RAUDHAH, TAMAN SURGA DI DUNIA - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 23 Desember 2014

RAUDHAH, TAMAN SURGA DI DUNIA

Penyejuk udara di Masjid Nabawi menyusup ke kulit. Brrr...terasa dingin hingga membuat tubuh ini bergidik. Dalam hati saya bertanya, berapa daya energi listrik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pendingin udara ya? Pasti besar sekali dan itu pemborosan kan namanya? Hehehe...  Eh, tapi, kali ini saya nggak akan ngomongin soal hemat listrik atau pemborosan.

Ini tentang sebuah tempat yang paling sering dikunjungi di Masjid Nabawi. Raudhah” yang artinya taman. 


Raudhah merupakan salah satu ruangan di Masjid Nabawi yang banyak dimasuki jamaah untuk memanjatkan doa. Ia terletak di antara kamar Nabi dan mimbar untuk berdakwah.   

Luas Raudhah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m . Luasnya yang hanya 144 meter persegi tak sebanding dengan jutaan jamaah yang berebut ingin masuk ke sana.

Seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (HR. Bukhari no. 1196) .

Jemaah Haji atau Umroh selalu menyempatkan diri datang ke Raudhah. Ada waktu tertentu yang dijadwalkan oleh pengurus masjid bagia jemaah perempuan. Biasanya usai shalat Shubuh menjelang waktu Dhuha. Setelah shalat Dhuhur dan setelah shalat Isya. Kalo jemaah laki-laki sih bebas, kapan saja bisa masuk ke Raudhah.

Raudhah adalah tempat dimakamkannya Rasulullah Saw bersama kedua sahabatnya. Yaitu Sayidina Abu Bakar  Ra dan Umar bin Khatab Ra.

Foto ambil dsari Sini
Ditandai dengan karpet yang berbeda warnanya dari karpet di sekitarnya. Di Raudhah, di atas karpet berwarna hijau, adalah sebuah tempat yang mustajab untuk berdoa.

Karena itulah, Raudhah selalu menjadi tempat yang bagi sebagian jemaah haji dan umroh wajib dikunjungi. Siapa sih yang tak ingin berdoa dan dikabulkan pleh Allah Swt?! Apalagi untuk bisa datang ke tanah suci, kita mengeluarkan biaya yang tak sedikit. 

Menjadi pusat tujuan jemaah haji dan umroh dari seluruh dunia, membuat antrian panjang bila ingin ke Raudhah.

Secara tak sengaja, pagi itu saya malah bisa ke Raudhah. Tahu sendiri kan, kakiku belum sembuh benar. Saat itu belum bertemu dengan ibu Supartinah, sang malaikat dari Depok. Bisa baca ceritanya di sini


Jadi niat ke Raudhah saya tahan dan tak memaksa diri. Naaah, saat asyik tilawah dengan seorang teman, tiba-tiba saya mendengar teriakan. Persisnya sih ajakan untuk mengunjungi Raudhah.

Saya berpandangan dengan beberapa jemaah yang berbaur dari berbagai belahan bumi ini. 

"Hajjah...hajjah,  Raudhah!"

Seorang askar perempuan mengangkat tinggi sebilah papan yang bertuliskan 'Turkey'. Saya hanya memandang bingung. Sama sekali tak mengerti maksud ajakannya, atau pun papan yang bertuliskan satu negara di Eropa.

Sampai ketika seorang jemaah dari Malaysia menjawil lenganku.

"Ayo mbak ke Raudhah. Kita cari papan yang bertuliskan Mlayu," 

Saya mengikuti saja ajakannya. Sembari terus berdoa. Memohon kemudahan, keselamatan dan kelancaran, agar saya bisa berziarah di makam Rasul dan sahabatnya. Saya sebenarnya agak cemas menyaksikan kerumunan jemaah yang bersikap agresif. Terus terang saya agak parno berada di tengah orang banyak. Namun desakan dari belakang tak mungkin membuat saya mundur. Saya pun mengikuti arus. 
  
"Ayo maju, maju," Suara dari belakangku membuat langkah ini terus bergerak.

"Ibu-ibu duduk, duduk..."

Seorang askar yang membawa papan bertulis 'Mlayu' berdiri di bagian depan. Tangannya yang satu lagi mengarahkan kami untuk duduk dengan tertib. 

Yang menarik perhatian kami adalah, orang tersebut bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau Melayu. Sesekali dia akan berteriak dengan bahasa yang sederhana. Seperti, duduk, jangan berdiri, ibu, atau berdoa.

Sebenarnya sih petugas yang bekerja di Masjid Nabawi, dari petugas kebersihan hingga askar berasal dari berbagai negera muslim. Ada yang dari Indonesia, Pakistan, India, Turki, Srilanka dan Afrika. Kalo beruntung bertemu askar dari bangsa sendiri, kita bisa mengajak berbicara dan bertanya tentang Raudhah, Masjid Nabawi serta makam Baqi.

Pengetahuanku tentang strategi menuju Raudhah dengan selamat dan aman juga berasal dari petugas kebersihan dan askar yang berasal dari negeri sendiri.. Ada juga sih yang saya tahu dari sesama jemaah dari Malaysia,  atau dari Indonesia. Mereka sudah lebih dulu tiba di masjid ini, jadi bisa berbagi pengalaman seru berziarah ke Raudhah.

Mengapa ke Raudhah perlu strategi? Kok seperti mau perang saja sih *tahan napas dulu

Saya dan teman satu regu aja udah kocar kacir, berpencaran. Gara-gara didesak sana sini.

Saya sendiri heran mengapa orang begitu agresif saat mendengar ajakan dari askar bahwa pintu menuju Raudhah akan dibuka. Berdesak-desakan, kadang saling sikut kiri kanan dan mendorong jemaah lain, sering saya lihat. Makanya doa tak henti saya lantunkan. Terutama bacaan shalawat. Apalagi kita kan ada di masjid Nabawi. Masjid yang didirikan oleh Rasulullah Saw.
Jangan lupa, ketika berhasil masuk ke Raudhah, perbanyak doa, berdzikir, dan shalat dua rakaat. Bila shalat dan berdo’a di sini (atau di manapun di Masjid Nabawi), jangan menghadap makam. Menghadaplah ke arah Kiblat. 

Sementara ketika di depan makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tidaklah perlu mengusap2 jendela makam dan menciumnya, atau menempelkan dada dan perut, karena syariat Islam sama sekali tidak menuntunkan demikian. Ucapkan saja sebanyak mungkin shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat serta keluarga

Satu tips yang dibisikkan oleh askar dari Sumedang.
"Kalo udah shalat dua rakaat, bangun dan pindah tempat. Shalat lagi. Saat sujud terakhir rakaat kedua, perbanyak doa untuk keluarga. Sebutkan sebanyak mungkin doa untuk kebaikan keluarga dan kerabat serta teman,"

Memang sih, sebelum pintu yang menghubungkan ke Raudhah dibuka, seorang petugas dari masjid ini sudah mengingatkan agar tidak berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Jika berdoa seperti itu, siap-siap aja diusir oleh petugas yang ada di Raudhah. Jadi berdoanya diselipkan saat shalat.

Meski sudah bisa berdiri di atas karpet hijau, masih butuh perjuangan untuk shalat. Karena saya melihat sendiri orang yang melompati jemaah yang sedang sujud. Bayangkan bila yang sedang sujud langsung berdiri, kedua orang ini bisa jatuh berbarengan. Ada juga jemaah yang berjalan tak peduli hingga menginjak kepala atau anggota tubuh jemaah lain. *Langsung pening kepala

Cemas menggantung di hati ini. Saya emang paling takut berdesakan. Apalagi saya sendirian dan terpisah dari rombongan. Mungkin melihat saya cuma berdiri dan diam, seorang petugas melambaikan tangan padaku. 

Aku pun mendekat dan memeragakan orang mau shalat. Maksudnya minta ijin gitu. Aihhh...petugas itu pun menyuruh aku segera shalat. Daaan, tahukah teman apa yang dia lakukan untukku?  Dia merentangkan kedua tangannya. Melindungi aku dari jemaah yang berdesakan di belakangku. Duuuh terharu banget, aku jadi bisa shalat khusyuk di sini.

Satu catatan yang bikin jantung ini mau copot. Saya sedang sujud terakhir saat mendengar petugas berteriak agar segera menyelesaikan shalat. 
"Ayo berdiri, gantian ibuuu!"
Ah, kadang jemaah Indonesia itu susah diatur juga. Saya mendengar bahwa jemaah kulit hitam yang senang mendesak, sudah siap di belakang jemaah kita. Sebenarnya nggak cuma orang berkulit hitam. Ada juga dari Turki dan Pakistan yang senang nyikut sana nyikut sini. Tapi nggak semuanya yaaaa...

Naaah, saya langsung berdiri. Nggak mau dong kepala atau anggota tubuh yang lain sampe terinjak jemaah bertubuh besar ini. Tiba-tiba telinga ini mendengar suara gemuruh dari samping kanan. 

Pandangan saya beralih mencari sumber suara. Astaghfirullah...jemaah berkulit hitam itu sudah merangsek maju menuju karpet hijau. Saya segera menarik jemaah terdekat, mengajaknya berlari. Ibu yang sudah sepuh ini semula ditahan temannya yang lebih muda saat saya mengajak segera berdiri. Untung aja saya berhasil menariknya pergi. Sang teman pun tergopoh-gopoh mengikuti saat tangan saya menunjuk puluhan orang berlari ke arah karpet hijau.

Dari kabar yang saya dengar, pas kejadian itu ada tiga orang yang terluka karena tak mampu menghindar. Benar atau tidaknya, saya tidak tahu. Saat itu saya langsung berlari menjauh. Keluar menuju zona aman.

Saya tidak tahu, apakah saat di luar musim haji juga terjadi antrian panjang menuju Raudhah. Atau peristiwa berdesak-desakan seperti kejadian yang saya alami.

Dari pengalaman saya, tetapkan niat di hati ingin bisa shalat di Raudhah. Sembari membisikkan istighfar dan shalawat. Serta bersikap rendah hati, saling menolong, sabar dan ikhlas saat berinteraksi dengan jemaah lain.  Inshaa Allah segalanya akan dimudahkan.

11 komentar:

  1. Barokallahu mak, semoga kelak saya juga bisa ke sana :-)

    BalasHapus
  2. Iya, butuh perjuangan bisa berdoa di Raudhah mba, pada agresif gitu padahal bodinya pada gede2 ibu-ibu dari Afrika, Arab..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Butuh banget mba...
      Aku kira crowded pas musim haji aja, ternyata umroh juga ya...kudu persiapan fisik emang ya..

      Hapus
  3. kapan yaa ada kesempatan baik dari Allah untuk menjejakkan kaki bersama keluarga tercinta ke tempat suci (RAudhah) Arab sana ya...semoga, kelak Allah mengabulkan. Postingan artikelnya sangat menginspirasi deh mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inshaa Allah pasti ada kesempatan kalo kita berusaha Tan...
      Tengkiyuu ya udah berkunjung :)

      Hapus
  4. Sebelum barangkat harus latihan fisik dulu kyknya ya mba, biar gesit dan kuat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sebatas olah raga jalan kaki aja... Tahu kan dakuw waktu itu blm sembuh bener, tapi Alhamdulillah banyak kemudahan :)

      Hapus
  5. Subhanallah ceritannya bikin mrinding

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ikutan mrinding mak setelah tak baca ulang...

      Hapus
  6. ah kangennya sama Raudhah .. emang perjuangan banget masuk sini ya mbak. dulu aku diajarin juga sujudnya dilama2in karena begitu kita salam terus ada yg liat apalagi askarnya udah deh langsung disuruh keluar. makanya shalat tak lama2in disana keluar dari raudhah udah sembab deh tu muka heheh...
    tapi beneran deh pengen dan pengen balik lg ya mbak

    BalasHapus