PEDULI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 05 Desember 2014

PEDULI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK



Ada orang tua yang bangga saat anaknya yang masih berusia empat tahun bisa membaca. Dan tak sedikit pula yang berharap cemas kala sang bocah berusia enam tahun belum bisa membaca lancar. Andai saja banyak orang tua yang mengerti, bahwa anak usia di bawah enam tahun belum saatnya mengenal baca tulis. Hingga tak perlu melakukan tindakan memaksa anak berlatih membaca sampai pintar seperti teman sebayanya.

Di sisi lain, banyak sekolah dasar yang mengharuskan setiap calon muridnya bisa membaca dan menulis. Bahkan kemampuan baca dan tulis menjadi syarat mutlak saat seleksi penerimaan murid baru. Hal ini lah yang makin membuat banyak orang tua mengikutkan anak-anaknya les baca dan tulis.

Pengalaman seorang teman saat putranya masuk SD pada usia lima tahun bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Saat kelas 1, sebut saja namanya Dimas, bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Hingga saat menginjak kelas 5, Dimas mulai menurun prestasinya. Sang bunda pun memberinya les tambahan. Namun hal itu makin membuat Dimas malas belajar. Di kelas pun konsentrasi belajar jadi berkurang. Dia tidak dapat mengikuti pelajaran. Efeknya membuat Dimas malas berangkat sekolah dan uring-uringan bila di rumah.

Setelah guru BK turun tangan, dan mengajak Dimas bicara, baru lah diketahui bahwa Dimas bosan sekolah. Dimas bercerita kalau sejak kecil ia dipaksa ibunya belajar membaca. Di sekolah TK selalu ada PR tiap hari. Bila gurunya lupa memberi PR, sang ibu lah yang akan memintanya belajar membaca atau menulis kata-kata baru.

Sebagai orang tua kita perlu berkaca pada Stefie Sierra Ngangi. Seorang gadis muda yang belum menikah, belum memiliki pengalaman mengurus anak. Namun empatinya pada perkembangan mental anak-anak sangat luar biasa. Meski berusia muda, Sierra percaya bahwa kebebasan berekspresi sangat diperlukan bagi tumbuh kembang kepribadian seorang anak. Menurut Sierra, seni bisa membentuk kepribadian seorang anak. Menjadikan rasa percaya diri tumbuh karena bakat seni yang dimilikinya. Juga mengasah empati si anak pada lingkungannya.

Dari pengalamannya, ia meyakini bahwa seorang anak membutuhkan kebebasan bereksplorasi. Sierra pun berbagi pengalaman dengan membuka sekolah Kiwikids Preschool & Kindergarten, Kiwi School dan Stefie’s House of Creativity.  Ia berharap anak-anak yang dididik di sekolahnya tumbuh menjadi anak yang memiliki rasa percaya diri. Dengan menerapkan metode Montessori, yaitu memberikan kebebasan pada siswanya untuk bereksplorasi. Mengenal lingkungannya, dengan menyentuh, mengamati atau berlari kian kemari. Tentunya dengan pendampingan dari guru.

Dari pengalaman Sierra, seni bisa membentuk kepribadian seorang anak. Menjadikan rasa percaya diri tumbuh karena bakat seni yang dimilikinya. Juga mengasah empati si anak pada lingkungannya. 

 Sumber Bacaan :
1. ARTIE TEDJA: Penerapan Metode Montessori  http://artieteja.blogspot.com/2013/10/penerapan-metode-montessori.htm 

 

5 komentar:

  1. Tergantung sih sebenarnya mbak, kalau saya bagaimana kita menstimulasi si anak dan melihat potensinya. Anak saya termasuk cepat membaca tapi semuanya dijalani dengan fun, tanpa tekanan... Sebelum mengajarinya, saya sudah membaca beberapa hal pro dan kontra mengenai hal ini. Tidak mudah untuk memutuskan. Tapi saya menuruti kata hati dan bismillah... Jadi kalau menurut saya pertengahan saja dalam hal ini, kembali kepada pilihan masing-masing..
    Salam kenal mbak, mampir ke blogku yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget Ummu Abdillah, meski tiap anak berbeda, yang penting fun aja saat belajar. Aku dulu juga ngajari anak sambil bermain sih :)

      Makasih kunjungannya yaaa

      Hapus
    2. Makasih ya mbak, sudah mampir ke blogku. Blognya saya follow, kalau berkenan follow balik :)

      Hapus
    3. Saya juga senang bisa berkunjung ke blog mbak Sri. Iya aku follow yaaa :)

      Hapus
  2. OOT. Anaknya cowok2 ya mbak, kebalikan anak saya cewek2. :))

    BalasHapus