Gambar dari SINI |
Menjelang akhir pekan ini, Pemkot Surabaya meluncurkan situs yang bikin heboh dunia maya. Apa sih nama situs itu? Dan mengapa bikin heboh, jadi penasaran juga nggak?
Nama situsnya tentu saja yang bikin heboh. Situs Anti Poligami, diluncurkan oleh Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi maraknya perilaku poligami di tengah masyarakat. Begitu diluncurkan di dunia maya, situs ini langsung mendapat dua tanggapan. Banyak yang pro, banyak pula yang kontra. Hahaha, jadi tahu nih mana yang pengen punya istri lebih dari satu. *senyum malaikat*
Sebetulnya, saya nggak akan ikut-ikutan berpolemik tentang setuju atau tidak setuju poligami. Ntar kalo saya bilang nggak setuju, dibilang nggak percaya isi Quran. Kalo saya bilang setuju? Ah, itu biarlah menjadi diskusi cerdas intern antara saya dan suami.
Sebenarnya niat Pemkot Surabaya ini mendapat apresiasi bagus dari para perempuan. Iya, perempuan pasti 99% setuju dengan peluncuran situs ini. Tolong, ada nggak teman saya di sini yang kurang setuju adanya situs ini?
Situs yang berisi data status seorang pria atau perempuan ini bisa menjadi acuan siapapun yang ragu dengan status pernikahan seseorang. Di sini bisa dikroscek, siapa nama istri, nama suami, tanggal pernikahan dan alamat rumah. Di situs http://dispendukcapil.surabaya.go.id ini kita bisa mencari informasi melalui informasi pencatatan perkawinan.
Tidak hanya mencari informasi seputar status perkawinan. Di situs ini, warga Surabaya juga bisa melihat pengumuman calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahan. Tentu saja lengkap dengan nama pengantin pria, pengantin perempuan, tanggal pelaksanaan pernikahan hingga lokasi pernikahan bakal digelar. Komplit ya?
Jadi susah tuh pria yang merangkap mau nikah dalam waktu satu bulan or satu minggu dengan dua perempuan yang berbeda, gagal total! Hahahaaa.
Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya Suharto Wardoyo, situs web ini juga menyediakan layanan online bagi warga Surabaya untuk mendaftarkan perbikahannya. Mereka hanya diharuskan mengisi data-data wajib, antara lain data suami, data istri, data saksi, data perkawinan. Serta dengan mengunggah dokumen persyaratan yang sudah berupa dokumen hasil pemindaian.
Nah, silahkan deh bagi teman-teman yang akan berjodoh dengan warga Surabaya, bisa loh meluncur ke situs anti poligami ini. Cari tahu dulu status kekasih, masih lajang atau sudah berstatus Menikah.
ahaha kreatif juga nih pemkot surabaya bkin website anti poligami :D
BalasHapussalut sama pemkot surabaya,inovasinya adda aja hehe
BalasHapuskeren nih, biar ngga kejadian kayak cerita artis2 itu, mau nikah ternyata si calon udah punya istri dan anak berentetan hihihihi
BalasHapusbagus nih pemkot surabaya inovasinya mantap :)
BalasHapusTapi kalo emang dah niat buat main double ya...gak peduli juga kayaknya
BalasHapusSistemmnya seperti di gereja saya mbak, selama 4 minggu berturut turut sebelum pernikahan harus diumumkan di gereja calon pria dan wanita, so kalo ada yang komplain bakal ketahuan kalo dah merid.
BalasHapusada aja ya idenya pemkot sby ini, semoga bermanfaat situsnya
BalasHapuside kreatif ya ....hihihiiiii suruh bikin ah pemkot cirebon...
BalasHapusPendapat saya sama dengan yang ini, Mbak:
BalasHapusSebetulnya, saya nggak akan ikut-ikutan berpolemik tentang setuju atau tidak setuju poligami. Ntar kalo saya bilang nggak setuju, dibilang nggak percaya isi Quran. Kalo saya bilang setuju? Ah, itu biarlah menjadi diskusi cerdas intern antara saya dan suami.
***
Kalau mau komen2 banyak takut saya ..... takut di .... hihihi
Wah kok namanya "Anti Poligami". Menurutku sih poligami boleh, asal ada syarat harus dapat izin seikhlasnya dari istri sebelumnya. saya setuju dengan Mbak Prima Hapsari. Jadi diatur dulu, jangan sampai disalahgunakan
BalasHapusSetuju dengan pendapat Mbak Hidayah. Soal poligami mah mending komennya seperti itu :)
BalasHapusTerlepas dr pro kontra poligami situs ini keren banget ya. Kita jd bisa ngecek status calon suami/istri
BalasHapusada" saja nih idenya bkin website anti poligami :D
BalasHapusbagus juga nih idenya jadi calon mempelai tidak di bohongi ya
BalasHapusAgak lucu sih, kalau menurut saya, mak. Soalnya yang saya tahu, selama ini yang poligami itu hampir selalu di bawah tangan (nggak masuk capil), jadi mau dimasukkan situs atau nggak, ya nggak ngaruh. Malah ada juga kan yang poliandri.. naudzubillah deh..
BalasHapusJadi menurut saya sebenarnya balik lagi ke ketelitian yang mau nikah (dan keluarga). Yang lebih urgen dilakukan pemerintah itu pemberian penyuluhan kepada remaja tentang sex dan pembimbingan untuk calon mempelai, bukan bikin situs yang judulnya bikin pro kontra... hehehe... Itu menurut saya sih.. :D