Assalamu'alaikum. Saat ini jemaah haji telah menyelesaikan Rukun Haji yang merupakan puncak ibadah haji. Yaitu serangkaian kegiatan Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Melontar Jamrah di Jamarat Mina. Biasanya akan dilanjutkan dengan ibadah Thawaf Ifadhah yang merupakan syarat agar Rukun Haji sah dan gugur pula larangan-larangan yang mengiringinya.
Nah, ibadah sudah, lantas abis itu ngapain aja jemaahnya? Eh yang udah tuh ibadah Rukun Haji, yang sunnah masih lanjut bagi jemaah yang masuk gelombang I. Kalo yang gelombang ke II, malah mesti lanjut ke Madinah untuk shalat Arba'in. Tapiiii, kalo saya waktu itu sih mulai belanja. Nah, ada tips nih dari saya, Hati-Hati Belanja Oleh-Oleh Saat Ibadah Haji.
Iyaaa, belanja oleh-oleh di manapun pasti sama, mesti berhati-hati. Namun belanja oleh-oleh sewaktu menunaikan ibadah haji itu beda. Terutama karena jemaah melihat harga murah dibanding di negeri sendiri, jadi pengennya ngeborong. Trus lupa sama batasan barang bawaan. Aslinya sih hampir sama lah barang di tanah suci dengan yang ada di Pasar Tanah Abang, Pasar Klewer Solo, dan pasar lain yang ada di negeri sendiri.
Saya bagi tips ya, agar tidak terjebak harga murah dan pengen belanja lagi belanja lagi, hihiii.
1. Siapkan Uang Real
Biasanya saat masih di asrama haji di masing-masing daerah, ada bank yang membuka outlet selama musim haji. Ada juga beberapa money changer yang nyambi buka lapak untuk membantu jemaah yang ingin menukarkan pecahan real ataupun rupiah ke real.
Suami saya menukarkan pecahan 1 real untuk niat sedekah selama di tanah suci. Ibu mertua, budhe, dan tetangga yang menyarankan hal ini, agar nanti kami siap bila membutuhkan pecahan 1 real. Nah, saya kebagian 5o real buat modal, alhamdulillah duit sangu dari Kemenag utuh sementara ya.
Bila nggak sempat menukarkan uang di asrama haji, ada juga toko yang menjual bahan pangan seperti minimarket di Indonesia, yang menyediakan pecahan real. Saya sempat menukarkan duit real ke mata uang rupiah saat akan pulang ke tanah air. Karena saya mendapat pengembalian duit dari hotel di Madinah. Tapi tetap saya sisakan beberapa real untuk oleh-oleh bagi teman dan kerabat. Gunanya apa? Yuk baca di artikel berikut ya :
Nah, penggabungan duit pengembalian saya dan suami, serta sisa bekal dari pemerintah (uang kami sendiri sih sebenarnya karena dari setoran ONH), ada lumayan jumlahnya. Dari pada nanti mesti nukarin uang di tanah air, sementara tamu masih banyak, jadi saya tukarkan di toko Indonesia yang ada di dekat maktab di Bakhotmah. Sisanya lumayan lah, berdua dikumpulkan ada hampir tiga jutaan.
2. Cari Teman Untuk Belanja
Kalo di Madinah, saya belanja sendiri juga nyantai aja dan berasa aman. Seolah saya berada di negeri sendiri. Di samping penjualnya ramah, mereka juga mudah diajak berkomunikasi. Justru saya mendapat diskon banyak waktu belanja sendiri. Sebelumnya bareng suami, saya nggak bisa menawar lebih murah. Hahaha.
Kalo belanja oleh-oleh di Makkah, ajak orang yang bisa berkomunikasi bahasa setempat. Kebetulan teman satu kloter ada yang pernah bekerja di Dubai selama 7 tahun dan mendapat majikan yang sangat baik. Saya lumayan terbantu saat akan membeli tas isi sajadah yang khas dan banyak dijual di sekitar maktab di Makkah. Lumayan karena dapat selisih diskon sampai 5 real. Kalo beli 10 biji udah hemat 50 real kan, alhamdulillah.
3. Jangan Pakai Pakaian Ketat
Ini terutama bagi perempuan, karena mengundang godaan dari laki-laki setempat yang terbiasa dengan perempuan tertutup auratnya dan pakai cadar. Saran saya, gunakan abaya/gamis hitam atau warna gelap dan hindari berhias.
Pakailah pakaian yang menyerupai pakaian perempuan setempat, meski nggak sampai bercadar. Maksudnya adalah menghindari maksiat berupa colekan atau hal yang tak ingin kita terima gara-gara berpakaian ketat.
4. Jangan Masuk ke Bagian Toko Paling Dalam
Bagi perempuan memang banyak sekali aturan dan sikap lebih waspada. Makanya saya sering belanja bareng teman perempuan atau dengan suami. Kalaupun sendirian adalah sekedar beli makanan dan cuma berdiri di luar toko.
Pernah seorang jemaah mengalami kejadian yang menakutkan, karena terlalu masuk ke dalam toko dan si pemilik atau penjaganya menarik bahunya.
5. Bawa Uang Pecahan di Bawah 50 Real
Terutama bila teman-teman belanja di kaki lima yang banyak terdapat di dekat maktab/hotel di Makkah atau dekat masjid Nabawi di Madinnah. Sedang enak-enaknya belanja, tiba-tiba ada petugas yang menertibkan pedagang kaki lima. Sementara kita tengah menanti kembalian uang dari belanja, bikin bete pasti kan. Pedagang lebih ngurusi lari sembunyi, lupa belum memberi kita uang kembalian.
Saya selalu sedia pecahan SR 1, 5, dan 10 untuk belanja di kaki lima. Kecuali kalo belanja bahan masakan, seperti Indomie, telur, tempe di toko Indonesa, gak apa pakai uang SR 50.
Atau ada juga toko yang mau menerima uang pecahan rupiah sebesar lima puluh ribu dan seratus ribu. Biasanya mereka akan menghitung kurs real harga barang dengan kalkulator. Saya sempat beli kurma untuk perempuan yang pengen hamil dengan duit 50 ribu rupiah.
6. Berani dan Percaya Diri lah Saat Menawar
Saya selalu mencari tahu pada teman sesama jemaah yang udah belanja barang yang saya inginkan. Dengan mengetahui harga barang terlebih dulu, dan jenis atau kualitasnya, saya bisa pede aja menawar nantinya.
Seperti tas isi sajadah yang ingin saya beli, oleh pihak toko dikenai harga SR 30. Namun saya dengan berani menawar seharga SR 18. Akhirnya dikasih pada harga SR 20, hahaha. Ibu ini emang irit kalo soal menawar harga.
Saya pun nggak mau waktu dikasih sajadah lain dengan harga SR 20, karena kualitas yang lebih rendah. Lebih tipis dan kurang halus pembuatannya dibanding yang saya inginkan. Saya sempat pura-pura akan meninggalkan toko karena mau ke toko lain. Alhamdulillah, pemiliknya memanggil saya. Hahaha. Sajadah itu jadi rejeki saya. Menggenapi sajadah sebelumnya yang saya beli bareng teman yang pintar bahasa setempat.
Kalau pun ada penjaga atau pemilik toko yang tidak terkesan dengan penawaran kita, biarkan saja. Paling juga kita disebut 'bakhil'.
"Indonesa bakhil... Indonesia bakhil,"
Hahaha. Saya cuma tertawa waktu mendengar ucapan mereka. Saya dan suami meninggalkan toko tersebut.
Eh tapi saya pun akhirnya dipanggil lagi, dan mendapatkan pilihan gamis buat adik saya. Dan dengan harga yang saya inginkan, yaitu SR30. Gamis bahan jeans yang lembut dan berukuran besar sesuai adik saya yang tinggi tubuhnya.
7. Menggunakan Bahasa Arab
Saat saya dan suami mengikuti manasik Haji dengan ustad di masjid di Palebon, Semarang, ada pelajaran bahasa Arab gaul. Kami belajar sedikit tentang penyebutan nilai uang, sapaan, ucapan sehari-hari misalnya terima kasih, mahal, dan lainnya. Maksudnya agar kami juga bisa percaya diri dan berani menawar.
Berpura-pura aja kalo kita udah sering umroh dan haji, jadi mereka akan memberikan harga agak murah dibanding pembeli lain. Saya sampai perlu mencatat dan membuka 'contekan' sebelum masuk ke toko. Yang penting-penting aja, seperti harga atau ucapan 'kasih yang murah'. Ucapkan dengan nada tegas agar mereka percaya kita mengerti sedikit bahasa gaul tersebut.
_____________
Nah, kayaknya dari saya sih udah cukup. Udah dua tahun sih saya menunaikan ibadah haji, jadi cuma ingat itu aja.
Saran saya juga, usahakan jangan membeli banyak barang. Terutama karpet yang katanya lebih murah dibanding di negeri sendiri. Kecuali kalo cuma beli satu aja sih nggak apa. Beda kalo beli lima karpet, ntar bingung naruhnya di mana.
gambar dari abusyawan.blogspot.com |
Nah, ada yang kena tipu!
Sampai hari ini, ada beberapa teman sesama jemaah satu kloter, yang curhat pada saya. Katanya, mereka mengirim paket menggunakan PT INDAH apa lah namanya, dan barang belum sampai. Bikin ngenes kan kalo gini?! #eluselusdompet.
Terus terang sih sebenarnya saya pengen banget belanja ini itu. Apalagi pesan ustadz kami, ibadah selesai baru boleh belanja udah kami laksanakan. Selama di Madinnah, saya hanya beli tas buatan India yang sering jadi oleh-oleh bila berkunjung ke tanah suci. Karena katanya di Madinnah, tas yang saya beli untuk Ibu dan mbakyu sepupu itu kualitasnya bagus.
Nah, giliran ibadah rukun, wajib, dan sunnah udah selesai, kami tinggal menanti jadwal kepulangan aja. Akhirnya saya belanja, apalagi duit masih sisa lumayan banyak (menurut saya loh). Tapi karena memikirkan batasan maksimal isi koper, saya mesti pintar memilih mana barang yang perlu kami beli.
Hati-hati belanja oleh-oleh saat Ibadah Haji wajib banget jadi perhatian saya waktu itu. Karena ibadah nomer satu, dan belanja nomer sekian. Ah itu sih saya, karena lebih mementingkan ibadah. Dan saya juga menganggap beli di tanah air bisa dapat murah kalo tahu tempatnya. Yuk, sharing juga bila teman-teman punya pengalaman belanja di tanah suci saat umroh atau haji. Wassalamu'alaikum.
Ya ampun.. ini khas nya emak2 bgt deh ya.. nawar dan nyediakan uang pas.. tips keren mba.. mudah2an aku bs segera nyusul haji. Aamiin
BalasHapusHahaha, mesti pinter2 nawar agar dapat banyak belanjanya.
HapusAamiin, moga terwujud keinginannya ke tanah suci :)
Iya, nih, tipsnya emang berguna banget nih. Noted ah! Ntar dipraktekkan di sana. Aamiin, ya Allah. Mudah2an segera dimampukan untuk berkunjung dan beribadah di tanah suci-Mu. Aamiin. Thanks for the tips, Mba Wati. :) Jadi ingat ibuku, tahun pertama beliau berhaji bersama ayah tuh di tahun 1986 kalo ga salah, duh pulangnya bawa pulang karpet entah brp lembar, belum lagi teko anak beranak itu yang mulai dr ukuran paling besar hingga paling kecil, dan entah apalagi, duh, kasian si ayah, harus gotong2, haha. Emak2 banget deh. Untung kini, naik haji, oleh2 malah udah duluan ada di tanah air, yaaa. Haha. Etapi, belanja lgsg di sana, tentu sensasinya berbeda, ya?
HapusSetiap kali berkunjung ke negara lain memang rasanya pengen borong ini itu ya Mbak. Dengan alasan "mumpung" kapan lagi ksana.
BalasHapusTapi eh tapi, seringnya sampe rumah kegeletak gt aja. Lapar mata. Hahaha
Kapan2 di fotoin dunk mba, bahasa arab gaulnya. Mau juga ngapalin dari sekarang. Mana tau habis ngapalin bs ketularan naik haji beneran. Aaammiin *hihihi
BalasHapuswaah..ni penting banget buat bekal si emak sblm naik haji, secara my emak hoby banget sama belanja. makasih yaa mba sharingnya
BalasHapusSama aja kaya belanja di tanah abng ni ya mbak harus jagoan nawar n harus jeli jg waktu umrah dulu aku sempet beli pashmina di depan nabawi tu eh ada yg jaitannya udh dedel.. sebel ih
BalasHapusMksh sharrungnya ya Mba.. Kalo aku pas umroh dulu punya pengalaman jangan nawar2 di suatu toko yg kita kunjungi.. Sebab pedagang di sana agak nakal.. Begitu kita nawar..mereka langsing memasukkan barang itu dalam kresek dan langsing diberinya ke kita.. Terpaksa kita bayar.. Kalau nolak biasanya mereka marah dan ngatain kita pelit..
BalasHapusWah depan nabawi inget beli gamis, pacar, tasbih ama karpet, homsa real homsa real heuheu
BalasHapusUsahakan sebelum pergi Haji ato Umroh, bisa ngantongi kosakata bhasa arab. Supaya lebih mudah dan ga diremehin sma penjual oleh2 d sana ya mbak. hhee
BalasHapusbahaya banget ya mbak kalo cewek belanja sendirian disanamusti mawas diri :3
BalasHapusbelanjanya enakan rame2 :D
Tipsnya bermanfaat banget mbak. Ntar kubisikin ke ibuku ya. Semoga Allah undang beliau dan Ayah segera ke tanah Haramain, Allahumma aamiin.
BalasHapusTfs mba tips-tipsnya, namanya wanita kalo udah belanja nggak nyadar udah blusukan aja sampe ke dalam-dalam. Lupa kalo bukan di Tanah Abang melainkan di tanah orang :D
BalasHapusSuka ngeri sama cerita2 perlakuan th wanita dsana.. emang harus kudu hati2 y mb
BalasHapusIya kalau belanja musti.bawa teman. soalnya ada teman dr ortu hilang pas jjs sendirian
BalasHapusBener...nasehatnya ibuku yang udah pernah haji juga gitu. Hati-hati kalau belanja harus ada temannya. Jangan mau diajak masuk toko sampai ke dalam. Kadang waktu bayar aja sengaja tangannya dipegang sama yang jual. Serem!
BalasHapusmeski teliti sebelum membeli juga ya mbak
BalasHapusPatut ditiru nih tips dari mbk wati yg kece badai.hehehe
BalasHapusWah, yang bagian bakhil itu sangat ampuh untuk membuat wanita (Indonesia) membeli dengan harga tinggi ya. Wkwkwk...
BalasHapusKalau saya jalan-jalan, jarang terpikir beli oleh2 kecuali tuk 2 anak dan suami. Makanya, acara beli oleh2 ringkes sekali. Lebih enak bawa pulang uangnya tuk yang lain, krn saya paling takut masuk ke olongan boros (Susi bakhil.... wkwkwkwk).
Makasih banyak tipsnya mbaa.. Berguna bgt kalau nanti akan umrah/haji (semoga segera, amin!). Tips nomer 5 kynya bakal aku praktekin deh mulai skrg, soalnya sering bgt karena nunggu kembalian malah memakan waktu dan jd ribet hihi :))
BalasHapusLengkap banget mbak tips belanjanya
BalasHapusGamis jeans bisa lagi tuh Mb ditawar 20sar hihihi
Waaah. Ternyata belanja aja ada rules-nya. Memang, sih, kalau di negeri orang banyak yang harus diperhatikan. :)
BalasHapusloh mbak, knp pas sm suami malah jd gak bisa nawar lbh murah?
BalasHapusMbaa, berarti nawarnya pake bahasa arab yaaa hehe.. Aku kok rada ngeri yaa klo ngebayangin belanja di sana. Moga bisa kesana, amiin makasih tipsnya mba :)
BalasHapusDi tanah Abang juga banyak mba, #eeaaa
BalasHapusnice info nih, jadi penasaran barang-barang yang dijual buatan negara mana yaa...jangan sampe sibuk belanja ternyata bikinan ps tanah abang hehe
BalasHapusih itu nyebelin banget ya cargo yang nipu jamaah haji itu. PT indah berarti cargo orang indonesia ya...
BalasHapusDi sana pun kudu nawar ya Mba...
BalasHapusinfo dan referensi yang menarik.
BalasHapusbagaimana kalau beli oleh-olehnya di tanah air ya ?:)
terima kasih dan salam kenal
makasih infonya
BalasHapusYang paling utama oleh oleh dari ibadahnya....
BalasHapussangat bermanfaat