Behind The Story of My Mind, Menguntai Kata Untuk Berbagi - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 07 Oktober 2015

Behind The Story of My Mind, Menguntai Kata Untuk Berbagi





Assalamu'alaikum temans.
Saya mau curhat panjang kali lebar tentang behind the story of blog. Apa sih pakai nulis bahasanya orang bule? Ah ini deh, ceritanya sih saya ingin buka-bukaan tentang effort ngisi blog personal. Enggak sampai lari-lari ngejar pesawat segala memang. Namun saya sempat berdiri lama nungguin si Seruling Samudra muncul di sela bibir karang di Pantai Klayar.


hidayah-art.com
Celah tempat munculnya Seruling Udara di Pantai Klayar

Niat ingin mengisi blog dengan artikel yang menarik minat pengunjung, emang butuh effort yang kuat. Kadang ada beribu alasan menunda nulis dan posting di blog. Kan saya masih kerja waktu itu, sampai rumah udah lelah, pengen langsung tidur. Nulis saat malam hari juga mata udah ngantuk berat. Padahal, tagline blog saya tuh keren loh. *memuji diri sendiri nggak bayar, kaaan* 


My Mind, Untaian Kata Untuk Berbagi

Tuh kan, saya juga heran sendiri kenapa saat bikin blog dulu memilih kalimat itu. Cuma saya berniat bikin blog bukan hanya ingin berlatih nulis. Tapi ada harapan di balik itu, yaitu ingin berbagi tentang pengalaman sepanjang usia masih saya nikmati. Sepanjang itu pula, saya ingin bisa terus berbagi. 

Lantas, apa semudah itu saya langsung rajin ngisi blog dengan rutin tiap minggu? Enggak ternyata, temans. Saya nulis sesuka hati. Bahkan saya enggak kepikiran sharing di media sosial macam FB, Twitter, apalagi Instagram. Saat itu baru punya Gmail dan FB doang. Dan enggak mengoptimalkan fasilitas saling bertukar sapa dan nitip link blog. 

Nah, pas baca a.k.a BW blog teman, saya terpesona dengan tampilan blog dan jumlah komentar yang dititipkan oleh pengunjung atau pembacanya. Kenapa punya saya sepi komentar ya? Apa yang salah? Ah, sudah lah, nggak usah saya bahas soal ini, palingan juga udah tahu penyebabnya. *tutup muka*

Satu hari saya ikutan acara yang digagas oleh komunitas Emak Blogger dengan menghadirkan sesepuh Blogger, Mba Indjul. Workshop dengan tema  "Blogging with heart, money will follow".

Ih, ada kata money itu bikin mata saya terbuka lebar. Mau juga dooong, dapat fulus dari blogging. Tapiiii... gimana caranya? Ah, ah... ternyata mudah banget. Ciptakan peluangmu dengan lebih banyak Blogging, Blog Walking, dan Ikut kompetisi Nulis Blog.


Ikutan workshop nulis itu ibarat mendapat pencerahan. Saya mulai rajin ngeblog. Mulai aktif sharing di medsos pribadi, seperti FB, Twitter, G+, Linkdlen, bahkan Instagram juga. Bahkan saya udah berani nitip postingan di grup nulis.

Tiap kali nulis artikel pun, mulai saya kasih pelengkap yang pengennya sih bisa bikin pengunjung blog makin betah. Ada beberapa langkah yang saya lakukan demi menaikkan pamor tingkat kunjungan ke blog saya.
  1. Mempercantik tampilan Blog. Saya minta bantuan teman yang pintar design, dengan permintaan yang khusus agar blog saya menampilkan diri saya apa adanya.
  2. Menulis artikel yang tengah nge-hits. Beberapa kali saya nulis ulang artikel yang sedang jadi berita terpanas, terheboh, terfavorit, dan tengah nge-hits. Tentu saja dengan gaya bahasa khas saya, tidak menggurui dan sebisa mungkin menginspirasi.
  3. Bikin tema baru untuk mendapat kunjungan banyak. Saya menuliskan tema HOROR dan tayang tiap hari kamis. Ternyata prediksi saya tepat. Pembaca yang berkunjung ke blog saya makin banyak. Komentar positif pun berdatangan, yang intinya meminta tema horor tetap hadir dan terjadwal. Sayang sejak bulan Ramadhan saya menghentikan sementara dan hingga detik ini belum bisa tayang lagi. Doakan saja secepatnya saya bisa nulis tema ini lagi di blog.
  4. Tambahkan foto -foto yang menarik dan sesuai artikel. Sebisa mungkin sih dari koleksi pribadi. Tapi kalo enggak punya stok foto, terapkan etika dengan menuliskan sumber pada foto yang kita pinjam.
Nah, susahnya pakai foto koleksi sendiri adalah, harus bisa memotret dengan sudut pandang   yang menarik. Dan saya bukan orang yang pintar mengambil moment foto yang menarik. Tapi, alah bisa karena biasa. Yup, sejak beruntung bisa tergabung jadi kontributor web wisata, saya belajar banyak cara memotret. Nyimak percakapan di grup WA, mencari informasi di gugel, dan terutama ngintip blog tukang foto yang ciamik hasil hunting fotonya.

Mereka sangat senang berbagi tips mengambil gambar dengan hasil oke. Nah, saya mulai meniru cara pengambilan gambar dengan teknik serupa mendekati tips yang ditulis di blog. Tentu saja saya menggunakan kamera digital yang standart. 

Akhir-akhir ini malah saya pakai kamera android, resolusinya lumayan lah. Berkah ngeblog dan silaturahim dengan teman blogger, saya bisa beli android dari rezeki sebagai kontributor web wisata.

Bisa kok dilihat hasil foto dengan kamera android milik saya ini.

hidayah-art.com
Hasil foto "beniiiing"


Kalo dulu saya cuek aja pas makan di luar rumah. Sejak rajin blogging, saya jadi berubah. Saya mulai berlagak kayak foodblogger. Sebelum makan, wajib hukumnya foto makanan. Suami semula sebal melihat gaya saya ini. Namun saya menjelaskan kalo aksi saya itu untuk nambah cerita di blog.

Alamaaak, kegiatan saya ini rupanya nyebar ke seluruh keluarga besar saya dan suami. Pernah loh saya diajak makan saat milad adik ipar di rumah makan Chicken Ramen. Begitu makanan datang, langsung disodorkan ke muka saya buat difoto dulu, hihiii *mantu shalihah* *ih, apa hubungannya coba?"

hidayah-art.com
Makan gratis pun bisa jadi bahan nulis di blog

Lebih mudah mengambil obyek foto yang diam atau tidak bergerak seperti makanan. Saya tinggal atur posisi sesuai keinginan. Beda lagi pas saya hunting foto untuk melengkapi tulisan saat jadi kontributor web wisata. Ceritanya sih saya nulis tentang 10 Pasar Tradisional Unik Di Semarang.

Enggak bisa dong saya datang ke satu pasar, trus langsung foto sana sini. Bisa-bisa saya dipandang aneh sama pedagang dan pengunjung pasar. 

Saat itu saya menyapa pedagang yang jualannya menarik. Seperti penjual rebung di pasar Gang Baru ini. Saya bilang ingin mengambil gambarnya.

"Buat apa, Mbak?" penjualnya tertawa dengan wajah bingung.
"Masuk koran ya nanti?" tanya yang lain.
Saya tertawa saja. Dalam hati berkata, emang ada wartawan ambil gambar pakai hape? Wartawan abal-abal kali ya, hihihiii

Saya menjelaskan pada pedagang di sana kalo ingin menulis tentang pasar Gang Baru yang melegenda. Waah, mereka senang mendengarnya dan mengiyakan saat saya minta ijin mengambil gambar.



hidayah-art.com




hidayah-art.com
Trik foto di pasar, buat penjual berada di tengah dagangannya

Nah, saya juga pernah mengalami mentok ide. Bingung mau nulis apa untuk posting terjadwal sebagai kontributor web wisata. Sementara hari itu masih dalam suasana puasa Ramadhan. Masa iya saya mau hunting makanan? Bisa batal puasa saya, hehehee 

Sebenarnya sih hunting foto untuk tulisan di web wisata pun bisa digunakan untuk ngisi blog personal. Tentu saja dengan sudut pandang yang berbeda dengan yang kita tuliskan untuk web wisata. Jadi saya bisa nulis dua artikel untuk dua blog yang beda.  Namun, yang namanya mentok itu kayak kejedug tembok.

Tiba-tiba, suami ngajak kami sekeluarga ikut kerja ke Boyolali. Kebetulan hari Minggu, jadi anak-anak bisa ikut bapaknya kerja. Sudah biasa sebenarnya kalo hari libur, suami masih kerja dan kami serumah ngikut. Di jalan suami udah menawarkan satu lokasi wisata buat ciblon a.k.a renang.

Otak yang buntu ide, tiba-tiba seperti balon yang meletus. Ide pun berhamburan keluar dari sarangnya. Alhamdulillah, berkah ngikut suami kerja :D
 
"Asiiik... Ibu bisa hunting foto nih, Be," suara si bungsu nyeletuk.
"Memang itu maksud Babe. Kalian renang, babe nemenin Ibu ngambil gambar kolam renang."

Mendengar percakapan mereka, saya tersenyum simpul. Aihhh... berasa banget disayang anak bojo, hahaha.... Dan ini lah hasil salah satu foto saat di Pemandian Tlatar, Boyolali.

Tlatar, Boyolali
Hasil fotonya cantik, perpaduan air, pohon, tempat makan, & anak-anak yang bermain
Untuk mendapatkan hasil foto di atas, saya mesti nunggu cukup lama agar anak-anak itu bersedia difoto. Saya ingin menangkap momen saat mereka asik bermain dan tidak melihat ke arah kamera.

Yess, ciptakan peluangmu dengan menangkap setiap momen yang ada di sekelilingmu. Setiap momen bisa jadi ide tulisan. Karena saya pernah menuliskan berita tentang narapidana n4rk0ba yang mesti menjalani hukuman mati. Sementara dia adalah korban dari sepupunya yang berhasil mengelabuinya. 

Kisah yang humanis, bisa menarik pembaca untuk berkunjung dan meninggalkan komentar. Atau bisa juga pengalaman pribadi tentang mendampingi anak saat rawat inap. Bahkan mengikuti jalan sehat di wilayah tempat tinggal pun bisa dituliskan ceritanya dalam blog.

Sekarang tak ada lagi alasan tidak curhat di blog personal. Saya makin rajin menuliskan cerita kehidupan pribadi dan orang-orang di sekeliling saya yang mampu memberi inspirasi. Sudah selayaknya saya bagi dalam untaian kata yang semoga bisa menginspirasi. Aamiin.

Wassalamu'alaikum.



17 komentar:

  1. mbak itu makanan apa sih kok umik gitu mangkuknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mie Ayam dalam mangkok pangsit yang bisa dimakan mangkoknya, halah napa panjang bener keterangannya, hihiii

      Hapus
  2. Mba Wati senang dengan semangatmu yang membara dalam hal nulis mbaa, sukses terus yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangatmu yang bikin aku ikut ketularan nulis di blog, sibuk ngurus balita masih bisa nulis, you are my inspiration, Rahmi ^_^

      Hapus
  3. Pengen juga bisa bikin tulisan mirip reportase, foto-foto di pasar atau dimana gitu...tapi kadang takut..hihi *ga cocok jadi wartawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan reportasi itu malah mudah, mbak, yang penting memenuhi kriteria 5W+1H. Bisa kok dipelajari dari baca blog atau ikut pelatihan aja :)

      Hapus
  4. Foto di pemandiannya seger, ijo2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mbak, asik di sini. Itu namanya kolam pakecehan, buat anak-anak bermain air tanpa membahayakan.

      Hapus
  5. Seneng ya Mba kalo akhirnya keluarga mendukung penuh aktivitas ngeblog kita sebagai emak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, iya pada ngedukung semua nih, seneng jugaa :D

      Hapus
  6. Ngikik aku mba baca ceritamu tentang foto pas makan-makan hihihi...emang yaa nulis blog itu butuh perjuangan apalagi buat emak kayak kita mba...barakallah sukses ya mbaa :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihii... iya mbak, berasa banget dukungan keluarga denan hobi yang aku jalani :)

      Hapus
  7. Saya masih malu2 kalo foto2 makanan hihihi...
    Sedang tahap belajar :)

    BalasHapus
  8. saya jadi inget mbak waktu ke pasar moto sana sini eh disamperin deh sama para pedagang disangka saya wartawan hehe

    BalasHapus
  9. Heheee iya mbak, ada aja idenya, makanya aku suka baca2 disini :)

    BalasHapus