Assalamualaikum Sahabat. Wisata Edukasi Budaya Semarang di Klub Merby Dalam Satu Hari. Kalian yang ingin berkunjung di Semarang dan belajar budaya dalam satu hari bisa menjatuhkan pilihan datang di Klub Merby. Jadikan kunjungan ini menjadi alternatif Wisata Semarang untuk anak-anak.
Beberapa hari yang lalu saya akhirnya punya kesempatan mengunjungi Klub Merby. Udah lama banget lah pengen kesana. Sayangnya anak-anak udah besar semua, nggak ada alasan datang kesana sendirian. Nggak lucu juga rasanya. Hahahaa.
Klub Merby terletak di jalan Mataram (Mt. Haryono) no. 653 Semarang. Ternyata setelah saya datang di Klub Merby, mereka menerima kunjungan perorangan. Jadi catat ya, nggak hanya rombongan aja yang bisa berkunjung di Klub Merby.
Setiap pengunjung yang datang, begitu masuk langsung di sambut oleh penerima tamu. Ada buku tamu yang bisa diisi dan nantinya kalian akan mendapatkan souvenir.
Ada pilihan souvenirnya, kebanyakan mainan anak-anak. Seperti Kotekan, Gangsingan, Seruling model kecil, dan lainnya. Oiya, ada juga souvenir berupa kipas dari kain batik, ikat kepala untuk anak laki-laki. Duhhh saya siwer, ada souvenir apa lagi sih. Hihihii.
Kegiatan Terpisah Bunda dan Anak-Anak
Mbak Krisna yang menyambut pengunjung, menyapa ramah dan welcome banget. Agar kegiatan untuk anak-anak bisa optimal, mba Krisna ngajakin orang tua tour lokasi Klub Merby yang cukup luas.
Jadi anak-anak diajak kegiatan yang seru dengan banyaknya pilihan edukasi budaya. Orang tua pun juga diajak belajar budaya Semarang.
Saya mengikuti langkah mba Krisna bersama teman-teman menuju lantai 2. Di lantai 2 ini terdapat M-Art Shop & Learn. Yaitu merupakan tempat berbelanja souvenir khas Semarang. Di sini juga kami dikenalkan dengan berbagai cara mengenakan sarung.
Yang asik tuh sebelum memulai sesi sharing pagi itu, ada welcome drink yang bikin tubuh relaks. Minuman tradisional dari rempah-rempah pilihan yaitu Beras Kencur.
Saya menikmati minuman yang kalo di Jawa disebut wedang beras kencur itu dengan menyesap perlahan. Rasa hangat dari cairan dengan rasa cukup manis dan terasa rempahnya itu mengusir sisa kantuk semalam. Iyaa, saya semalam kurang tidur, hihii.
Yang asik tuh sebelum memulai sesi sharing pagi itu, ada welcome drink yang bikin tubuh relaks. Minuman tradisional dari rempah-rempah pilihan yaitu Beras Kencur.
Saya menikmati minuman yang kalo di Jawa disebut wedang beras kencur itu dengan menyesap perlahan. Rasa hangat dari cairan dengan rasa cukup manis dan terasa rempahnya itu mengusir sisa kantuk semalam. Iyaa, saya semalam kurang tidur, hihii.
Nah, sebelumnya saya kenalkan dulu bahwa Sarung adalah identitas bangsa Indonesia. Jadi selama ini kita menganggap sarung itu untuk shalat bapak-bapak. Ye kaaan?!
Arti kata SARUNG adalah SAtu dikuRUNG. Maksudnya adalah bahannya terbuat dari selembar yang digunakan dengan cara dikurungkan ke tubuh pemakai.
Sarung merupakan identitas asli bangsa Indonesia. Dari berbagai daerah di Indonesia, semua memiliki jenis sarung yang berbeda penamaannya.
Sarung sendiri ada yang berbentuk lingkar, yang biasanya digu nakan untuk shalat. Atau untuk pelengkap baju adat seperti di Betawi, Melayu, dan daerah lain.
Sementara Sarung Panjang sering juga disebut kain. Yang sering dipakai mamak-mamak untuk bagian bawah. Yang menjadi pasangan kebaya, baju adat berbagai wilayah di negeri ini.
Mbak Krisna dengan dibantu dua rekannya mengajak kami belajar memakai Sarung. Saya udah bikin videonya di Ig Story @hidayah_art. Lihat ya di sorotan dengan nama Klub Merby.
Daaan ... tadaaa, ini lah penampilan saya dengan model sarung ala kadarnya. Hahahaaa.
Dari lantai 2 ini kami diajak jalan-jalan mengelilingi arena Klub Merby. Ada beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Ada kelas Menggambar dan Mewarnai, Pelatihan Menulis Aksara Jawa, Ruang bikin Kerajinan Perca Batik, dan lainnya.
Kami juga diajak mengintip Museum Mini yang koleksinya adalah sejumlah perangko serta uang kuno dari seluruh Nusantara dan mancanegara. Perkembangan dari setiap peradaban manusia bisa disaksikan melalui uang dan perangko yang dipajang di ruangan ini.
Dari sini kami menuju ruang berikutnya untuk menyaksikan anak-anak yang sempat latihan gamelan. Mereka pun unjuk kebolehan memainkan lagu Dolanan. Ini belajar gamelan cuma beberapa menit udah mahir pentas di depan bunda-bundanya.
Di ruang ini pula kami diajari menyanyikan lagu Gambang Semarang. Secara singkat cuma latihan sekali, langsung nyanyi bersama.
Musik dengan nada kramatis, mengiringi lagu Semarang yang bersifat riang, jenaka, dan berpantun. Bikin hati emak pun riang gembira.
Dengan suasana hati yang ceria, kami pun diajak berjoget bersama. Di ruangan yang luas ini kami belajar joget Semarang.
Pertama kali waktu diajakin joget sempat ragu. Trus penasaran juga sih. Dan ketika musik diputar, otomatis saya pun melenggang senang.
Ragam gerak yang lincah dan riang dengan gerakan khas joget Semarangan. Yaitu Ngandhek, Ngeyek, dan Genjot yang menekankan pada goyangan pinggul.
Eh tapi joget gini kalo dilakukan berulang, bisa juga ya jadi olah tubuh. Pasti tubuh jadi bugar dan hati pun riang.
Santai aja Sahabat. Karena kemarin itu saya bisa menikmati serangkaian kegiatan yang menyenangkan dalam waktu setengah hari.
Di samping yang sudah saya ceritakan di atas, ada juga kegiatan lain yang kami lakukan di lantai 1.
Bertempat di teras belakang Klub Merby, mbak Krisna dengan staf yang ramah mengajak kami bermain, berkreasi, dan berkarya.
Beberapa di antaranya sudah kami coba. Yuk saya ajak kalian menyaksikan berbagai kegiatan yang mengasikkan di Klub Merby.
Kemarin anak-anak diajak eksplore berbagai dolanan yang seru. Mungkin jaman saya kecil, dolanan ini adalah kegiatan yang sering kami lakukan. Kegiatan yang mengisi sepanjang hari sepulang sekolah.
Namun bagi anak-anak masa kini, dolanan merupakan permainan langka yang sudah jarang mereka temukan.
Namun tentu saja ketika mereka menjumpai dolanan ini di Klub Merby, keceriaan terpancar dari wajah anak-anak.
Dolanan Batok tali, dakon, gangsingan, menjadi pilihan mereka untuk bermain dan bergembira.
Sebagian dari anak-anak juga ada yang memilih membatik. Di atas secarik kain seukuran saputangan, mereka mewarnai dengan menggunakan canting.
Memoleskan canting yang sudah dicelupkan ke dalam cairan malam, butuh tangan-tangan yang trampil. Ketelatenan, sabar, dan fokus agar cairan malam tidak meleleh keluar garis.
Hasil jadinya pun bisa juga dibawa pulang untuk souvenir. Bangga dong punya karya yang baru aja dipelajari bareng teman-teman di Klub Merby.
3. Merangkai Janur
Jaman dulu Janur sering dijadikan penghias atau dekorasi orang yang punya hajatan mantu. Yaitu dekorasi pelaminan pengantin, kamar pengantin, juga tempat untuk upacara Siraman.
Janur juga dijadikan penghias semacam Bleketepe yang dilletakkan di atas atap rumah orang tua pengantin putri. Bleketepe adalah semacam rangkaian Janur yang dianyam membentuk seperti peneduh atap rumah.
Namun sekarang janur sudah jarang sekali digunakan untuk dekorasi pernikahan. Karena peran janur sudah digantikan oleh rangkaian bunga yang katanya lebih kekinian dan cantik.
Menjelang tengah hari, saya dan beberapa teman belajar merangkai janur. Bikin anyaman Keris.
Sahabat udah pernah bikin anyaman Keris yang terbuat dari Janur?
Asik juga loh, meski aslinya saya pengen belajar bikin selongsong ketupat.
"Sekarang belajar bikin Keris dulu ya, mbak. Ntar kalo bikin ketupat bisa dua hari baru jadi, hahahaa.." canda mba Krisna.
Hmm, iya siiiih. Lha saya belajar bikin Keris aja salah terus. Lupa jalur anyaman bikin janur, setelah dilipat ke depan kemudian belok kiri atau hadap atas. Whuahahaaa, bagi saya lebih mudah merajut benang jadi bros bunga deh. dibanding bikin anyaman janur ini. Maaf ... saya menyerah.
Sementara mba Ika aja mahir bikin mainan keris dari anyaman janur. Kemarin ada Muna, dan beberapa teman yang ikut bikin keris-kerisan ini.
Saya pilih menu sayur lodeh dengan lauk bandeng presto dan mengambil bakwan sayur. Perut saya seakan-akan bergembira dengan pilihan menu makan siang itu. Hahahaa.
Arti kata SARUNG adalah SAtu dikuRUNG. Maksudnya adalah bahannya terbuat dari selembar yang digunakan dengan cara dikurungkan ke tubuh pemakai.
Sarung merupakan identitas asli bangsa Indonesia. Dari berbagai daerah di Indonesia, semua memiliki jenis sarung yang berbeda penamaannya.
Sarung sendiri ada yang berbentuk lingkar, yang biasanya digu nakan untuk shalat. Atau untuk pelengkap baju adat seperti di Betawi, Melayu, dan daerah lain.
Sementara Sarung Panjang sering juga disebut kain. Yang sering dipakai mamak-mamak untuk bagian bawah. Yang menjadi pasangan kebaya, baju adat berbagai wilayah di negeri ini.
Mbak Krisna dengan dibantu dua rekannya mengajak kami belajar memakai Sarung. Saya udah bikin videonya di Ig Story @hidayah_art. Lihat ya di sorotan dengan nama Klub Merby.
Daaan ... tadaaa, ini lah penampilan saya dengan model sarung ala kadarnya. Hahahaaa.
Dari lantai 2 ini kami diajak jalan-jalan mengelilingi arena Klub Merby. Ada beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Ada kelas Menggambar dan Mewarnai, Pelatihan Menulis Aksara Jawa, Ruang bikin Kerajinan Perca Batik, dan lainnya.
Kami juga diajak mengintip Museum Mini yang koleksinya adalah sejumlah perangko serta uang kuno dari seluruh Nusantara dan mancanegara. Perkembangan dari setiap peradaban manusia bisa disaksikan melalui uang dan perangko yang dipajang di ruangan ini.
Dari sini kami menuju ruang berikutnya untuk menyaksikan anak-anak yang sempat latihan gamelan. Mereka pun unjuk kebolehan memainkan lagu Dolanan. Ini belajar gamelan cuma beberapa menit udah mahir pentas di depan bunda-bundanya.
Di ruang ini pula kami diajari menyanyikan lagu Gambang Semarang. Secara singkat cuma latihan sekali, langsung nyanyi bersama.
Musik dengan nada kramatis, mengiringi lagu Semarang yang bersifat riang, jenaka, dan berpantun. Bikin hati emak pun riang gembira.
Dengan suasana hati yang ceria, kami pun diajak berjoget bersama. Di ruangan yang luas ini kami belajar joget Semarang.
Pertama kali waktu diajakin joget sempat ragu. Trus penasaran juga sih. Dan ketika musik diputar, otomatis saya pun melenggang senang.
Ragam gerak yang lincah dan riang dengan gerakan khas joget Semarangan. Yaitu Ngandhek, Ngeyek, dan Genjot yang menekankan pada goyangan pinggul.
Eh tapi joget gini kalo dilakukan berulang, bisa juga ya jadi olah tubuh. Pasti tubuh jadi bugar dan hati pun riang.
Kegiatan Asik Yang Bisa Kalian Lakukan di Klub Merby
Seharian eksplore Klub Merby apakah bakal tercakup semuanya?Santai aja Sahabat. Karena kemarin itu saya bisa menikmati serangkaian kegiatan yang menyenangkan dalam waktu setengah hari.
Di samping yang sudah saya ceritakan di atas, ada juga kegiatan lain yang kami lakukan di lantai 1.
Bertempat di teras belakang Klub Merby, mbak Krisna dengan staf yang ramah mengajak kami bermain, berkreasi, dan berkarya.
Beberapa di antaranya sudah kami coba. Yuk saya ajak kalian menyaksikan berbagai kegiatan yang mengasikkan di Klub Merby.
1. Dolanan
Kemarin anak-anak diajak eksplore berbagai dolanan yang seru. Mungkin jaman saya kecil, dolanan ini adalah kegiatan yang sering kami lakukan. Kegiatan yang mengisi sepanjang hari sepulang sekolah.
Namun bagi anak-anak masa kini, dolanan merupakan permainan langka yang sudah jarang mereka temukan.
Namun tentu saja ketika mereka menjumpai dolanan ini di Klub Merby, keceriaan terpancar dari wajah anak-anak.
Dolanan Batok tali, dakon, gangsingan, menjadi pilihan mereka untuk bermain dan bergembira.
2. Membatik
Sebagian dari anak-anak juga ada yang memilih membatik. Di atas secarik kain seukuran saputangan, mereka mewarnai dengan menggunakan canting.
Memoleskan canting yang sudah dicelupkan ke dalam cairan malam, butuh tangan-tangan yang trampil. Ketelatenan, sabar, dan fokus agar cairan malam tidak meleleh keluar garis.
Hasil jadinya pun bisa juga dibawa pulang untuk souvenir. Bangga dong punya karya yang baru aja dipelajari bareng teman-teman di Klub Merby.
3. Merangkai Janur
Jaman dulu Janur sering dijadikan penghias atau dekorasi orang yang punya hajatan mantu. Yaitu dekorasi pelaminan pengantin, kamar pengantin, juga tempat untuk upacara Siraman.
Janur juga dijadikan penghias semacam Bleketepe yang dilletakkan di atas atap rumah orang tua pengantin putri. Bleketepe adalah semacam rangkaian Janur yang dianyam membentuk seperti peneduh atap rumah.
Namun sekarang janur sudah jarang sekali digunakan untuk dekorasi pernikahan. Karena peran janur sudah digantikan oleh rangkaian bunga yang katanya lebih kekinian dan cantik.
Menjelang tengah hari, saya dan beberapa teman belajar merangkai janur. Bikin anyaman Keris.
Sahabat udah pernah bikin anyaman Keris yang terbuat dari Janur?
Asik juga loh, meski aslinya saya pengen belajar bikin selongsong ketupat.
"Sekarang belajar bikin Keris dulu ya, mbak. Ntar kalo bikin ketupat bisa dua hari baru jadi, hahahaa.." canda mba Krisna.
Hmm, iya siiiih. Lha saya belajar bikin Keris aja salah terus. Lupa jalur anyaman bikin janur, setelah dilipat ke depan kemudian belok kiri atau hadap atas. Whuahahaaa, bagi saya lebih mudah merajut benang jadi bros bunga deh. dibanding bikin anyaman janur ini. Maaf ... saya menyerah.
Sementara mba Ika aja mahir bikin mainan keris dari anyaman janur. Kemarin ada Muna, dan beberapa teman yang ikut bikin keris-kerisan ini.
Makan Siang di Kedai Dhahar, Nglawuhi Tenan
Oh saya pengen ngaku nih, ternyata waktu bikin keris-kerisan saya gagal terus ada penyebabnya. Iyaaa saya lapar, Sahabat. Hahahaa, malu-maluin yak.
Mungkin karena lapar itu lah saya jadi kurang fokus belajar bikin anyaman janur jadi keris. Ajakan mbak Krisna kepada kami untuk menuju arena Kedai Dhahar bagai kabar gembira bagi saya.
Kedai Dhahar mengolah kekayaan alam berupa hasil bumi sebagai "lawuh Omahan" dengan menu khas Semarang dan tanpa penggunaan MSG.
Resep-resep tradisional yang menggunakan bumbu rempah, menjadikan hidangan lezat juga sehat.
Hidangannya ada sayur lodeh, sayur bayam masak kunci, dengan pilihan lauk yang beragam. Mulai dari ayam goreng, bandeng presto, kering tempe, dan tahu tempe bacem. Jajanan seperti bakwan sayur, mendoan, juga jajan pasar tersaji dan terlihat enak semua.
Sayur lodeh |
Hidangan ini menjadi penutup wisata edukasi budaya Semarang yang mengesankan dan bikin kangen. Iya saya kangen pengen balik mengunjungi Klub Merby.
Oiya, kalo pengen tahu keseruan wisata edukasi budaya Semarang di Klub Merby, bisa saksikan video di channel Youtube saya. Klik aja video di bawah ini:
Oiya, kalo pengen tahu keseruan wisata edukasi budaya Semarang di Klub Merby, bisa saksikan video di channel Youtube saya. Klik aja video di bawah ini:
Kalian bisa juga berkunjung untuk bermain, belajar, dan belanja di Klub Merby. Nggak berasa waktu cepat berlalu ketika kita melakukan kegiatan yang menyenangkan, menyehatkan, dan berkreasi bersama sahabat atau keluarga. Yuk kalo pengen gabung, hubungi aja Merby Centre di bawan ini ya. Wassalamualaikum Sahabat.
Info Klub Merby :
Jalan Mt. Haryono (Mataram) no. 653 Semarang
Telpon 024 - 8418842
HP : 0816666742
Email : klubmerby@yahoo.co.id
Info Klub Merby :
Jalan Mt. Haryono (Mataram) no. 653 Semarang
Telpon 024 - 8418842
HP : 0816666742
Email : klubmerby@yahoo.co.id
Orang kalau nggak teliti mungkin nggak akan tahu kalau klub Merby ini ternyata seru untuk dikunjungi bersama keluarga. Wah besok kalau ke Semarang perlu nyoba ke sini juga nih
BalasHapusKlub Merby tuh asyik yaaa mba. Aku sukaaa deh liat aktivitasnya. Dan melestarikan budaya tradisional
BalasHapusKalau mau wisata ke sana bisa tinggal datang aja ya Mbak? Atau harus reservasi dulu?
BalasHapusWah iya aku emang kira sarung tuh buat bapak bapak. Teryata bisa digunakan siapa aja ya. Dan arti katanya juga aku baru tahu. Anak kalau diajak disini pasti senang banget
BalasHapusLiat foto fotonya jadi pengen ajak anak anak main. Membatik itu kayanya perlu dilestarikan banget ya mba. Dari kecil memang harus dikenalin budaya bangsa yang adiluhung
BalasHapusKeren banget nih tempat!
BalasHapusSeandainya di Makassar ada juga yang seperti ini...
wah setelah baca tulisan kakak jadi menarik buat kesana kak.
BalasHapusKegiatan nya seru ya mba, esp membatik itu aku pengen coba juga sih.. btw aku juga baru tau kalau sarung itu satu dikurung? Hehehe seriously, lucu artinya
BalasHapusKeren banget sihh, ini nih wisata edukatif dan berfaedah. Coba aja ada di Batam ya, ku ingin ikuut.
BalasHapuswahh dalam satu tempat banyak baget kegiatannya, baru sebulan pindah ke sby dan ini akan masuk list destinasi, makasih mba..
BalasHapusSatu tempat komplit banget. Aku baru dari semarang bulan april lalu mbak. Next semoga dimudahkan lagi kesemarang biar bisa intip tempat edukatif seperti ini
BalasHapusidenya kreatif sekali ya, ibunya bisa refreshing mata, mengenal. budaya dari bermacam cindera mata dan karya budaya, anak anak diajarin dolanan dan semacam kegiatan yang selama ini tidak pernah diketahui, kangen ngebatik iy,
BalasHapus"Arti kata SARUNG adalah SAtu dikuRUNG. Maksudnya adalah bahannya terbuat dari selembar yang digunakan dengan cara dikurungkan ke tubuh pemakai"..
BalasHapusSubhanallah mbak, saya baru tau loooh arti sarung yg sebenarnya, trims loh infonya ;).
.
.
*Oke catat, klub Merby!* siapa tau, saya dikasih rejeki jalan2 ke Semarang ;)
salam kenal, mbak :)
Hahahaha..laper emang bikin ngga fokus, Mbak.. wkwkwk...
BalasHapusJadi pengen ke sana, pengen belajar merangkai janur juga. Dulu soalnya ngga dapet pelajaran ini waktu sekolah. Padahal kata almarhumah ibu, dulu tu ada pelajaran "Seni Merangkai Janur". Sekarang udah ngga ada ya, gantinya photography sama robotik. 😢
Mbaa aku penasaran dengan gerakan tarian Semarangan deh. Dan kata genjot itu jadi bikin aku membayangkan yang iya iya. Ampuun haha
BalasHapusAku sebenarnya belum pernah wisata ke Semarang huhuhu, sekedar lewat saja. Padahal pengen banget, moga next terwujud Aamiin
BalasHapusAku sampe sekarang masih pakai kain loh di rumah. Jadi seneng baca tulisan ini. Kebiasaan perempuan kalimantan memang pakai kain semacam sarung tapi motifnya cantik-cantik
BalasHapusWah seru sekali ya mba klub Merby ini.
BalasHapusAndai di batam ada juga.
Oh iya.
Saya baru tau kepanjangan sarung.
Satu dikurung.
Hehehehe
Sering bolak balik semarang tapi baru tau ada tempat ini, kece banget buat anak2. Next trip pasti didatengin aah. Makasih yaa mba :)
BalasHapusasik bener nih pas di merby jadi dapat wawasan baru bikin keris-kerisan
BalasHapusSenang banget kalau ada acara seperti ini ya, apalagi ada kegiatan membantik, aku ikutan pengen nyobain deh
BalasHapusSenang banget kalau ada acara seperti ini ya, apalagi ada kegiatan membantik, aku ikutan pengen nyobain deh
BalasHapusWah seru ada klub ini. Anak bisa playdate ma temannya, ortunya bisa nambah wawasan. Itu makanannya tradisional banget, yaaaa... TFS infonya mbak :D
BalasHapusBeruntungnya Mbak, bisa mengikuti kegiatan wisata edukasi Semarang. Banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa menambah wawasan. Gak hanya emaknya, anak-anak pun bisa merasakan manfaatnya ya...asyiik!
BalasHapusNgenalin kearifan lokal ke anak2 penting juga nih. Pengen mampir kl k smrg, ini deket mess kantorku dulu btw mb, Mataram, jd makin penasaran ~
BalasHapusAku seneng banget model-model wisata edukasi gini mb.. Semoga next bisa mampir kalo pas ke semarang..
BalasHapusSeru banget nih mba kegiatan yg dilakukan di Klub Merby ini, dan kebanyakan bernuansa tradisional. Jadi pengen berkunjung kesana klo pas ke Semarang nanti. Makasih sharingnya mbak.
BalasHapusJadi tahu kalau ke Semarang bisa mampir ke Klub Merby, mudah-mudahan disempatkan mampir kalau ke Semarang. Ijin kusimpan ya CPnya.
BalasHapusKapan bisa ke Semarang yaa? Pengen jalan-jalan ke klub merby ini dan tempat wisata lainnya
BalasHapusKok seru bagnet ya Mbaaaak. Aku jadi pengin main ke Klub Merby kalau pas lagi ke Semarang.
BalasHapusJadi pengen Napak tilas ke Semarang dan mampir ke club Merby. Asyik banget ya bisa bermain sambil belajar begitu. Anak anakku pasti suka. TFS mbak
BalasHapusSupeerr Zerruu...
BalasHapusAku juga mau diajari mbatik.
Konon katanya, gak semudah yang dikira yaa...
Rumit dan sudah pasti detil.
Sayang sekali aku pas waktu itu belum ada kesempatan ikutan, padahal keren banget ini edukasi soal budayanya ya Mba Hiday. Pengen ke sana kapan-kapan semoga ada acara lagi gitu biar aku bisa ngerasain hehehe
BalasHapusSejak lama cari tempat buat ajarin anka anak membatik. selama ini cuman mainan saja, pinginya dia mengenal batik dan melatih kesabaran juga, ter yata sekarang dah nemu tempatnya.
BalasHapusmakasih mbak