SIAPA YANG MAIN AYUNAN TENGAH MALAM? - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 11 Juni 2015

SIAPA YANG MAIN AYUNAN TENGAH MALAM?



Terbangun tengah malam dan teringat tugas sekolah yang belum kelar, bikin Fathia pusing. Apalagi kasur empuk dan selimut yang tebal seakan memanggilnya untuk kembali rebahan. Namun saat mengingat tampang guru pelajaran sejarah, ia harus bertekad baja mengalihkan keinginannya. Setengah malas ia pun menjejakkan kaki ke lantai. Kandung kemihnya harus dikosongkan terlebih dulu.

Kakinya melangkah menuju pintu kamar. Dengan langkah malas ia membuka pintu yang menghubungkan dengan  ruang keluarga. Lampu ruangan ini selalu dipadamkan untuk menghemat energi.

Suasana sunyi. Fathia menajamkan telinganya saat mendengar suara aneh dari halaman belakang. Nyalinya agak ciut. Ia telah mendengar selentingan tentang makhluk dari dunia lain yang mulai mengganggu komplek perumahan ini.

Setengah berlari ia menuju kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur.  Ia langsung mengunci pintu kamar mandi. Pikirannya yang waras berkata, makhluk halus bisa masuk meski pintu terkunci. Pikiran yang menyebabkan bulu kuduknya meremang.

Aduuh, kenapa air seninya tak lekas berhenti memancar keluar? Minum apa aku sebelum tidur, desah Fathia.

Usai membersihkan diri, Fathia segera membuka pintu kamar mandi dengan sikap siaga. Memang apa yang harus dilakukannya kalau tiba-tiba berhadapan dengan makhluk halus? Meski bukan tergolong penakut, Fathia juga tidak merasa sebagai anak pemberani.

Ruang keluarga tetap tak berubah. Sunyi. Udara dingin menelusup dari celah ventilasi di dinding atas yang berbatasan dengan halaman belakang. Sekarang sekujur lengannya pun ikut merinding karena udara dingin.

Fathia melangkah tergesa kembali ke dalam kehangatan kamarnya. Sambil membuka buku teks pelajaran sejarah, ia merutuk kemalasannya kemarin sore. Seharusnya ia tidak terhipnotis dengan wajah tampan Ji Chang Wook. Tapi sialnya, Wook keren banget mainnya.  Terus tatapan matanya, duuh, membayangkan aku yang ada di hadapannya aja, sudah bikin mataku menancap di depan layar teve.

Memang seharusnya ia segera mematikan layar teve dan langsung masuk kamar. Mengerjakan tugas dari pak Bono. Jadi ia tak perlu bangun tengah malam gara-gara lembur bikin tugas. Matanya sekarang sudah terbuka lebar. Siap konsentrasi dan membuat ringkasan kisah sejarah kerajaan Majapahit. Beruntung ia mendapat tugas yang menarik, tentang Ratu Tri Buana Tungga Dewi. Ratu yang memimpin kerajaan Majapahit hingga mencapai masa keemasan bersama patih Gajah Mada.

Gordin jendela kamarnya tersibak. Fathia sempat melirik jalan di depan teras depan rumahnya yang lengang. Tengah malam seperti ini sudah tak ada lagi penjaja makan seperti mi jowo atau sate ayam yang melintas. Meski sebenarnya perutnya tak lapar, asik juga kalo bisa menyantap mi rebus tengah malam yang dingin ini.

Sebenarnya asyik juga mengerjakan tugas saat tengah malam. Suasana yang sunyi bikin konsentrasinya meningkat. Buktinya, ia cepat sekali menyusun kalimat untuk  tugas sejarah.  Kurang sedikit lagi, tugasnya beres. Ia bisa tersenyum tenang menghadapi wajah galak pak Bono.
  
Saat itu lah, telinganya menangkap suara seperti langkah kaki di teras depan. Keningnya berkerut.  Alisnya yang nyaris bertaut di tengah. Fathia nyaris menahan napas saat suara langkah itu semakin terdengar jelas.

Ada yang tengah berjalan menuju teras di depan ruang tamu. Ia bisa mengangkap suara gesekan besi ayunan yang ada di sebelah kanan teras. Dekat dengan garasi. Fathia merasa mulutnya kering. Ia yakin, ada orang tengah duduk di kursi ayunan. Sekarang pendengarannya menangkap bunyi keriut ayunan yang  bergerak kontinyu, maju mundur.

Ia berpikir, berani kah dirinya mengintip dari gordyn jendela di ruang tamu? Kalo yang duduk di ayunan itu manusia, ia bisa menghardik orang itu. Menumpang di rumah orang pada tengah malam bisa dianggap punya niat jahat. Tapi kalo yang duduk di ayunan bukan manusia, apa yang harus dilakukannya? Pingsan, batinnya sambil meringis.

Duuh, apa yang harus aku lakukan?
Bangunin Papa tentu saja, lontar hati kecilnya dengan bersorak riang. Tapi sedetik itu juga Fathia mengurungkan niatnya. Kalo ternyata yang numpang duduk adalah satpam komplek, papa bisa marah. Dibangunkan tengah malam karena ada satpam komplek numpang tidur. Karena satpam komplek perumahan ini memang senang duduk di ayunan. Sambil berayun, mereka akhirnya tertidur.

Tidak, aku tidak akan membangunkan papa atau mama, putusnya dengan sedih.
Tuhan… mengapa suara ayunan itu terdengar makin kencang? Seakan tengah mengejeknya dari luar sana.

Fathia memejamkan mata dan berpikir. Ia harus mengabil keputusan. Entah itu satpan yang numpang tidur atau maling, ia harus segera bertindak. Kalau itu bukan satpam atau bahkan maling? Kalau itu ternyata makhluk lain? Apa yang harus dilakukannya?

Dalam keadaan takut ia justru ingin tertawa. Pertanyaan yang bodoh. Kalau yang dilihatnya adalah hantu, ia pasti pingsan sebelum bisa berpikir apa yang akan dilakukannya.

Fathia berjalan menuju pintu dan membukanya. Pandangannya tertuju pada ruang tamu yang terlihat sunyi. Ia sudah bertekad akan mengakhiri rasa penasaran di hatinya. Ia tak mungkin bisa tidur dengan tenang sebelum membuktikan sendiri siapa yang duduk di ayunan

Langkahnya makin pelan saat tiba di ruang tamu. Debar jantungnya berdetak kencang. Fathia berhenti sejenak. Berusaha mengatur napas agar tidak gelisah. Keringat mulai muncul di pelipisnya. Rambutnya yang ikal, tampak lembab karena keringat.

Mulutnya kian kering. Matanya tajam seakan ingin menembus kain gordyn tebal yang menghalangi arah pandangnya. Tiba-tiba gordyn itu tersibak oleh angin. Fathia sempat berpikir dari mana angin itu berasal dan bisa menggerakkan gordyn yang tebal? Namun sesuatu yang aneh tertangkap pandangannya.

Fathia terkesiap. Tubuhnya seperti meriang. Saat itu pandangannya berpaut pada wajah cantik perempuan muda. Wajahnya terlihat dari samping. Ia menggali ingatannya. Seakan pernah melihat wajah itu.

Mulutnya terbuka dan ingin mengucapkan sesuatu. Namun ia yakin, tak ada suara yang keluar dari mulutnya.
            
“Aaaaaaaahhh…”

Seiring desah pelan yang akhirnya bisa dilontarkan mulutnya, sosok perempuan misterius itu sirna. Tubuh Fathia terasa dingin sekali. Tubuhnya kaku, tak mampu bergerak sesenti pun.

“Mamaaaa!”

Belum juga ia menutup mulut, orang serumah berhamburan ke ruang tamu. Mama, papa, adiknya, Alesha, dan yu Siti menatapnya dengan pandangan bingung.

“Belum tidur jam segini?”
“Ngapain teriak malam-malam?”

Hanya papa yang menghampirinya. Fathia akhirnya mampu menelan ludah dengan susah payah. Tubuhnya berada dalam dekapan papa. Perlahan tubuhnya terguncang. Isakan pelan keluar dari mulutnya.

“Ttadiii…eghh…siapa yang main ayunan, Pa?”
“Shhhh… Fathia melihat seseorang duduk di kursi ayunan?”

Fathia mengangguk. Masih dalam dekapan papa yang menenangkan. Namun suara napasnya terdengar tak beraturan.
  
“Aaaahhhh… Fathia bohong, kan?” Alesha mengusik rasa tentram yang membalut hati dan pikiran Fathia.

“Sudah… yuk kita kembali ke kamar. Pagi masih lama,” Desak mama pada mereka.
“Fathia nggak mau tidur sendiri,” Protesnya pada mama.
“Alesha juga…” Seru adiknya seraya menggelendot pada lengan mama.

Fathia melihat yu Siti tersenyum.  
“Yu Siti pernah lihat juga?”

Pertanyaan itu seperti bisikan saking pelannya. Fathia masih merasa lemas. Bahkan untuk melangkah pun harus disokong tubuh kokoh papa.

“Beberapa kali, Mbak.”
Jawaban yu Siti menimbulkan protes ketakutan Alesha dan Fathia.
“Aaaagghhhh…”
“Sudah, ayo kita tidur. Urusan itu ntar aja dibahas,” Ucap papa menenangkan kedua putrinya.
“Ayunannya dikasih orang aja, Pa. Dipindahkan aja dari rumah kita.”
“Iya, besok biar Papa suruh orang membawa pergi ayunan.”
“Nng…ke dukun aja, Pa. Biar diusir hantunya,” Celetuk Alesha.
“Dukun? Jaman gini masih ngundang dukun?”
“Nggak usah laah… kamu rajin shalat pasti hantunya takut kemari lagi,” Mama merelai pertikaian keduanya.

Fathia mencebik pada Alesha.
“Gara-gara ada yang tidak shalat di rumah ini, jadi dia main kemari, hiyyy…”
“Arggghhh…Fathia jahaat.”

Mama mencegah Fathia membalas aroma ketakutan pada suara adiknya. Karena ia sendiri sebenarnya masih menyimpan rasa takut. Takut kalau hantu itu menyambanginya lagi besok malam.

Hiyyy….

(Semua nama di atas disamarkan, dituturkan oleh kel. Ibu Kamal)

18 komentar:

  1. Jadi itu hantu siapaaa? Huaaaaa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hantu siapa yyaaa ntar di lanjutannya cerita ya, hihihi

      Hapus
  2. Wah, aku penasaran nyimak lanjutannya. Jadi hantu perempuan itu siapa, ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo gitu tungguin lanjutan ceritanya ya, mbak :)

      Hapus
  3. itu si peri yang nengok ayunannya, hihihihihihi....

    temanku pernah gitu mbak. tp doa udah biasa lihat dan mmg punya jin pengawal yg diwariskn dr ayahnya. konon mirip dg mendiang anak bossnya. suka main ayunan. tp saya sih tetep percaya kl itu bukan arwah si bocah tp jin yg menampakkan diri mirip si bocah. bisa jd itu jin yg diberikan Alloh kpd kita yg selalu brsama kita shg paham betul seluk beluk diri kita termasuk kesukaan kita.

    BalasHapus
  4. hhiiiiiiiiiiiiii ..... merinding disko ih

    BalasHapus
  5. untung aja bacanya siang :D hihi

    BalasHapus
  6. Duh... kok aku merinding, ya? Huhuhu... nyesel baca maghrib2 begini. Knapa gak besok aja, ya? Hehehehe... keren ceritanya, bikin merinding yang baca. Kayak ngalamin sendiri aja. Ih gak mauuu... *emak2 penakut*

    BalasHapus
  7. Lama ga maen kesini, ternyata Bunda masih punya stok crita hantu lagi :D. Hiii merinding disko pas baca 'perempuan cantik'. Untung bacanya hari udah terang Bunda. Kalo malam, ga bs tidur ini hihihi

    BalasHapus
  8. kalo nyeritain hantu kaya gini nih suka kebawa mimpi mba hehehe

    BalasHapus
  9. Mba dari kmren" kok nyeritain hantu mulu -_-

    BalasHapus
  10. huaaa... untung aja saya bacanya siang :D

    BalasHapus
  11. Penasaran lanjutannya mbak. Hiiii serem

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  13. kipriiit..... ini malam jumat pula, dan aku baca cerita horor -__-.. agghhhh.....gini nih, kalo penakut tp suka penasaran pas baca cerita serem ;p

    BalasHapus