Dari Satu Walimatussafar Hingga Yang Ketujuh - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 08 September 2015

Dari Satu Walimatussafar Hingga Yang Ketujuh



 Halo assalamu'alaikum temans.
Tahun ini saya mendapat banyak undangan walimatussafar. Ituuu... undangan tasyakuran orang yang akan pergi haji, udah tahu pasti kan ya. Biasanya sih saya hanya mendapat 2 atau 3 undangan saja. Nah, karena kali ini saya mendapat 9 undangan, saya bakal cerita deh setiap walitamussafar yang udah berlangsung kemarin.


1. Dari walimatussafar yang pertama, adalah adik kelas SMA suami. Tahun kemarin dia datang juga ke rumah, sepulang kami berhaji. Dia banyak nanya tentang kegiatan kami selama di tanah suci. Dan, tahun ini dia berangkat haji. Alhamdulillah, senang sekali tiap dengar ada yang bakal berhaji. 

Siang itu hanya beberapa teman dan adik kelas yang berkumpul di rumahnya. Rupanya, pengajian dengan mengundang ustadz sudah dilaksanakan malam sebelumnya. Jadi ini namanya silaturahim untuk meminta maaf dan mohon doa untuk kelancaran perjalanan ibadah mereka.

2. Teman SMA suami ini mengundang kami datang untuk pamitan dan meminta doa restu. Yang hadir dalam walimatussafar siang itu banyak sekali. Ada mungkin sekitar 300 orang. Semua nampak senang diundang tuan rumah. Terlihat kalo tuan rumah adalah sosok yang senang silaturahim. MEski banyak yang hadir, kami enjoy aja menikmati tausiyah ustadz yang inspiratif dan ada pula joke yang bikin ketawa berjamaah.

Usai tausiyah dan menikmati hidangan, kami tak langsung pulang. Masih ada sesi foto-foto, hihiii
Nah rupanya, teman suami yang bernama Harjito ini penasaran dan nunggu saat tepat untuk tanya-tanya pada suami. Setelah beberapa pertanyaan, berasa kayak investigasi deh, ternyata saya dan teman suami saat SMA ini, adalah teman kuliah. Alamaaak, napa saya lupa ya *toyor pala sendiri*

Rupanya kami juga satu kompi dan satu peleton yang sama saat pendidikan latsarmil di Magelang. FYI, di kampus saya dulu, semua mahasiswa harus mengikuti diksarmil untuk mendapat nilai dalam raport. Eh kok kayak anak SMA, hihiii... Entah saya lupa namanya apa, tapi kampus kami emang seperti model SMA dalam hal pembelajarannya, pakai paket bukan model SKS.

3. Walimatussafar yang ketiga ada di rumah sepupu. Sayangnya saya mesti datang sendiri karena suami masih lembur di proyek, di Solo. Yo wes lah, rumahnya juga dekat kok, satu komplek dengan rumah saya. Sementara ibu mertua, adik serta mbak ipar kami udah duluan datang. Alhamdulillah saya udah ada yang nyiapin kursi, jadi nggak clingak clinguk kayak orang salting.

Tausiyahnya sama dengan rata-rata orang yang akan pergi haji. Ustadz ngasih sekilas info tentang ibadah haji, beberapa hal yang bakal ditemui saat pelaksanaan haji, juga joke-joke yang lumayan lucu, lumayan loh yaaa

4. Yang keempat adalah walimatussafar tetangga satu RT. Di sini diadakan secara sederhana seperti yang kami lakukan tahun lalu. Hanya mengundang tetangga, saudara dan teman dekat aja. Duduknya pun lesehan, dengan hidangan sederhana. Namun suasana akrab dan hangat terasa sekali karena yang hadir orang-orang yang sangat kami kenal. Semua berbaur sambil mendengarkan tausiyah ustadz yang juga tetangga kami satu RT.

Yang bikin kami terharu adalah, si pembaca tilawah adalah putra semata wayang tuan rumah. Usianya masih 11 tahun, bacaannya bagus dan selama ini emang dibimbing khusus oleh si bapak sendiri. Duuuh, bikin mbrebes mili waktu dengar bacaaannya.

5. Walimatussafar yang kelima juga tetangga, cuma beda RT. Saya dan suami diundang karena rumah kami berdekatan meski beda RT. Trus biasanya kalo saya punya hajat, RT sebelah juga selalu kebagian snack dalam dos. 

Pengajiannya juga sederhana meski duduknya di atas kursi. Ustad yang kasih tausiyah adalah takmir masjid di lingkungan RW kami. Jadi yang datang sebagian besar kami kenali. Sang ustadz sering kali mengajak suami berdialog saat memberikan tausiyah. Karena alasannya, pengalaman suami berhaji masih hangat karena baru tahun kemarin. SEmentara beliau sudah agak mendingin, udah beberapa tahun sebelumnya. Ada ada aja nih ustandz, yang dengar jadi tertawa mendengar candaannya.

6. Temang suami tuh banyak banget. Ini sebenarnya temannya teman suami,, kenalnya karena suami orang yang senang menjalin silaturahim. Trus karena sesekali ketemu, akrab lah mereka. Nah, proses pelunasan ONH hingga mencari roda untuk koper besarnya, suami selalu yang dimintai tolong. Kebetulan kalo pas longgar waktunya, nggak sibuk ngerjain proyek, suami emang senang membantu teman-temannya. Entah cuma menemani ngobrol, hingga bantuan kecil seperti mengantar ke rumah sakit untuk rawat inap atau belanja sesuatu. Ini berlaku untuk semua teman-temannya, enggak pilih-pilih sih kalo suami nolong orang gini.

Nah, walimatussafar yang di sini yang paling bikin saya lelah. Iya lelah, undangan mulai pukul 1 siang, hingga saya mesti pamitan dulu sekitar pukul 4, itu baru selesai. Ustadz yang kasih tausiyah ada 4 orang, plus satu pembaca doa. Jadi ada lima orang kyai haji yang ngumpul dalam walimatussafar ini. Sebenarnya sih senang, cuma karena pukul 4 sore saya ada acara lagi, jadi pulang dulu sebelum bacaan doa terakhir dilafalkan. Duuuh, maaf ya pak, bu.

Yang bikin lama juga karena acaranya banyak, ada sholawatan yang diiringi grup rebana dari Jepara. Duh, jauh banget ya order rebananya. Ada juga penampilan  seorang penari Sufi, tapi enggak pakai kostum umumnya yang sering terlihat. Dan saya sungkan mau ambil gambarnya dari dekat, karena panggungnya ada di teras dan dekat dengan tempat duduk tamu pria.

7. Walimatussafar ketujuh di tempat tetangga rumah lama di wilayah Pedurungan. Saya dan suami masih sering silaturahim dengan tetangga di rumah lama kami. Yang paling sering sih tiap syawal, kami selalu ikut halbil di sana. Sebenarnya tiap kamis malam jumat, bila suami tidak keluar kota ngerjain proyek, kami hadir dalam pengajian di salah seorang warga yang ketempatan. 

Bapak Sis dan ibu bakal berangkat haji tahun ini. Alhamdulillah senang sekali saya mendengarnya. Karena sebelumnya nggak ada kabar sama sekali, tiba-tiba aja kami diminta datang tasyakuran walimatussafar.

Rupanya Bapak Sis, yang bekerja di BIN, mendapat penawaran dari komandannya. Meski melalui serangkai seleksi, namun Allah Swt telah memampukan beliau berangkat tahun ini. Dengan menyetor biaya haji sebesar Rp. 40juta perorang, dengan mendapatkan fasilitas ONH plus. Barakallah ya Pak, Bu...

Oh iya, saya juga membawa buah tangan saat menghadiri walimatussafar kemarin. Sekarang pilihannya makin beragam, nggak hanya bekal seperti yang pernah saya tulis di sini. Tapi, kemarin saya bawakan Sarung, sprei dan kerudung juga sebagai alternatif bekal yang perlu diberikan pada calon haji.

Sebenarnya masih ada dua walimatussafar lagi yang mesti kami hadiri. Namun karena lokasinya di luar kota, dan kami enggak yakin bisa hadir, ya udah saya tulis aja tujuh walimatussafar yang udah berlalu. Yang dua lagi sih minggu depan. Moga kami bisa tetap berangkat menghadirinya, aamiin.

Pamit dulu yak, wassalamu'alaikum...

9 komentar:

  1. Wah, ketemu teman lama rupanya, ya, hihihi :)

    BalasHapus
  2. Itu undangann hajatannya dihari yang sama yaa bunda?
    Wah wah indahnya silaturahmi.. buahnya sesuatu banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak sih... dalam waktu 14 hari ada 7 undangan. Tapi tiap sabtu dan minggu, jadi agak capek juga, tapi seneng juga :D

      Hapus
  3. Barakallah.. Ih sedih klo acara walimatussafar mba, tapi seneng ketemu sodara2 yaah

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, bahagianya mbak udah pernah ke tanah suci...
    Kalau ada cerita begini hati saya selalu gimana gitu...antara seneng dan kepingin... :)

    BalasHapus
  5. Waaaah mantep banget undangannyaaa. Semoga bisa ke sana lagi ya, Mbak. Doain akuh juga :)

    BalasHapus
  6. banyak ya Mbak undangan walimatussafarnya, banyak teman banyak rejeki yah :D

    hadiri walamatussafar itu bikin melow ya Mbak, acara maaf memaafkannya itu huhuhuhh

    BalasHapus