang darah
BalasHapusDulu langganan banget anemia. Alhamdulillah skrg udah enggak. Emang ga boleh diremehin anemia ini. Apalagi kalo pas hamil.
BalasHapusSaking enaknya rasa Maltofer,anakku sampai ketagihan pingin ngunyah loh mbak.
BalasHapusHadehhhh...bocah...bocah..
Skrg udh bisa donor darah lagi dong mbak...
wah beda ya darah rendah sama anemia soalna kalau aku mah darah rendah mba :) btw itu mba emang kuatan ya abis dondar lalu naik sepedaan duh kebayang pucatnya pasti suami panik makanya milih manggil taksi ya mba
BalasHapusdan jujur aku belum pernah dondar hehehe kalau ga BB yang ga cukup HB-nya yang rendah
aku baru tahu nih merk maltofer :)
Aku donor darah 2x ditolak salah satunya karena tekanan darah rendah banget. Wah harusnya datang kemaren ya pas acara ini.
BalasHapusMaltofer ini andalan banget! 2 anakku dari 6 bulan mengkonsumsi maltofer karena kata dsanya anak ASI itu butuh tambahan zat besi apalagi kalau udah mulai MPASI :)
BalasHapusWah seru banget tuh ya bisa ikutan acaranya.
BalasHapusWah sekarang kalau kekurangan sel darah merah bisa minum maltofer ya
BalasHapusWah ini nih yang penting ketika kita kekurangan sel darah merah
BalasHapusMaltofer memang suplemen bebas dari anemia ya
BalasHapusTubuh kita jadi bebas anemia dengan meminum maltofer ya
BalasHapuswah asik nih bisa untuk anak. dg rasa coklat bisa dicobain ke anak2. thanks sharingnya mbak :)
BalasHapusAku nih sempat bermasalah hb nya. Jadi temenan sama suplemen zat besi dan makan makanan yg mengandung zat besi terus.
BalasHapusEh ini ada maltofer, bisa dicoba nih
Aku klo lagi mens mba...lemes banget...soalnya memang yang keluar darahnya banyak. Bisa jadi saya anemia ya, tp memang saya ndak cek ke dokter. Mungkin saya juga butuh maltofer. Thanks infonya mba...
BalasHapusSuplemen yang wajib dipunyai perempuan nih.. Seringkali kalo aku pusing, ternyata penyebab pusingnya karena Anemia. Selama ini suplemen penambah darahnya, selalu dapet dari suamiku. Dia pendonor aktif di PMI. Hahaha.. jadi malah koleksi suplemen di kotak obat.
BalasHapusHB aku selalu rendah, karenanya belum pernah donor darah seumur hidup padahal mah pengin. Selain menjaga pola makan konsumsi maltofer ini bagus ya, mba.
BalasHapusHB ku juga seringnya rendah, tapi karena faktor usia, sudah mulai sering nahan diri konsumsi daging2an
BalasHapusDan Maltofer sepertinya salah satu yang wajib di stok, apalagi cocok juga buat anak
Lengkap banget ulasannya mak. Aku juga termasuk yg suka kena anemia dan darah rendah juga, haha. Sampai sekarang cita2 saya pengen bisa donor darah tapi masih belum kesampaian.
BalasHapusKayaknya aku mau coba Maltofer deh, soalnya kalau pake pil penambah darah lain kok warna pup aku suka jadi item gitu. Semoga Maltofer ga ada efek kayak gitu.
Saya juga anemia nie. Padahal lagi hamil jalan 9 bulan. Pérsiapan secar. Tapi gimana ya, makanan yang disarankan dokter pun udah saya konsumsi, tapi masih gitu juga.
BalasHapusHiks. Aku jarang ngecek berapa HB aku mbak, 😅. Malah belum pernah ngekonsumsi juga keknya hihiii
BalasHapusTapi boleh deh ini sedia Maltofer di rumah. Karena tiap kurang darah, malah aku jarang minum obat. Tapi keknya tertarik deh sama Maltofer ini abis liat fungsi dan kandungannya
Makasih Mbak Wati
Saya juga pernah donor sekali Mak. Terus langsung lemas kleyengan gitu. Di lain waktu mau ikut donor lagi jadi takut hehe.
BalasHapusAnemia memang ngga boleh disepelekan ya mba..supaya tidak ada efek berkepanjangan. Untung ada yang satu ini
BalasHapusKatanya perempuan itu memang harus menjaga asupan zat besi ya...
BalasHapusKarena kita setiap bulan mengalami haid, dan untuk mencegah anemia butuh asupan zat besi yang cukup
Aku pernah nih kena anemia waktu jaman kuliah. Wah rasanya gak enak banget, kepala sering pusing. Waktu itumah belum tahu ada beginian huhuhu
BalasHapusAku sampe sekarang masih rutin minum pil penambah darah.alhamdulillah HB sekarang normal. Dulu pernah di angka 9 pas hamil huhuhihu
BalasHapusWaa...mashaAllah~
BalasHapusMulia sekali kak...
Katanya kalau rajin donor darah bakalan sehat terus darahnya.
Seperti papa mertua, yang hingga kini masih jadi pendonor darah.
Perlu banget ya sejak dini agar terhindar dari anemia. Aku kalau lagi haid biasanya lemes dan perlu banget nih makan vitamin. Belum kalau lagi haid pertama, ulala lemesnya
BalasHapusDuh, saya banget nih yang susah mau ikut donor darah. Kalau gak hb rendah biasanya tekanan darah yang rendah, baru ikut 3 kali aja kalau gak salah. Wah, mau coba maltofer ah biar bisa donor lagi
BalasHapusMaltofer ini baiknya dikonsumsi rutin atau cuma pas kita kerasa lemas aja ya mbak?
BalasHapusSaya biasanya cuma minum Sangobion, tapi pas bener2 udah lemas aja hehe
Gara2 dari jaman sekolah udah anemia, saya jadi nggak pernah berkesempatan donor darah. Jadi klo pak suami pas habis donor, pasti saya dipamerin berhari2 deh hahaha... :D
Waalaikumsalam, mbakWati.
BalasHapusDaku pernah nih mengalami anemia dan rasanya nggak enak banget. Perempuan memang harus rutin minum suplemen penambah darah seperti maltofer ini.
Kupikir dulu anemia itu darah rendah, ternyata kurang darah.aku dulu sering anemia, dikit2 pingsaan.apalagi kalau panas.
BalasHapus