Sensasi Menikmati Pecel Keong Banyubiru Kabupaten Semarang - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 31 Oktober 2017

Sensasi Menikmati Pecel Keong Banyubiru Kabupaten Semarang



www.hidayah-art.com

Assalamualaikum. Ada Sensasi Menikmati Pecel Keong, Kuliner Khas dari  Muncul, Banyubiru Kabupaten Semarang. Teman-teman pernah merasakan sensasi saat menyicipi kuliner khas dari Kabupaten Semarang? Tepatnya nyicipi menu kuliner Pecel Keong yang legendaris dari Kecamatan Ambarawa.

Adakah yang belum tahu dengan kuliner yang berbahan baku Keong? Iya, Keong. Yuk saya kasih tahu bahwa Keong adalah salah satu jenis makanan yang sangat digemari. Keong adalah binatang bercangkang dan tidak memilik tulang belakang.  

Keong bisa diolah menjadi makanan yang melezatkan. Saya sudah mengenal kuliner Keong sejak kecil. Jaman saya masih usia SD, ada penjaja Pecel Semanggi yang juga menyajikan Sate Keong. Pecel Semanggi itu bahan sayurannya ada daun Semanggi. Maka orang selalu menyebutnya Pecel Semanggi. 


Nah, rupanya di daerah dekat dengan Rawa Pening Banyubiru di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, ada juga kuliner Keong. Di sini Keong enggak dibikin sate. Namun Keong dimasak dengan bumbu dan ditumis. Salah satu warung langganan saya adalah Warung Makan Mbak Toen. Warungnya sederhana, namun pengunjungnya membanjir. Warung makan ini pernah dikunjungi oleh salah satu acara jalan-jalan kuliner TV swasta nasional.


www.hidayah-art.com
Warung Makan Pecel Keong di Banyubiru
Pertama kali saya mengenal masakan di warung ini, ketika ada piknik RT di komplek perumahan kami pada tahun 2007. Saya ajak Naufal karena piknik diadakan saat hari Minggu. Apalagi beberapa teman sebayanya pun ikut serta. Ceritanya kami diajak muter-muter Kabupaten Semarang. Waktu itu ada bus yang siap mengantar dari  jalan raya depan rumah hingga ke lokasi wisata.

Wisatanya komplit, pertama kali mengunjungi tempat jualan Bekatul di kawasan dekat dengan Bakso Bu Puji. Bekatul ini bisa dibikin masakan, tapi saya lupa namanya, hahahaa. Mampir juga di penjual Tahu Bakso yang terkenal ini untuk beli oleh-oleh. Kemudian dilanjutkan ke Desa Sekatul, menyaksikan dolanan anak-anak dan disuguhi jajanan tradisional. 

Perjalanan wisata kami lanjut ke daerah sentra penghasil rempeyek di Ungaran. Wah, senangnya karena bisa incip-incip rempeyek/kripik segala jenis. Ada rempeyek kacang, kripik ikan asin, kripik tempe, kripik kacang ijo, dan lainnya. Bahkan kami pun diajak mampir di salah satu rumah yang memproduksi tas cantik di dekat pemandian Siwarak.

Nah, ujung dari perjalanan wisata sehari ngubek-ngubek Kabupaten Semarang adalah makan siang di Warung Mbak Toen. Untuk pengunjung anak-anak, bisa memilih ikan bakar atau ikan goreng. Ada Ikan Nila, Mujair, Wader, dan Lele. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan air tawar. 


www.hidayah-art.com
Oseng Keong, Ikan Bakar, Kripik Wader
Waktu itu kami memilih menu ikan bakar. Kebetulan kami ditempatkan di sebuah pendapa milik desa setempat. Tempatnya lesehan dan terbuka. Udara sejuk dari Rawa Pening dan deretan gunung yang mengitarinya, mampu menepis gerah di tubuh.

Tiba-tiba ada yang membeli pecel dengan lauk Keong dan ditaruh di pincuk. Pincuk adalah wadah yang terbuat dari daun dengan disematkan lidi. Aduhhh, saya jadi lapar lagi melihat tetangga kami yang sepertinya begitu menikmati pecel Keong itu.


www.hidayah-art.com
Pecel Keong Mbak Toen Banyubiru
"Enak loh, Bu Sugeng... ayo beli aja dari pada nanti ngiler, hahahaa," bujukan Bu Bambang bikin beberapa ibu segera membeli untuk oleh-oleh orang di rumah.

Saya sendiri nggak beli karena perut sudah kenyang makan ikan bakar. Dan saya yakin suatu saat bakal kemari lagi. Tentunya ngajakin suami dan anak-anak. Kasihan Milzam kalo cuma dengar cerita dari adiknya, Naufal.

Dan beberapa tahun kemudian, kami akhirnya ke tempat ini lagi. Nggak hanya sekali, hingga tahun ini bisa puluhan kali mampir makan di Warung Mbak Toen. Seringnya memang diniatkan ke kawasan Banyubiru untuk makan Pecel Keong yang selalu bikin kangen. Bahkan setahun ini aja udah tiga kali kami mampir di warung ini.

Terakhir kesini saat lebaran Haji kemarin, dengan mengajak keluarga besar suami. Saat momen lebaran memang kami sering ngumpul. Karena pemotongan hewan kurban jatuh hari Sabtu, kami gunakan libur lebaran hari pertama kurban jalan-jalan di Kabupaten Semarang. Bahkan keluarga adik ipar yang tinggal di Pekanbaru pun juga mudik ke rumah Ibu. 

Bersama keluarga adik dan kakak suami, kami pun mampir makan di Warung Mbak Toen setelah wisata di Umbul Sidomukti. Lumayan jauh jaraknya. Tapi karena kangen menikmati Pecel Keong, jarak jauh pun tak terasa bagi kami, hahahahaa.


www.hidayah-art.com




www.hidayah-art.com

Mengapa sih kami begitu tergila-gila dengan Pecel Keong?

Ini nih beberapa alasan yang bikin kami selalu balik lagi menikmati Pecel Keong di Warung Mbak Toen :

- Kandungan Gizi Yang Tinggi

Dari wikipedia, saya pun tahu kalo keong sawah memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dari vitamin A, vitamin E, Niacin, dan folat.

- Aman Dikonsumsi

Di samping memiliki kandungan gizi yang tinggi, Keong pun juga aman dikonsumsi oleh manusia. Tentunya harus dimasak dengan cara yang tepat. Yang menarik adalah terdapat unsur yang komplit. Mulai dari karbohidrat, protein, mineral, energi, dan phosfor.

- Rendah Kolesterol

Keong memiliki kadar kolesterol yang rendah. Jadi bagi kalian yang takut dengan kadar kolesterol dalam darah tinggi, aman aja bila ingin menikmati keong.

- Harga Murah

Meski memiliki kandungan protein, namun harga Keong sangat lah murah. Lebih murah dari harga daging sapi, kambing, maupun ayam. Di Warung Mbak Toen Banyubiru, satu porsi Pecel Keong lengkap dengan nasi dan mie goreng harganya sepuluh ribu rupiah. Murah banget yak. Makan seporsi perut udah kenyang.

- Beragam Olahan Keong

Dengan harga yang murah, Keong pun bisa dimasak dalam berbagai olahan bumbu. Saya udah pernah makan sate Keong, Oseng-oseng Keong, serta Keong masak rica-rica.

www.hidayah-art.com

Nah, kalo kalian nggak tahu cara masak Keong, jangan cemas. Datang aja ke warung makan Mbak Toen. Kalian tinggal datang dan duduk manis sambil memesan menu Pecel Keong. Keong yang sudah dimasak oseng ini terasa kenyal. Saya suka banget sensasi menggigit Keong ini, berasa geyal geyol. Hahahahaaa.


www.hidayah-art.com

Di warung makan Mbak Toen, saya selalu memilih menu Nasi dengan Pecel Keong. Pecel Keong yang selalu saya pesan isinya adalah beragam sayuran yang diguyur kuah sambel pecel. Kemudian ditambahkan oseng-oseng keong dan mie goreng. Makan satu porsi bikin perut saya kenyang luar biasa. Oiya saya pesannya nasi separo. Karena kalo nasinya satu porsi pasti nggak bakal habis. Ini dari pengalaman pertama makan seporsi nasi dan pecel keong tanpa mie goreng.

Ada apa aja di Warung Mbak Toen?


www.hidayah-art.com

Selain yang sudah saya sebutkan di atas, yaitu segala ikan dengan dimasak dua cara yaitu digoreng dan dibakar. Ada pula Pecel Keong, Pecel Belut, Pecel Mujair, Mie goreng, dan Ketan Kolak. Harga mulai dari Rp. 10.000,-.

Ketan Kolak di sini adalah kolak dengan kuah santan yang diberikan tambahan ketan putih. Rasanya enak banget disantap dalam suasana sejuk di kawasan Banyubiru.

Yang selalu bikin kangen di warung makan Mbak Toen selain Pecel Keong adalah beragam jenis kripik. Di kawasan Banyubiru memang terdapat sentra pengolahan kripik. Nah, biasanya sehabis makan Pecel Keong, pasti saya selalu membeli kripik untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Harganya bervariasi, kalian bisa membeli dalam jumlah mulai 250 gram, ataupun 1000 gram.


www.hidayah-art.com

Kripik yang selalu saya beli adalah Kripik Wader, Kripik Belut, dan Kripik Cetul. Rasa kripik yang renyah dan gurih yang bikin saya ketagihan ingin selalu menyicipinya. Kalo di rumah, kripik-kripik ini cocok banget untuk teman makan anak-anak dan suami. Kadang mereka menjadikan kripik ini sebagai lauk utama. 

"Makan nasi dengan kripik aja udah enak kok, Bu," ucap si sulung.
"Nggak pakai telur dadar, Kak?" 
"Nggak usah,"

Wah, saya senang dong, nggak perlu capai masak kalo ada persediaan kripik Belut dan Wader. Sebagai pelengkap saya hanya menyiapkan kecap atau sambal.

Aduuuh, nulis artikel ini jadi kangen pengen wisata kuliner lagi ke Warung Makan Mbak Toen. Kangen Pecel Keong, kangen kripik yang renyah, juga kangen Kolak Ketan yang legit. Ini doyan atau laper yak?!

Saya sih mau aja kalo ada yang ngajakin wisata kuliner di sana. Pengen merasakan kembali sensasi menikmati Pecel Keong yang nikmatnya luar biasaaa. Saya benar-benar tergila-gila dengan Pecel Keong yang mantap enaknya. 

Kalian bisa memilih rute menuju Warung Makan Mbak Toen dari Salatiga maupun Ambarawa. Dari Semarang saya biasanya memilih lewat jalan lingkar Selatan Salatiga. Begitu bertemu dengan penunjuk jalan ke Muncul, Banyubiru, belok kanan. 


www.hidayah-art.com

Ikuti aja jalan Raya Muncul, hingga nanti bertemu dengan kolam Pemandian Muncul di sebelah kanan jalan. Nah, Warung Makan Mbak Toen ada di sisi kiri jalan. Lokasinya dekat dengan Pemandian Muncul.

Yuk piknik di Kabupeten Semarang, teman. Trus pulangnya mampir makan Pecel Keong di Warung Makan Mbak Toen. Sesekali kulineran makanan khas dari kawasan Banyubiru ini. Ntar ceritakan sensasi rasa Pecel Keong kepada teman-teman dan keluarga kalian. Pasti banyak yang pengen ikut menikmati kelezatan kuliner ini. Wassalamualaikum.

18 komentar:

  1. Uwaaa,bikin ngiler siang gini.
    mbak,itu jalan utama ke salatiga kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan lingkar selatan Salatiga, nanti cari yang mau ke arah Banyubiru ya mbak. Jalan tembus Salatiga dengan Banyubiru. Nanti nanya aja sama Google, hihiii

      Hapus
  2. waah enak kayaknya ya pecel keong ini, jadi penegn cuma di tempat saya gak ada :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan ke Semarang aja mba, kulineran di sini aja

      Hapus
  3. Mbak aku pengen tapi ga kolu makan keong nya hehehhe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba sebiji dulu, ntar ketagihan pengen makan kayak aku, hihii

      Hapus
  4. Weleh, ada juga ya pecel keong? Baru denger ini, Mbak.
    Kalau pecel semanggi, aku bisa makan kalo pas ke Pati, tempat Mbah. Di sini katanya nggak boleh. Pamali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh baru tahu kalo pamali itu, kenapa ya
      Kalo makan keong nggak pamali kan, enak loh

      Hapus
  5. Aku baru makan pecel sayur aja, kalau keing alias tutut dimakannya kalau udah dibumbuin aja dihisap seruput gitu aja 😄

    BalasHapus
  6. wah ini deket rumahku yg di Salatiga mbak...pingin nyoba kalau nanti pulang .jauh ya dari umbul sidomukti ke pecel keongnya

    BalasHapus
  7. Mantebh Tenan mbak.. aku malah baru tau :D
    Kayak'e perlu dicoba deh kalau pas lewat Banyubiru..

    BalasHapus
  8. Itu keripik-keripik ikannya bisa dikirim online enggak ya? Aku kok ya ngiler ya kepingin... T_T

    BalasHapus
  9. ya ampuuun kayaknya enak bangeeet sih mba..super yum!

    BalasHapus
  10. Waaah aku blm pernah sama sekali nih mba makan keong, ngiler juga sm berbagai macam keripiknya.

    BalasHapus
  11. Saya suka makan tutut (keong sawah). Rasanya mirip kali, ya :)

    BalasHapus
  12. waduh aku geli mbayangke si keong mba hahaha.

    BalasHapus
  13. Terakhir ke Mbak Toen, habis turun dari Gunung kendil bareng geng telo. Kaki sudah kaya orang mbajak sawah makan di gazebo. Ngantrinya bikin tambah lapar...

    BalasHapus