KADO BUAT MILZAM - 20 TAHUN YANG MENGESANKAN - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 26 Maret 2015

KADO BUAT MILZAM - 20 TAHUN YANG MENGESANKAN


Tak pernah bisa gemuk


Hahaii moms, simak yuk curhat saya tentang hari lahir si sulung 20 tahun yang lalu.

Seminggu sebelumnya,  ada berita artis muda yang meninggal dalam kecelakaan mobil. Seminggu itu pula kita menginap di rumah bude Aminah, simbah kamu. Karena babe selalu pulang larut malam atau menjelang pagi untuk lembur. Dan rumah kita masih sepi, tetangga belum menempati semua rumah di komplek. seluruh keluarga besar mendukung kita sementara pindah tidur. Heheee, ibu sih senang aja kembali ke rumah simbah buyutmu. Di sana rame berkumpul dalam satu deret, tiga rumah milik kakak adik ibunya ibu. Tentu saja ada banyak sepupu ibu dan ngerumpi sepanjang malam. Akibatnya mereka dimarahi karena mengganggu waktu tidur kita.


Sabtu pagi, saat semua tabloid dan koran menayangkan berita tujuh harinya sang artis meninggal, kita ke rumah sakit. Alhamdulillah babe malam itu nginap di rumah bude bersama kita. Itu pun karena bulik ibu wanti-wanti, meminta babe tidak usah pulang ke rumah kita.

"Udah tidur aja di sini, nemeni Wati," Gitu pesan bulik Yati. Kelak engkau memanggilnya Makndut sebagai ganti panggilan simbah putri.

Benar juga insting makndut, paginya ibu mulai merasakan kontraksi. Jarak kontraksi masih panjang. Jadi ibu santai aja, enggan berangkat ke rumah sakit. Namun seluruh famili malah meminta kita segera ke rumah sakit.

"Ini memang anak pertama. Tapi lebih aman kalo kalian ke rumah sakit segera.".
"Iya cari kamar dulu, biar nggak rebutan,"


Mereka saling memberi argumen.
Kita pun diantar babe ke rumah sakit Pantiwiloso. Naik motor berdua, eh nyaris bertiga dengan engkau di dalam rahim ibu. Namun kontraksi itu malah berhenti. Jadi kita bersama babe jalan-jalan di koridor rumah sakit agar melancarkan kontraksi. Banyak pengunjung yang melihat ibu dengan beragam reaksi. Mungkin melihat wajah ibu yang seperti menahan sakit saat kontraksi datang. Ya, ibu nggak mau duduk atau berbaring di dalam ruang bersalin. Mendengar sesama ibu hamil yang menanti proses kelahiran bayinya dengan rintih kesakitan, bikin perut ibu makin mulas.

Meski saat kontraksi terasa sakit, ibu tak mau menjerit atau pun merintih. Dalam mindset ibu, kalo sakit ya jangan terbawa perasaan terus mengaduh tak berhenti. Malah makin sakit pasti. Justru alihkan rasa sakit karena kontraksi dengan memikirkan kesenangan saat engkau lahir. Kita bertiga akan jalan-jalan kemana pun kaki kan melangkah.

Proses kelahiranmu cukup panjang. Selama nyaris 24 jam ibu menanti ditemani ayah, nenek, simbah kakung dan banyak kerabat. Bahkan teman ibu yang datang sabtu sore menyebutnya, kayak udah disewa nih ruang tunggunya. Ya, semua kerabat ibu bergiliran menemani. Padahal mereka hanya duduk di ruang tunggu kamar bersalin. Hanya mbah kakung, babe dan nenek yang menemani ibu di kamar bersalin. 

Oiya, nenek saat itu membawakan rendaman air dengan rumput Fatimah. Entah sugesti atau tidak, ibu tidak mengalami kesakitan saat itu. Perut ibu diusap dengan air oleh nenek, demikian juga kening dan sebagian kepala. Usapan nenek itu meneduhkan ibu. Sisanya ibu minum.

Selama itu pula, ibu melakukan pernapasan seperti yang diajarkan ibu bidan bila kontraksi menghampiri tanpa henti. Memang latihan pernapasan sebelum hamil telah membantu ibu bisa tenang menghadapi proses persalinan ini. Terutama saat udah mendekati proses kelahiran. Namun, ketika itu pula ibu malah kehabisan tenaga. Dokter pun menyarankan operasi. Sebuah usul yang langsung ibu tolak saat itu.

Alasan dokter sih masuk logika. Apalagi kamu terlilit tali pusat. Namun ibu enggan kesakitan di dua tempat.
"Ini bagian bawah udah sakit, masih harus ngalami sakit di perut?"
Begitu argumen ibu saat menolak anjuran operasi.

Dokter pun akhirnya mengambil jalan tengah demi keselamatan kamu. Kamu pun harus dibantu keluar dengan alat vakum. Nyaris dua puluh empat jam kita bejuang dalam doa dan harapan. Belum lagi air mata yang mengalir di pipi ayahmu membuat ibu jadi tegoda ingin menjahilinya. 

"Kok malah kamu yang nangis? Kan aku yang merasakan kesakitan, Mas?" 
Babe tersenyum meringis. Ibumu sungguh kurang peka menghadapi perasaan ayahmu yang mengharu biru pastinya.

Kelak ketika kamu udah lahir, ayahmu cerita gimana dirinya tak menangis manakala menyaksikan ibu tengah berjuang dengan wajah berpeluh dan nyaris tak bertenaga. Kepalamu udah telihat di jalan lahir, namun ibu tak punya tenaga mendorongmu keluar dari jalan lahir.

Upaya dokter dengan vakum, membuahkan hasil. Jeritan melengking nyaring dari mulut mungilmu. Muka merah dengan rambut hitam legam nan lebat membuat tawa kami melebar, ibu bersama semua orang yang hadir di dalam ruangan.



Mewakili sekolah saat ikut kemah kebangsaan di Salib Putih



Ah, perjuangan sejak kamu lahir rupanya harus dilakukan ibu.  Beribu hari yang telah kita rajut bersama, banyak memberi ibu pelajaran yang sangat indah. Menemani tumbuh kembangmu, sejak balita, hingga saat remaja, banyak kenangan indah dan membanggakan kami. 

Hingga hari ini, tepat di usia 20 tahun kelahiranmu, ibu akan tetap memperjuangkan kesehatanmu. Doa, harapan, dan ikhtiar ibu akan selalu mewarnai hari-harimu, sampai maut memisahkan kita.

Ibu selalu percaya, ucapan yang keluar dari mulut seorang ibu akan senantiasa menjadi doa yang bakal didengar MalaikatNYA. Itu lah mengapa, ibu tak pernah menghardikmu dengan kata-kata kasar, umpatan apalagi kutukan. Cukup lah dengan duduk berdua, kita bisa saling mencurahkan semua uneg-uneg yang tersisa dari beda pendapat.  

Yang terakhir, semoga kamu menjadi laki-laki yang baik seperti ayahmu. Menjadi kepala keluarga untuk keluarga kecilmu kelak. Menjadi imam yang baik dan penyayang bagi istri dan anak-anakmu. Menjadi laki-laki pemberani yang penuh belas kasih pada kaum yang lemah, sepeti arti nama yang tersemat padamu, Milzam Rifqi. 

Tetap lah selalu menjadi anak sholeh bagi kami, orang tuamu. Aamiin, barakallahu...

13 komentar:

  1. Selamat ulang tahun ya semoga menjadi anak yang sholeh. Mbak kalau aku malah dilarang minum rumput fatimah dulu dari pihak rumah sakit. gak ngerti awalnya rumput fatimah itu apa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih mbak Lid :)

      Kalo dokter tahu mungkin nggak boleh, ini tanpa sepengetahuan mereka sih.

      Hapus
  2. Selamat ulang tahun buat Milzam yaaa

    .wah sdh jd pemuda ya mpga selali sehat dan tercapai semua keinginan

    BalasHapus
  3. kelahiran 95 ya milzaam...tante dedew kelas 1 SMA itu hihihi...happy milaad barakallah ya kak, semoga sehat, panjang umur, jadi anak sholeh kebanggaan ayah bunda dan IIDN Semarang *lhoo hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tante, kan seumuran sama adik ibu, hihii
      Makasih doanya yaaa *yg jwb Milzam, hahahaa

      Hapus
  4. Amiinnn...
    Hbd milzam..
    Gk kerasa ya mak udah gede aja...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...makasih doanya
      Iya nih cepet banget waktu berjalan :)

      Hapus
  5. Met Ultah untuk Milzam. Semoga yang dicita-citakan tercapai amin

    BalasHapus
  6. Met milad ya Mas Milzam...barakallah

    BalasHapus
  7. happy milad kami semua selalu menyertaimu dengan doa doa yang baik. sukses terus ya ..

    BalasHapus
  8. usia masa masanya menjadi dewasa... selamat mengulang hari lahirnya ya sukses terussss aminnnnn :D

    BalasHapus
  9. Selamat ulang tahun milzam. Panjang umur dan Sehat selalu :)

    BalasHapus