Guru Yang Tak Bisa Bicara

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun

Halo assalamu'alaikum teman.

Minggu ini kami dikejutkan dengan berita lelayu. Kerabat dekat, kangmas dari mbakyu ipar saya telah berpulang. Tentu saja kami sangat terkejut, karena selama ini jarang mendengar beliau sakit. 

Pernah sih katanya dulu sempat menjalani operasi saat sedang menjabat sebagai Duta Besar Negara Swiss. Tapi saat mendengar kabar tersebut, saya tidak ingat, operasi apa yang dijalani Mas Joko.

Saat takziah, sang adik pun cerita bahwa mas Joko menurut cerita sahabatnya memang tengah sakit. Sudah diingatkan untuk segera ke rumah sakit, untuk rawat inap. Karena bila melihat fisiknya, beliau memang terlihat seperti tengah sakit. Bahkan sahabat ini pun akan menghubungi kerabatnya di Boyolali, tapi ditolak. 

Mas Joko mungkin tak ingin merepotkan keluarganya. 

Namun sejak masih muda pun, Mas Joko Susilo dikenal sebagai anak yang baik. Hingga dewasa pun banyak sumbangsih yang diberikannya untuk negeri ini. Semasa masih menjadi anggota dewan di pusat, Mas Joko hanya menggunakan fasilitas yang telah ditentukan untuk kepentingan dinas. 

Saat guru yang dihormatinya turun dari tampuk kepemimpinan partai besar, mas Joko pun ikut merampungkan tugasnya. Tidak lagi mencalonkan diri sebagai anggota dewan. Karena menurutnya, mengabdi bisa di mana saja. Namun ternyata, pemerintah masih menginginkan pengabdiannya. Hingga ditempatkan sebagai Dubes di Swiss, dan banyak menorehkan prestasi.

Saya tak akan menulis banyak tentang prestasinya, semua orang bisa mengakses beritanya di internet. 

Dalam kesempatan ini saya ingin menuliskan tentang kebaikan yang disampaikan oleh sahabatnya saat takziah.

Beberapa sahabat yang takziah pun banyak menceritakan kebaikan. Beberapa pula menjanjikan bahwa hubungan baik dengan keluarga almarhum tak akan berubah, meski tak ada lagi sosok almarhum. Mereka akan senantiasa menjadikan keluarga almarhum seperti sebelum musibah ini. Tetap menjalin silaturahim dengan keluarga almarhum.

Guru dan sahabar almarhum yang takziah
di rumah duka di Boyolali

Dan saat pembacaan doa dari guru almarhum, saat sekolah di SMA. Ada pesan yang menarik yang disampaikan oleh beliau.

"Di sini kita hadir dalam rangka takziah. Namun kita mestinya berbahagia saat takziah karena ada tiga hal yang bisa dipelajari. Yang pertama adalah belajar menerima takdir dari Ilahi. Yang kedua adalah belajar dari almarhum tentang kehidupan setelah mati. Dan yang ketiga tentang kebaikan almarhum semasa hidup." Ungkap bapak yang juga pembaca doa.

Beliau mengibaratkan almarhum sebagai guru yang tak bisa bicara. Karena dari kematian, kita bisa belajar banyak hal yang tak bisa dipelajari di luar itu. Karena itu saat takziah seharusnya menjadi tempat belajar yang sempurna. 

Pelajaran yang pertama adalah, belajar ikhlas menerima kematian. Karena kematian seseorang, seperti hidup dan jodoh sudah ditentukan takdirnya. Berapa pun usia seseorang bakal dipanggil TuhanNYA, semua sudah ada ketentuannya. Tak bisa maju ataupun mundur dari takdir yang sudah digariskanNYA.

Pelajaran kedua adalah tentang kehidupan setelah mati. Yang ada hubungannya dengan menabung kebaikan sebanyak mungkin semasa masih tinggal di dunia. Menabur kebaikan yang bakal kita tuai kelak setelah bangkit dari mati.

Sedangkan pelajaran ketiga adalah belajar dari almarhum. Belajar kebaikan yang telah ditebarkan oleh almarhum semasa hidup. Karena banyak kebaikan yang bisa kita lakukan, setidaknya mendekati dengan apa yang telah dilakukan almarhum.

Saat takziah itu, saya tak mampu bicara. Speachless.

Pesan guru dari almarhum ini telah membangkitkan haru pada beberapa yang hadir. Mereka yang pernah merasakan bukti kebaikan almarhum. Mereka yang merasa kehilangan, ketika orang yang baik begitu cepat meninggalkan dunia. 

Tak ada yang bisa dilakukan selain mendoakan kebaikan untuk almarhum. Semoga almarhum diampuni dosa dan kesalahannya serta dilapangkan kuburnya. 

Ngaturaken sugeng tindak Mas Joko. Kami, keluargamu akan senantiasa mendoakanmu.

Wassalamu'alaikum.