Hobi Silaturahmi Mendatangi Walimatussafar, Bisa Berangkat Haji - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 08 September 2016

Hobi Silaturahmi Mendatangi Walimatussafar, Bisa Berangkat Haji



www.hidayah-art.com

Assalamu'alaikum. Menjelang puncak Haji yang ditandai dengan pelaksanaan Rukun Haji yaitu Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, hingga Melontar Jamrah di Mina. Saya selalu terkenang-kenang tiap kali menjelang hari raya Idul Adha yang identik dengan bulan Haji. Saya punya impian bertahun lalu ketika masih pengantin baru. Pengeeeen banget bisa berangkat haji berdua dengan suami. Alhamdulillah impian saya terwujud. Pssttt, saya ceritakan ya bagaimana impian saya bisa terwujud. Saya tulis artikel berjudul : Hobi Silaturahmi Mendatangi Walimatussafar Bisa Berangkat Haji, agar bisa menjadi inspirasi pembaca semua. Aamiin.

Keluarga saya yang udah berangkat haji nggak begitu banyak. Dari keluarga Bapak juga cuma enam orang. Sementara dari keluarga Ibu, ada 7 orang. 

Saya justru terinspirasi dengan kisah keluarga suami yang banyak banget bisa menunaikan ibadah haji. Waktu itu saya masih menganggap bahwa mereka yang bisa menunaikan Rukun Islam kelima adalah orang yang kaya, orang yang berharta. Orang yang nggak punya harta, jangan bermimpi bisa berangkat haji.

Astaghfirullah, saya salah besar!
Berikut pengalaman saya, bagi yang ingin berangkat haji, semoga dimampukanNYA, aamiin.
____________

Perbanyak Silaturahmi 

Saya dan suami suka banget dolan ke rumah saudara, teman kerja, atau kerabat. Yaa sekedar berkunjung aja, sambil bawa oleh-oleh yang sederhana seperti sate dan balungan untuk Om saya. Atau serabi Solo buat sepupu yang hobi banget makan jajanan ini.

Suatu hari kami berdua mendapat undangan Walimatussafar. Keluarga suami yang di desa akan berangkat haji, jadi mereka mengundang kerabat untuk meminta doa restu.

Tentu saja saya dan suami hadir dalam pengajian tersebut. Saya jarang banget mendapat undangan walimatussafar saat itu.

Pulang dari pengajian, saya pun mencetuskan niat ingin bisa menunaikan ibadah haji. Saya sejak kecil selalu punya impian pada sesuatu hal. Enggak tahu gimana cara meraihnya, yang penting saya selalu punya mimpi. Orang kadang tertawa bila mendengar impian saya. Tapi saya nggak marah, justru menganggapnya sebagai penyemangat. Saya terlahir sebagi orang yang selalu positive thingking. Nggak pernah mau menggubris omongan orang yang menyelepekan setiap impian yang saya ceritakan.    

Nah, niat aja ternyata nggak cukup. Hingga saya melupakan impian ingin menunaikan ibadah haji.

Suatu hari, Ibu Mertua berangkat haji

Kami anak, anak menantu, dan cucunya menanti kepulangan Ibu dalam keadaan sehat. Alhamdulillah hari itu tiba dan Ibu berkumpul lagi bersama kami. Meski batuk lumayan parah, Ibu tetap bercerita kisah beliau selama di sana.

Satu yang selalu menjadi pengingat kami, putra putrinya, adalah segera menabung untuk berangkat haji.

"Ibu sudah berdoa di tempat-tempat multazam. Semua anak dan cucu, Ibu doakan agar segera bisa menunaikan ibadah haji,"

Kami mengaminkan ucapan Ibu.

"Tapi harus segera buka tabungan haji, nggak hanya niat," pesan Ibu.

Terus terang saya hingga beberapa hari kemudian nggak bisa tidur memikirkan ucapan Ibu. Malam usai bertemu Ibu sepulang haji, saya udah mengungkapkan niat ingin segera punya tabungan haji. Suami menanggapi dengan berbagai alasan materi yang belum mapan.

Namun saya meyakinkan suami bila kita punya niat, kemudian mewujudkannya dengan ikhtiar dan doa, semoga Allah memberikan kemampuan pada umatnya.

Akhirnya suami bilang akan langsung menyisihkan duit sejuta dari keuntungan usahanya. Tahun 2005 duit sejuta udah lumayan banget. Bisa buat beli material benerin rumah. Ah iya, rumah kami baru setengah jadi. Ruang tamu dan fasad depan rumah belum jadi. Tapi ruangan lain sudah jadi, makanya godaan juga sih pengen benerin rumah atau buka tabungan haji.

Suami pun merealisasikan rencana kami. Duit sejuta udah ngendon di rekening haji kami. Namun sayang disayang, jumlah itu nggak nambah-nambah hingga sekian tahun berlalu. 

Di sela waktu itu, kami beberapa kali mendatangi rumah kerabat dan tetangga yang mengundang dalam tasyakuran walimatussafar. Dan ketika mereka pulang dari haji, saya kadang berkunjung. Bukan, bukan meminta oleh-oleh kerudung dan sajadah. Tapi saya selalu menantikan cerita penuh emosional yang mengharukan dari mereka. 

Saya kadang ikut menangis bila ada cerita yang mengharukan. Atau tertawa bila ada kejadian lucu yang mereka temukan di sana. Beberapa tetangga ada yang cerita dengan penuh semangat. Gaya bercerita mereka justru mendesak hati saya ingin bisa mengikuti jejak mereka. 

_____________

Setiap bulan haji tiba, saya selalu menantikan tayangan dari beberapa stasiun tv tentang keberangkatan jemaah haji Indonesia. Kemudian kegiatan mereka di sana pun selalu saya nantikan.


www.hidayah-art.com


Selalu tanpa saya sadari, ada sesuatu yang menggenang di mata ini. Tiba-tiba saya begitu emosional, tergugu menangis haru. Dan dalam hati saya berucap, Ya Allah... 
Labbaika Allahumma Labbaik, Labbaik laa syarika laka labbaik
Innal hamda wan ni'mata lak, walmulk laa syarika lak


Aku datang memenuhi panggilanMu, ya Allah, aku penuhi panggilanMu
Tiada lah sekutu untukMu, aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kuasa untukMU

Tiap tahun saya pasti menangis bila mendengar kalimat Talbiyah ini. Sambil menatap jemaah haji dari seluruh dunia yang berduyun-duyun menuju Makkah menjelang Umroh Wajib. 

Saya membayangkan berada di sana. Saya memimpikan ingin melaksanakan ibadah seperti mereka. Saya mengangankan tubuh ini hadir di sana, melafalkan Talbiyah. Bersama suami.
_______________

Hingga kerinduan itu saya tuangkan dengan menuliskan kisah seorang tetangga ketika menunaikan ibadah haji tahun 2011.

Penuturan tetangga saya begitu menggedor-nggedor jantung ini, hingga saya ingin terus silaturahmi dengan beliau. Ceritanya menggugah semangat saya, membangkitkan keinginan agar tetap meluruskan niat.

"Yakin lah kalo adek rajin berdoa, tetap ikhtiar, Insyaa Allah akan ada banyak kemudahan bila saatnya tiba," tutur Bu Diyono.

Saya selalu menitipkan doa pada mereka yang menunaikan ibadah haji. Agar Allah memampukan saya dan suami bisa menunaikan ibadah haji. Dan ketika jemaah haji seluruh dunia melaksanakan Wukuf di Arafah, saya dan suami menunaikan shalat sunnah dan berdoa. Kami melangitkan doa dalam waktu bersamaan, agar bertemu dan diijabahNYA. Alhamdulillah Allah memampukan kami membayar setoran awal sejumlah Rp. 25.000.000 perorang. 

Saya pernah menuliskannya di sini :

Ada apa di Padang Arafah Saat Haji?
_______________

Hingga tahun 2013 saya masih rajin mengunjungi teman dan kerabat yang akan berangkat haji. Saat itu saya dan suami sudah terdaftar dalam antrian sejak tahun 2010. Dan tahun berikutnya, yaitu 2014 saya dan suami dimampukanNYA menunaikan ibadah haji. 

Syukur tak henti saya lantunkan, manakala begitu panjang doa yang selama ini telah terucap. Banyak air mata tercurah ketika mengingat ikhtiar yang kami lakukan. Mengumpulkan biaya pelunasan justru tak menjadi kendala. Tiba-tiba saja tiga bulan menjelang pelunasan ONH, rezeki kami mengalir dari segala penjuru. Suami sampai perlu menuliskannya dalam catatan. Allah tahu kebutuhan kami, yang akan berangkat haji. Allah memudahkan langkah kami mencapai bumi para nabi.

Hobi silaturahmi mendatangi walimatussafar, bisa berangkat haji benar-benar terjadi pada kami. Saya bersyukur suka banget mengunjungi kerabat dan tetangga yang pergi haji. Saya bersyukur banyak yang berkenan mendoakan saat mereka tengah Wukuf di Arafah. Doa yang indah untuk kami. Wassalamu'alaikum.

18 komentar:

  1. Kaya tetanggaku mbak ada dia klo ada org mo naik haji dimanapun pasti ditengokin. Sejauh apapun itu dia pasti datang nitip minta didoakan. Dia ga punya apa2 mbak tp yakin aja bisa berangkat nabung semampunya alhamdhulilah thn ni kesampean naik haji. Malu deh liatnya...aku dr dlu tqbungan ga nambah2 :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Niat yang kuat akan dipelihara dengan doa yang fokus ingin berangkat haji. Percaya aja dan yakin kalo Muna dan Suami bisa menunaikan ibadah haji, aamiin:)

      Hapus
  2. Iya Mba, ibaratnya buka tabungan itu semacam 'AKAD' kalau bener2 niat gitu ya. Soalnya dulu, Mamah saya juga mengalami hal serupa, pas banget baru buka tabungan haji, lah kok langsung kepilih buat naik haji. Padahal haji reguler, Mbak. Jadi gak perlu ngantri lama.

    BalasHapus
  3. Mbrebes mili mbak mbacanya.
    Ya Allah mudahkanlah aku dan keluargaku segera bisa menyusul melaksanakan rukun islam yg ke-5.

    BalasHapus
  4. Semoga bisa segera mendatangi Tanah Suci secepatnya Aamiin

    BalasHapus
  5. Aku ikut ndredeg bacanya ini, Mba. Masya Allah, laa khaula wala kuwwata illa billah. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Mohon doanya semoga aku bisa kayak Mba Wati, pergi haji bersama keluarga :')

    BalasHapus
  6. terharu mbak saya bacanya.... semoga jadi haji yang mabrur ya...

    BalasHapus
  7. Aku mau buka tabungan haji aja tertunda terus :(

    BalasHapus
  8. Iya Mbak, niat dan usaha pasti membuahkan hasil, jadi makin termotivasi nih

    BalasHapus
  9. Pengalaman naik haji sll bikin haru ya mb..aku jg pengin secepatnya naik haji mumpung msh muda.tp itu mb kdg godaannya tuh byk bgt.seperti crita mb wati antara permak rmh dan haji

    BalasHapus
  10. mba wati..tulisannya bikin mataku berkaca-kaca.
    ya Allah panggilah hamba ke rumahMu..Aamiin

    BalasHapus
  11. Syiar yang sangat indah, mba. Mengingatkan saya dan teman2 lain yg mungkin belum terpikir sekali menabung untuk pergi haji.:)

    BalasHapus
  12. Kisahnya inspiring Mbak. Doain kami juga bisa menabung buat ke Baitullah ya mbak aamiin

    BalasHapus
  13. subhanallah, ikhtiar dan niat yang tulus insyaallah diijabaNya ya mba. saya masih galau nih, mau buka tabungan haji untuk ibu atau untuk saya dan suami langsung ya

    BalasHapus
  14. Masyaallah ya Mbak. Yang bisa ibadah haji dengan jalan yang tak diduga pastilah orang-orang yang terpilih mbak. Soalnya aku punya teman juga begitu, terkenal baik dan tulus akhirnya bisa berangkat haji karena undangan kerajaan Arab.

    BalasHapus
  15. Allahu akbar ya, niat mba didengar olehNya. Semoga kita semua termasuk tamu Allah di tanah suci Mekkah nanti, aammin ya Rabb

    BalasHapus
  16. aahhh terharu banget,
    panggilah juga aku kerumahMu ya Robb..

    BalasHapus
  17. MasyaAllah ya Mbak, jika Allah udh berkehendak maka benar2 terjadi ya Mbak.

    Semoga Allah jg mengijinkan saya untuk bisa beribadah ke RumahNYA, Bumi Para Nabi itu, Aamiin

    BalasHapus