CANDI SUKUH - BIOLOGI ALAM PENINGGALAN LELUHUR - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 17 Maret 2015

CANDI SUKUH - BIOLOGI ALAM PENINGGALAN LELUHUR

Narsis bareng duo cowok keren :D
Hahaiii...
Jumpa lagi ya temans, kali ini saya ingin berbagi pengalaman jalan-jalan ke salah satu situs candi umat Hindu yang terletak di lereng gunung Lawu. Konon katanya situs candi ini memiliki batu yang dibentuk mirip dengan alat vital manusia. Bener nggak sih? Terus mengapa datang kemari bersama anak-anak? Nah justru itu saya bisa menjelaskan pendidikan seks dengan adanya relief ini. Mereka berdua sudah remaja, sudah saatnya melihat melalui penggambaran relief peninggalan leluhur yang ada di bumi nusantara ini. Saya pun bisa mendampingi keduanya sehingga tak mencari tahu pada temannya atau situs di internet yang pasti tak bisa dipertanggungjawabkan.

Siapa sih yang belum pernah dengar dengan nama candi Sukuh? Ada ya? Kalo saya sih sudah lama dengar keberadaan candi ini. Namun sayangnya baru sekarang kesampaian mengunjunginya.

Siapa lagi pencetus idenya kalo bukan si sulung. Dia kayaknya udah tergila-gila dengan bebatuan yang disusun tanpa bantuan semen seperti orang sekarang yang mendirikan rumah. Saat itu si sulung bahkan belum mulai masuk kuliah di jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya. Duh duh, kebayang deh, liburan berikutnya pasti pilihan wisata adalah ke situs candi.

Candi Sukuh ini terletak di desa Berjo kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar. Dari kota Solo menuju arah Karanganyar. Ambil jalur ke tempat wisata Tawangmangu, kemudian ikuti petunjuk jalan yang mengarah ke situs candi Sukuh.

Pemandangan sepanjang jalan sangat memikat. Lereng gunung menghijau dipadu kabut yang sesekali turun, membuat udara sejuk berhembus menelusup kulit. Sengaja kami mematikan pendingin udara dan membuka jendela mobil lebar. Bila jalan-jalan ke gunung, kami lebih suka menghirup udara bersih yang masih segar. 


Candi Sukuh adalah peninggalan nenek moyang yang dibangun sekitar abad ke 15M. Tidak seperti umumnya candi Hindu lain di Jawa Tengah yang gerbangnya menghadap timur, gerbang candi Sukuh menghadap ke barat. 

Menurut keterangan sang penjaga, candi ini konon meniru bangunan peninggalan suku Maya. Saat candi ini dibangun, pengaruh Hindu tengah memudar. Sehingga bentuk candi ini tak seperti candi Prambanan atau Borobudur. Konsep pembangunannya kembali pada masa kejayaan zaman megalitikum. Bangunannya seperti punden berundak, yang menunjukkan era pra-Hindu.

Gerbang utama
Pengunjung tidak diperbolehkan lewat gerbang ini. Namun lewat jalan yang ada di sebelah gerbang utama.

Begitu memasuki pelataran candi, banyak sekali batu dengan relief yang ditata di seputar kawasan candi. Relief ini katanya menggambarkan Dewi Kunthi palsu yang merupakan penyamaran dari Btari Dhurga. Ia mendatang Sadewa dan meminta satria itu 'meruwat' / menghilangkan kutukan dirinya. Ada juga relief yang menggambarkan ketika Bima, kakak Sadewa, berperang dengan seorang raksasa. Tangan kiri Bima mengangkat tubuh raksasa, sedang tangan kanannya menancapkan kuku Pancanaka ke perut lawannya. Kuku Pancanakan adalah senjata andalan Bima.


Relief ini penggambaran cerita Mahabharata

Bangunan utama yang berbentuk trapesium dengan anak tangga curam menuju pelataran atas candi. Katanya sih bangunan candi sendiri mungkin terbuat dari kayu. Dugaan tersebut karena ditemukannya umpak/ kaki tiang bangunan batu di pelataran atap. Di tengah pelataran atap terdapat sebuah lingga. Pasangannya, yoni saat ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.


Bangunan utama dengan tangga yang curam

Konon candi kecil dengan arca berukuran yang kecil ini merupakan kediaman Kyai Sukuh. Menurut mitologi, beliau adalah sang penguasa komplek Candi Sukuh.


Anak-anak pengen pose bersama arca tanpa kepala


Di depan bangunan utama, terdapat tiga arca bulus berukuran besar. Kura-kura ini merupakan dunia bawah, yaitu dasar gunung Mahameru. Arca seperti ini dapat ditemukan pula di Candi Cetha.


Yang duduk bersila itu bukan arca :D

Pemugaran candi Suku terakhir dilakukan pada tahun 1970 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum itu pun pernah pula dilakukan pemugaran sekitar tahun 1917. 



Yang paling bikin anak-anak suka tuh, udara di candi Sukuh yang dingin. Jalan-jalan mengelilingi situs ini tak bakal berkeringat. Mungkin karena luas wilayahnya yang tak seluas candi Candi Ratu Boko  yang kami kunjungi akhir Desember tahun 2013 lalu.


Yup, mengelilingi komplek candi Sukuh ini hanya butuh waktu tak lebih dari satu jam. Itu pun sudah termasuk foto-foto sepuasnya bersama teman atau keluarga.


Usai mengelilingi komplek candi, bila perut mulai lapar, bisa menikmati kuliner di luar yang dijajakan oleh penduduk lokal. Ada sate kelinci, sate ayam, mi rebus, dan makanan kecil lainnya.


Nah, perut sudah kenyang, biasanya bikin mata merem melek a.k.a  ngantuk. Saatnya saya mengucapkan salam perpisahan. Daaan, sampai jumpa di jalan-jalan ke situs candi berikutnya, temans.


Referensi :

- Kepustakaan Candi

12 komentar:

  1. liburan mendatang mengunjungi Museum Nasional untuk melihat yoni yang disimpan disana ya mbak. Jangan lupa colek2 aku biar bisa ikutan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu lah mbak, udah beberapa kali ke Jakarta tuh aku belum pernah mampir ke Museum Nasional, hihiii

      Hapus
  2. Bagus yaah, kalo inget Sukuh inget adeemmm. Mbak ke Ceto sekalian? Jalan kesana tambah ngeriii..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak mampir Wind, soalnya udah terlalu sore trus mau lanjut ke Pacitan :)

      Hapus
  3. Trims sharingnya mbak... Aq sdh lama dgr tp blm ada kesempatan ke sana.. Mudah2an dpt ajak krucils ke sans kpn2... :)

    BalasHapus
  4. Bunda, aku baru dengar tentang candi sukuh ini lho. *malu
    tfs ya bun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihiii napa malu Lia, banyak juga orang yang belum ke tempat ini

      Hapus
  5. unik ya tangga utamanya. memang candi itu bikin pesona tersendiri ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, bisa foto-foto cantik tuh di anak tangganya :)

      Hapus
  6. wah,asik ya mbak bisa jalan2 bareng ke candi..aku baru tahu kalau di candi terbuka kayak gini ada reliefnya lo hehehe...seringnya lihat relief di museum indor gitu

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus