Assalamu'alaikum. Apa kabar teman-teman? Semoga sehat dan tetap semangat beraktifitas yaaa. Iseng aja nih kali ini saya pengen nulis tentang Sebatas Mana Hubungan Kamu dan Nomofobia? Ishhh, penasaran kah apa itu Nomofobia? Atau justru teman-teman udah tahu Nomofobia? Yuk kita kupas tuntas bareng-bareng ya.
Saya tahu NoMoFoBia dari acara candidly Nicole - starworld. Nicole Richie ngomongin tentang kegelisahannya saat adik sepupunya tetap asik membalas chat di smartphonenya. Sementara Nicole butuh saran dengan pilihan aksesoris #ootd.
Sebelum saya nulis banyak-banyak, dan teman-teman nggak paham juga dengan Nomofobia, ini nih kepanjangannya. No Mobile Phone Phobia, disingkat jadi Nomofobia. Arti Nomofobia sendiri adalah ketakutan tidak berada di samping smartphone setiap saat.
Ihhh, ada yang senyum-senyum merasa mengalami Nomofobia nih kayaknya, hahaha.
Kamu tergolong orang yang Nomofobia juga, bila ada salah satu kondisi seperti di bawah ini :
#Mata Tak Pernah Teralih dari Layar Smartphone
Entah sedang berada di mana saja, sendiri atau di tengah acara formal/informal, mata kamu tak beralih dalam hitungan jeda setiap 5 detik dari smartphone.
Tiap kali ada nada notif masuk, langsung pandangan tertuju pada smartphone. Meski ada dosen yang berdiri tepat di depanmu. Atau kamu tetap membalas chat meski tengah di jalan raya. Wuihhh, ngeri amat ya.
#Jauh di Hati Meski Dekat di Mata
Ngumpul dalam satu meja, namun tak ada interaksi yang berkualitas. Justru suasana hening yang menyelimuti suasana karena masing-masing orang asyik dengan smartphonenya.
#Ngerumpi dan Meeting di sosmed
Bertetangga tapi jarang nampak muka. Mau ngegosip pun lewat pesan teks di grup sosmed. Bahkan meeting pun sekarang tak perlu bertatap muka. Bisa dilakukan dengan smartphone yang ada dalam genggaman.
#Tak Bisa Berpisah dengan Smartphone Meski di Kamar Mandi
Bahkan jongkok di closet pun kamu butuh kehadiran smartphone di tangan. Hingga tiap kali masuk kamar mandi, tangan tak rela meletakkan smartphone di meja atau tas.
Kadang kondisi ini menimbulkan kecelakaan di dalam kamar mandi. Entah kaki tergelincir, ponsel masuk ke bak air, atau bahkan nyemplung di closet. Alamaaaak, apes banget sih.
#Selalu Mencari Stop Kontak untuk Menambah Daya Baterai
Ada rasa gelisah ketika smartphone mulai menipis daya baterainya. Mata mulai melirik ke sekitar lokasi, terutama ketika tidak membawa power bank. Bertanya-tanya adakah tempat untuk menambatkan steker di stop kontak. Agar smartphone tetap aman dari daya baterai yang ngedrop.
#Bangun Tidur Langsung Mencari Smartphone
Siapa nih yang mengalami kondisi ini? Bangun tidur, mata masih mengantuk dan jemari tangan meraba letak smartphone. Begitu tangan menemukan smartphone, bukannya segera ke kamar mandi malah memainkan jari jemari dengan mengecek pesan masuk.
#Merasa Ada Yang Hilang Ketika Tak Ada Notifikasi atau Chatt
Pernah nggak sih kamu senantiasa melarikan pandangan tertuju pada layar ponsel. Tangan pun tak henti memencet tiap akun sosmed, mencari tahu adakah pesan teks dari seorang teman atau seseorang.
Perasaan sedih, gelisah, dan bertanya-tanya, mengapa tak ada lagi notif untuk kita? Trus menulis pesan baru dan mencolek beberapa teman di beberapa grup sosmed.
#Selalu Mengandalkan Google
Orang tak lagi berinteraksi dengan sesamanya karena lebih mengandalkan smartphone. Bertanya resep masakan, lokasi tujuan, atau restoran di satu kota, selalu mengandalkan Google.
Ketika jaringan internet kurang mulus, kening pun berkerut. Mulut mulai manyun dan menggerutu. Sikap pun jadi gelisah dan resah.
Dulu kita bakal bertandang ke rumah tetangga bila ingin bikin Kue Lapis. Saat sedang mencari alamat, kita dulu akan bersedia turun naik dari motor atau mobil demi bertanya pada orang di daerah tersebut. Dengan senyum ramah, kita bahkan bisa bertanya hingga beberapa kali dan tetap semangat.
______________
NOMOFOBIA memang tampaknya bukan suatu kelainan sikap seseoarang. Apalagi saat ini nyaris semua orang membutuhkan smartphone untuk berkomunikasi, entah urusan keluarga, pertemanan, atau pekerjaan.
Namun bisa saja kondisi ini menjadi makin buruk ketika kita tak mampu mencegah ketergantungan dari smartphone. Bisa saja orang balik ke rumah gara-gara ponsel ketinggalan. Apalagi ada pepatah bilang, dompet boleh ketinggalan namun ponsel mesti aman di tas atau genggaman.
Kalo kamu, apakah mengalami salah satu kondisi seperti yang udah saya tulis di atas? Sebatas mana hubungan Kamu dan Nomofobia? Gelisah, bingung, cemas, manakalah smartphone tak ada dalam genggaman tangan? Mesti aware deh, agar kita tak separah itu mengalamai Nomofobia. Jangan sampai terjadi mati gaya karena ponsel tertinggal di rumah. Yuk share cerita versi kamu tentang kondisi ini. Wassalamu'alaikum.
Photo : dari pixabay.com
Sebelum saya nulis banyak-banyak, dan teman-teman nggak paham juga dengan Nomofobia, ini nih kepanjangannya. No Mobile Phone Phobia, disingkat jadi Nomofobia. Arti Nomofobia sendiri adalah ketakutan tidak berada di samping smartphone setiap saat.
Ihhh, ada yang senyum-senyum merasa mengalami Nomofobia nih kayaknya, hahaha.
Kamu tergolong orang yang Nomofobia juga, bila ada salah satu kondisi seperti di bawah ini :
#Mata Tak Pernah Teralih dari Layar Smartphone
Entah sedang berada di mana saja, sendiri atau di tengah acara formal/informal, mata kamu tak beralih dalam hitungan jeda setiap 5 detik dari smartphone.
Tiap kali ada nada notif masuk, langsung pandangan tertuju pada smartphone. Meski ada dosen yang berdiri tepat di depanmu. Atau kamu tetap membalas chat meski tengah di jalan raya. Wuihhh, ngeri amat ya.
#Jauh di Hati Meski Dekat di Mata
Ngumpul dalam satu meja, namun tak ada interaksi yang berkualitas. Justru suasana hening yang menyelimuti suasana karena masing-masing orang asyik dengan smartphonenya.
#Ngerumpi dan Meeting di sosmed
Bertetangga tapi jarang nampak muka. Mau ngegosip pun lewat pesan teks di grup sosmed. Bahkan meeting pun sekarang tak perlu bertatap muka. Bisa dilakukan dengan smartphone yang ada dalam genggaman.
#Tak Bisa Berpisah dengan Smartphone Meski di Kamar Mandi
Bahkan jongkok di closet pun kamu butuh kehadiran smartphone di tangan. Hingga tiap kali masuk kamar mandi, tangan tak rela meletakkan smartphone di meja atau tas.
Kadang kondisi ini menimbulkan kecelakaan di dalam kamar mandi. Entah kaki tergelincir, ponsel masuk ke bak air, atau bahkan nyemplung di closet. Alamaaaak, apes banget sih.
#Selalu Mencari Stop Kontak untuk Menambah Daya Baterai
Ada rasa gelisah ketika smartphone mulai menipis daya baterainya. Mata mulai melirik ke sekitar lokasi, terutama ketika tidak membawa power bank. Bertanya-tanya adakah tempat untuk menambatkan steker di stop kontak. Agar smartphone tetap aman dari daya baterai yang ngedrop.
#Bangun Tidur Langsung Mencari Smartphone
Siapa nih yang mengalami kondisi ini? Bangun tidur, mata masih mengantuk dan jemari tangan meraba letak smartphone. Begitu tangan menemukan smartphone, bukannya segera ke kamar mandi malah memainkan jari jemari dengan mengecek pesan masuk.
#Merasa Ada Yang Hilang Ketika Tak Ada Notifikasi atau Chatt
Pernah nggak sih kamu senantiasa melarikan pandangan tertuju pada layar ponsel. Tangan pun tak henti memencet tiap akun sosmed, mencari tahu adakah pesan teks dari seorang teman atau seseorang.
Perasaan sedih, gelisah, dan bertanya-tanya, mengapa tak ada lagi notif untuk kita? Trus menulis pesan baru dan mencolek beberapa teman di beberapa grup sosmed.
#Selalu Mengandalkan Google
Orang tak lagi berinteraksi dengan sesamanya karena lebih mengandalkan smartphone. Bertanya resep masakan, lokasi tujuan, atau restoran di satu kota, selalu mengandalkan Google.
Ketika jaringan internet kurang mulus, kening pun berkerut. Mulut mulai manyun dan menggerutu. Sikap pun jadi gelisah dan resah.
Dulu kita bakal bertandang ke rumah tetangga bila ingin bikin Kue Lapis. Saat sedang mencari alamat, kita dulu akan bersedia turun naik dari motor atau mobil demi bertanya pada orang di daerah tersebut. Dengan senyum ramah, kita bahkan bisa bertanya hingga beberapa kali dan tetap semangat.
______________
NOMOFOBIA memang tampaknya bukan suatu kelainan sikap seseoarang. Apalagi saat ini nyaris semua orang membutuhkan smartphone untuk berkomunikasi, entah urusan keluarga, pertemanan, atau pekerjaan.
Namun bisa saja kondisi ini menjadi makin buruk ketika kita tak mampu mencegah ketergantungan dari smartphone. Bisa saja orang balik ke rumah gara-gara ponsel ketinggalan. Apalagi ada pepatah bilang, dompet boleh ketinggalan namun ponsel mesti aman di tas atau genggaman.
Kalo kamu, apakah mengalami salah satu kondisi seperti yang udah saya tulis di atas? Sebatas mana hubungan Kamu dan Nomofobia? Gelisah, bingung, cemas, manakalah smartphone tak ada dalam genggaman tangan? Mesti aware deh, agar kita tak separah itu mengalamai Nomofobia. Jangan sampai terjadi mati gaya karena ponsel tertinggal di rumah. Yuk share cerita versi kamu tentang kondisi ini. Wassalamu'alaikum.
Photo : dari pixabay.com
Waduh... hampir Nomofobia nih keknya :D :D
BalasHapustapi tetep diusahakan saat quality time sama anak dan suami, no gadget laah :)
Good job, Ririt. Apalagi masa emas seorang anak itu tak mungkin terulang ya :)
Hapussama, aku juga almost :-D
BalasHapustapi semoga ga keterusan
Hahaha, iya tuh. Eh, udah beli hape baru kah? Buruan mumpung ada diskon :)
HapusAku pernah dikomplen suami gara2 gadget, dianggap nomophobia. hahaha. Padahal ya ga selalu membawa gadget ke mana2. Saat sedang bersama keluarga ya gadget disimpan dulu, saat mengajar atau kerja, saat di dapur atau ngerjain kerjaan rumah, ya gadgetnya minggir dulu. Malah kalau lagi naik angkutan umum, lebih asyik memperhatikan berbagai tingkah orang ketimbang memandangi gadget :)
BalasHapusAku juga suka memperhatikan perilaku orang kalo naik angkot, menarik banget karena aku jarang ngangkot, mbak :)
Hapushaha saya malah hari ini adalah hari kedua tanpa smartphone lol
BalasHapusLupa atau sengaja ditinggal nih? Kayaknya karena lupa ya
Hapusaku ketawa ngikik aja bacanya. almost sih soalnyah. hhee
BalasHapusApalagi klo lagi senggang gituh huehehee
Eh iya, kalo senggang mah emang enaknya mainan gadget. Dari pada bengong kan, hehehee
HapusJleb. Kayaknya aku mulai kena nomophobia deh.. Serius
BalasHapusJleb. Kayaknya aku mulai kena nomophobia deh.. Serius
BalasHapusTenang mbak Ade, banyak temennya kok, serius dehhh
Hapushohoho...kesenthil nggak ya?:D
BalasHapusDuuuhhh, maaf nggak sengaja loh nyentilnya, hihiii
HapusKayanya hampir smua orang skr nomofobia deh twrmasuk aku udh ada tuh gejala2nya. Padahal kadang klo pas sibuk bgt ato traveling tetiba ga ada sinyal ya gpp ik.. tetep masih bisa hidup normal hahhaa....
BalasHapusMasih banyak juga yang cuek dg gadget. Terutama kalo kerjaannya banyaakkkk, dan dia tipe orang yang kurang suka main sosmed, mbak.
Hapuswaah..baru tau aku mbak nomofobia hihi , kayaknya aku nomofobia deh :D
BalasHapusWaaah, ada yang ngaku nih :D
HapusNg, masalahnya, apa-apa sekarang aku pakaj hp. Terutama blogging karena laptop rusak :)
BalasHapusSaya dan suami suka sindir-sindiran tentang nomophobia kalau udah fokus ke HP jadi lupa main sama anak
BalasHapusAkuuuu ituuuh. Sampai suka disindirin misua...wkwkwkwk. Ke kamar mandi pun bawa smartphone...
BalasHapusSaatnya cari solusi ya mbak Wati, jangan sampai nyuruh anak belajar harus kirim SMS karena lagi asyik pegang gadget, padahal tinggal jalan lima langkah ke belakang :)
BalasHapusBagi saya ini masalah serius karena sering jadi pemicu pertengkaran terutama dengan anak :(
Ya Allah.. kok semua ada.. tapi sepertinya belum parah kalau aku mbak #alibi
BalasHapusHihihi...
BalasHapusDuh, memang akuh nih. Sejujurnya kalau di rumah tuh sinyal lemah. Lha yang nungguin di samping kita :D
Moga aja ngak sampai mati gaya ya Mbak Wati :D
pernah kok saya hidup tanpa gadget, dan tidak ol... Sangat, sangat, sangat menyenangkan. Jadi belum termasuk sih (belum???)
BalasHapusArtikel Mba ini bikin aku pengeeeeen curhat. Sebagai orang yang bekerja di dunia digital, terutama dekat sekali dengan dunia social media, kadang aku merasa kalau aku sedikit mengalami nomophobia. Meeting bahkan koordinasi tim, di smartphone. Chat sana sini sana sini, bahkan karena jadi anak rantauan pun, keluarga itu jauh di mata dekat di chat smartphone. Tantangan terberat itu kalau lagi di kantor, sibuk nge DL tapi tangan dan mata gatel pengen bukain notof chat satu satu.
BalasHapusBut than i think, kayaknya emang butuh sesekali ngejauh dari smartphone biar ga stres. Kalau lagi sama partner, mendadak no chatting in smartphone day. Lagi pulang ke rumah pun gitu.
semoga smartphone ga bikin kita lupa bersosialisasi secara langsung dan tatap muka ya mba.
Waduh hampir sepertinya hehe, tapi utamanya sih kalo hp ketinggalan itu bingungnya kalo ada telpon masuk dari keluarga ya. Kalo urusan nggak update sosmed sih bukan masalah :)
BalasHapus