Assalamu'alaikum. Hari Sabtu pagi saya berkemas dengan cepat, karena bawaan yang banyak. Aihhh, mau kemana pagi-pagi udah sibuk berkemas? Mau piknik kah? Atau ngintil suami kerja seperti biasa? Yup, saya mau piknik bareng teman-teman IIDN Semarang dan Blogger Gandjel Rel. Tapi pikniknya bukan piknik biasa. Ceritanya kami piknik bergizi di Desa Bahasa Borobudur. Penasaran kayak apa piknik bergizi kami? Yuk lanjutin aja baca artikel Belajar Bahasa Inggris Sambil Bermain ala Desa Bahasa Borobudur.
Semarang terbagi dalam dua wilayah, atas dan bawah. Kami menetapkan meeting point pertama adalah di jalan Pandanaran, samping Masjid Baiturrahman Semarang. Saya agak telat 16 menit gegara ngambil snack dulu buat sarapan pagi teman-teman serombongan. Snack pagi penting banget, agar aman dunia, hahaha.
Tepat pukul 6.30 pagi, bus melaju menuju meeting poing kedua di Banyumanik. Ada mbak Mirma yang udah standbay di halaman ruko toko roti. Dan kami masih mampir di pemberhentian berikutnya di Ungaran Cantik. Ada mbak Dedew dengan Nailah dan Alde, Kitty, Anita dan suami juga yang udah siap di meeting pont ketiga. Begitu penumpang komplit, bus meluncur membelah kepadatan Sabtu pagi yang mulai merambah wilayah Bawen hingga Magelang.
Eh, sempatin welfi dulu deh bareng dua gadis manis yang bantuin bagi-bagi snack. Moga amalan baik kalian mendapat ganti jodoh terbaik, aamiin.
Sempat nyasar bentar karena ada petunjuk arah yang salah baca, kami pun bertemu mas Tepe a.k.a Tri Prasetyo di depan hotel Manohara. Bus pun mengikuti mobil yang dikendarai mas Tepe. Perjalanan menuju Desa Bahasa lancar hingga tiba di lokasi.
Memasuki labirin dari tanaman teh-tehan, kami disambut oleh owner Desa Bahasa Borobudur, Mr. Hani Sutrisno. Penulis buku 6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris ala Desa Bahasa Borobudur. Ada mas Tepe, mba Inoer, dan mas Tikno.
Sambutan dari Grup musik yang merupakan anak muda desa setempat yang juga pengajar Bahasa Inggris, bikin hati adem. Shalawatan Tombo Ati, lagu Prau Layar, dan lagu terkenal lain menjadi hiburan tersendiri. Kami merasa berada dalam suatu resepsi yang mengagungkan tamu. Sambutan yang luar biasa, terima kasih Mr. Hani dan staff pengajar.
Grup musik ini baru dibentuk menjelang muktamar Nahdlatul Ulama awal tahun 2016 ini. Tapi penampilan mereka udah piawai. Rancak, menarik, dan bikin kami pengen ikut goyang, ahahahaa.
Sambutan dari Mas Tepe dan Mr. Hani secara bergantian membuka acara kami dalam suasana santai. Kami pun sibuk mengabadikan suasana Desa Bahasa dalam foto dan mengunggah ke media sosial. Dan timeline Sabtu itu penuh dengan pamer foto Buku serta suasana Desa Bahasa Borobudur.
Mr. Hani menceritakan perjuangannya belajar bahasa Inggris sejak kecil. Menjadi penjual asongan di tempat wisata Candi Borobudur, merupakan pengalaman pertama Mr. Hani bicara bahasa Inggris.
Cemilan berupa mendoan, kue kering jadul yang ngangeni, dan cenil, langsung lenyap pindah lokasi ke perut kami. Perut jadi kenyang, hati makin hangat, pikiran pun siap menerima sharing bareng mas Tepe a.k.a Tri Prasetyo.
Acara berikutnya adalah penandatanganan buku 6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris ala desa Bahasa Borobudur oleh Mr. Hani Sutrisno. Oh iya, kalo beli buku ini ada bonus gratis liburan ke Singapura. Tentu saja bakal diundi ya, teman-teman. Nanti Mr. Hani akan mendampingi jalan-jalan ke Singapura sambil tetap belajar dan praktek bahasa Inggris. Wooowwww, asik dong ya. Yuk beli bukunya, di Gramedia ada juga.
Acara berikutnya kami diajak Mas Miftah jalan-jalan ke sekililing lokasi Desa Bahasa. Peserta kursus di sini diajak belajar sambil outbond, menjelajah desa, memberi makan sapi, bahkan sambil bernyanyi dan menari. Bikin otak langsung fresh dengan tubuh yang terus bergerak.
Ada beberapa rumah yang menjadi homestay bagi peserta kursus. Homestay ini merupakan rumah penduduk yang ada di Desa Bahasa. Masing-masing rumah memiliki nama yang dipasang di atas pintu masuk. Rumah tempat saya dan Mara welfi memiliki nama 'TAOGE'.
Nah, Mas Miftah mengajak kami memasuki ruang belajar di Desa Bahasa. Banyak piagam, penghargaan, foto-foto yang menunjukkan kiprah Mr. Hani selama ini.
Kalo pengen tahu berapa biaya kursus Bahasa Inggris di Desa Bahasa, bisa cari tahu di web www.desa-bahasa.com. Komplit banget deh informasinya di sana.
Mas Miftah juga mengajak kami masuk dalam ruang kelas yang berada dalam ruangan terbuka dan lesehan. Asik juga belajar dengan santai, sambil bermain dan dipadu dengan gerakan tubuh.
Puas menjelajahi lokasi belajar Desa Bahasa serta sarana pendukung seperti Rumah Tinggal bagi peserta kursus, kami kembali ke lokasi belajar di Kedai Desa 3 Bahasa. Mas Miftah menjadi pengajar kami menggantikan Mr. Hani.
Dan, sebelum makan siang, kami mesti menjalani tes dulu. Meja yang pesertanya paling kencang menirukan praktek bahasa Inggris, mereka bisa makan siang dulu. Ahhhh, meja saya termasuk rombongan terakhir yang lolos menuju meja makan.
Ini menu makan siang di Kedai 3 Bahasa di Desa Bahasa Borobudur. Mangut Beyong (baca : mbeyong), Trancam, dan Wader goreng tepung. Menu yang lezat, kenyang, dan ngangeni. Warbiyasaaakkkkk.
Sesi berikutnya istirahat dan shalat bergantian. Baru dilanjutkan dengan pelajaran sambil bermain di Ruang yang lebih luas di Kedai 3 Bahasa. Kali ini giliran Mas Abdul mengajak kami mengenal 16 tenses serta Pronounces.
Belajar sambil bermain bikin materi mudah kami terima. Tanpa perlu hapalan, tanpa perlu berpikir keras. Cukup dengan hati senang dan gerakan tubuh mengikuti petunjuak pengajar di Desa Bahasa.
Pelajaran dilanjutkan dengan kegiatan di luar ruangan. Sambil bermain, kami tetap belajar. Bermain bakiyak beregu, saya bersama Mba Uniek dan Anita menjadi pemenang kedua. Heboh, seru, dan menyenangkan. Gerakan dengan mengucapkan right, left, right, left, bikin seruuuu.
Begitu adzan berkumandang, acara belajar sambil bermain usai. Kami masih menikmati suasana desa yang sejuk dan menyenangkan. Ahhh, jadi pengen ngajak anak-anak kalo liburan nanti. Mereka pasti juga menikmati belajar bahasa dalam suasana menyenangkan ini. Apalagi bakal ada reward Rafting di Sungai Elo bila bisa menyelesaikan tugas setiap hari.
Teman-teman bisa juga mengajak putra-putrinya belajar Bahasa Inggris di desa Bahasa. Seperti saya dan teman-teman IIDN serta Blogger Gandjel Rel, yang menikmati belajar bahasa Inggris sambi bermain ala Desa Bahasa Borobudur hari Sabtu itu. Puaskah kami? Luar biasaaa deh, senaaang. Sampai jumpa dalam jalan-jalan berikutnya ya. Wassalamu'alaikum.
Tepat pukul 6.30 pagi, bus melaju menuju meeting poing kedua di Banyumanik. Ada mbak Mirma yang udah standbay di halaman ruko toko roti. Dan kami masih mampir di pemberhentian berikutnya di Ungaran Cantik. Ada mbak Dedew dengan Nailah dan Alde, Kitty, Anita dan suami juga yang udah siap di meeting pont ketiga. Begitu penumpang komplit, bus meluncur membelah kepadatan Sabtu pagi yang mulai merambah wilayah Bawen hingga Magelang.
Eh, sempatin welfi dulu deh bareng dua gadis manis yang bantuin bagi-bagi snack. Moga amalan baik kalian mendapat ganti jodoh terbaik, aamiin.
Sempat nyasar bentar karena ada petunjuk arah yang salah baca, kami pun bertemu mas Tepe a.k.a Tri Prasetyo di depan hotel Manohara. Bus pun mengikuti mobil yang dikendarai mas Tepe. Perjalanan menuju Desa Bahasa lancar hingga tiba di lokasi.
Memasuki labirin dari tanaman teh-tehan, kami disambut oleh owner Desa Bahasa Borobudur, Mr. Hani Sutrisno. Penulis buku 6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris ala Desa Bahasa Borobudur. Ada mas Tepe, mba Inoer, dan mas Tikno.
Sambutan dari Grup musik yang merupakan anak muda desa setempat yang juga pengajar Bahasa Inggris, bikin hati adem. Shalawatan Tombo Ati, lagu Prau Layar, dan lagu terkenal lain menjadi hiburan tersendiri. Kami merasa berada dalam suatu resepsi yang mengagungkan tamu. Sambutan yang luar biasa, terima kasih Mr. Hani dan staff pengajar.
Grup musik ini baru dibentuk menjelang muktamar Nahdlatul Ulama awal tahun 2016 ini. Tapi penampilan mereka udah piawai. Rancak, menarik, dan bikin kami pengen ikut goyang, ahahahaa.
Sambutan dari Mas Tepe dan Mr. Hani secara bergantian membuka acara kami dalam suasana santai. Kami pun sibuk mengabadikan suasana Desa Bahasa dalam foto dan mengunggah ke media sosial. Dan timeline Sabtu itu penuh dengan pamer foto Buku serta suasana Desa Bahasa Borobudur.
Mr. Hani menceritakan perjuangannya belajar bahasa Inggris sejak kecil. Menjadi penjual asongan di tempat wisata Candi Borobudur, merupakan pengalaman pertama Mr. Hani bicara bahasa Inggris.
Cemilan berupa mendoan, kue kering jadul yang ngangeni, dan cenil, langsung lenyap pindah lokasi ke perut kami. Perut jadi kenyang, hati makin hangat, pikiran pun siap menerima sharing bareng mas Tepe a.k.a Tri Prasetyo.
Acara berikutnya adalah penandatanganan buku 6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris ala desa Bahasa Borobudur oleh Mr. Hani Sutrisno. Oh iya, kalo beli buku ini ada bonus gratis liburan ke Singapura. Tentu saja bakal diundi ya, teman-teman. Nanti Mr. Hani akan mendampingi jalan-jalan ke Singapura sambil tetap belajar dan praktek bahasa Inggris. Wooowwww, asik dong ya. Yuk beli bukunya, di Gramedia ada juga.
Acara berikutnya kami diajak Mas Miftah jalan-jalan ke sekililing lokasi Desa Bahasa. Peserta kursus di sini diajak belajar sambil outbond, menjelajah desa, memberi makan sapi, bahkan sambil bernyanyi dan menari. Bikin otak langsung fresh dengan tubuh yang terus bergerak.
Ada beberapa rumah yang menjadi homestay bagi peserta kursus. Homestay ini merupakan rumah penduduk yang ada di Desa Bahasa. Masing-masing rumah memiliki nama yang dipasang di atas pintu masuk. Rumah tempat saya dan Mara welfi memiliki nama 'TAOGE'.
Photo taken by Mara |
Kalo pengen tahu berapa biaya kursus Bahasa Inggris di Desa Bahasa, bisa cari tahu di web www.desa-bahasa.com. Komplit banget deh informasinya di sana.
Mas Miftah juga mengajak kami masuk dalam ruang kelas yang berada dalam ruangan terbuka dan lesehan. Asik juga belajar dengan santai, sambil bermain dan dipadu dengan gerakan tubuh.
Puas menjelajahi lokasi belajar Desa Bahasa serta sarana pendukung seperti Rumah Tinggal bagi peserta kursus, kami kembali ke lokasi belajar di Kedai Desa 3 Bahasa. Mas Miftah menjadi pengajar kami menggantikan Mr. Hani.
Dan, sebelum makan siang, kami mesti menjalani tes dulu. Meja yang pesertanya paling kencang menirukan praktek bahasa Inggris, mereka bisa makan siang dulu. Ahhhh, meja saya termasuk rombongan terakhir yang lolos menuju meja makan.
Ini menu makan siang di Kedai 3 Bahasa di Desa Bahasa Borobudur. Mangut Beyong (baca : mbeyong), Trancam, dan Wader goreng tepung. Menu yang lezat, kenyang, dan ngangeni. Warbiyasaaakkkkk.
Sesi berikutnya istirahat dan shalat bergantian. Baru dilanjutkan dengan pelajaran sambil bermain di Ruang yang lebih luas di Kedai 3 Bahasa. Kali ini giliran Mas Abdul mengajak kami mengenal 16 tenses serta Pronounces.
Belajar sambil bermain bikin materi mudah kami terima. Tanpa perlu hapalan, tanpa perlu berpikir keras. Cukup dengan hati senang dan gerakan tubuh mengikuti petunjuak pengajar di Desa Bahasa.
Pelajaran dilanjutkan dengan kegiatan di luar ruangan. Sambil bermain, kami tetap belajar. Bermain bakiyak beregu, saya bersama Mba Uniek dan Anita menjadi pemenang kedua. Heboh, seru, dan menyenangkan. Gerakan dengan mengucapkan right, left, right, left, bikin seruuuu.
Begitu adzan berkumandang, acara belajar sambil bermain usai. Kami masih menikmati suasana desa yang sejuk dan menyenangkan. Ahhh, jadi pengen ngajak anak-anak kalo liburan nanti. Mereka pasti juga menikmati belajar bahasa dalam suasana menyenangkan ini. Apalagi bakal ada reward Rafting di Sungai Elo bila bisa menyelesaikan tugas setiap hari.
Teman-teman bisa juga mengajak putra-putrinya belajar Bahasa Inggris di desa Bahasa. Seperti saya dan teman-teman IIDN serta Blogger Gandjel Rel, yang menikmati belajar bahasa Inggris sambi bermain ala Desa Bahasa Borobudur hari Sabtu itu. Puaskah kami? Luar biasaaa deh, senaaang. Sampai jumpa dalam jalan-jalan berikutnya ya. Wassalamu'alaikum.
Asyekkk....kupasannya seru dan menarik mbak. Maturnuwun untuk partisipasinya. Sukses selalu untuk mbak, IIDN Semarang, dan Blogger Gandjel Rel.Salam
BalasHapusMakasih juga Mas, moga makin sukses juga. Salam buat teman-teman di Agromedia :)
HapusSayangnya aku nggak ikuuut...hiks, pengen banget sebenarnya :D
BalasHapusKasihan deh mba ika g bisa seru2an ama kitaaaah hihihihi
HapusHahaha, orang sedih malah Mara ketawain. Sini mba Ika, kita pergi kesana sendiri yuk. Tapi aku ditraktir yaaa
HapusJd pengen piknik lg breng Gres,😍 yug kpan kita kemanaaa
BalasHapusKetagihan piknik bareng kita ya, Mara? Hayuk lah nabung dulu :)
Hapussaaya sempat berkunjung ke desa wisata ini kemarin bu
BalasHapusOh ya, kapan? Ditulis kah kunjungannya? Coba nanti aku BW ya
HapusMangut beong sama baung itu sama ga sih mbak. Jadi ditanyain begitu hbs ngepost hihi
BalasHapusNanya Mr. Hani aja yuk, sama nggak sih keduanya, hihihii
HapusMemang seru abis ya mbak acaranya.
BalasHapusBelum puas rasanya haha hihi sama temen2.
Mau lagiiii ahhh..kesana
Iyaaa, pengen lagi piknik seru kayak kemarin ya mba
HapusMemang seru abis ya mbak acaranya.
BalasHapusBelum puas rasanya haha hihi sama temen2.
Mau lagiiii ahhh..kesana
mba wati, mba panitia makasih banyak yaa atas perjalanan yang mengesankan ini :) salut buat semangatnya mba...
BalasHapusKami cuma ngumpulin mbak Icha ama teman-teman aja kok, dan sisanya seseruan bareng ya. Makasih juga untuk semangatnya mbakkk
HapusMba Wati & panitia lain..maturnuwun utk kemeriahan piknik bergizi ini ya.. Mudah2an lain kali bs bergabung lagi..
BalasHapusmantab ya mbak pikniknya..bergizi bingit!!!!
BalasHapusmungkin ini kayak yang di kediri kali ya mbak
BalasHapussaya termasuk orang yang harus meng upgrade english nih :)
BalasHapussepertinya ada juga kampung english di Pare Kediri
kalau kayak gitu belajar bahasa Inggris jadi asik, nih :)
BalasHapusKeren Mbak wisatanya...jadi mupeng nih. Terutama buat anak-anak. Tapi sayangnya paling sedikit programnya 6 hari yak. Musti pas liburan nih ke sininya.
BalasHapusTertarik sama bukunya big..6 hari lancar bhs Inngeris.. Di Gramed sdh ada blm ya?
BalasHapusMba, harganya paket 6 hari berapa ya? Mohon infonya.
BalasHapuspingin banget ikut acara kayak gini, mudah2an next time ada di Tangerang :)
BalasHapusSemua penduduk Desa Bahasa Borobudur, mahir berbahasa Inggris, ya, Mbak?
BalasHapusAcaranya seru banget ya, makanannya bikin ngiler he he he.
Eh, saya pernah ngerasain mangut lele, waktu ke Borobudur. Rasanya sama dengan mangut beyong gak?
Warna bajunyaaa...gonjrenk pissaan, mba..
BalasHapus*galfok..maaf.
Pingin bisa cas-cis-cus berbahasa Inggris. Secara kalo ga sering dipraktekkan bakal tergerus oleh waktu.
Huuhhuu
ngumpulin duit buat kesini, mau belajar yang 1 bulan.
BalasHapusAcara yang asyik ini, Mbak, apalagi plus mangut beyong :)
BalasHapusAamiin... ikut mengaminkan do'a mba wati untuk dua gadis manis itu :)
BalasHapusseru banget emang acaranya ya Mba... pengen ngajak keluarga kesana ^^
ah seru ya ..
BalasHapushebat euy punya ide bagus bikin desa bahasa, belajar sambil bermain..
bakal jadi tujuan wisata impian nih
trims sharingnya mbak
Pagi pagi baca ini,konseku kok ke mangut beyong mb����
BalasHapusbelajr gak keraasa pusing klo sambil main, jadi seru malahan ya.. apalagi ama keluarga..
BalasHapusAku fokus ke cendilnya mbak, huuuu pingiiin
BalasHapusSalam,
Aci.