Jalan-Jalan Seru di Pacitan : Bagian pertama - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 25 April 2014

Jalan-Jalan Seru di Pacitan : Bagian pertama

Haiii...mau cerita perjalanan wisata kami di kota Pacitan nih. Agak telat ya nulis ceritanya, moga aja tidak bosan bacanya. Nah, akhir bulan Maret kan ada libur hari senin. Suami segera memutuskan dua hari libur minggu dan senin sebagai vacation day. Huraayyy... :D


Seperti biasa, kami sudah memilih obyek wisata mana yang bakal dikunjungi. Biasa, jelajah kang gugel dulu. Tapi gara-gara anak-anak juga ikut jelajah, pilihannya pun makin banyak. Si ayah menyerahkan pilihan pada kami.
Nah, singkat cerita, aku dan anak-anak sepakat memilih Pacitan. Kota ini terkenal dengan pilihan belasan lokasi pantainya yang tersebar di sepanjang pesisirnya. Pemandangan masing-masing pantai pun elok dan memiliki ciri yang tak sama.

Dari kota tercinta, kami berangkat dan mampir dulu di kota Solo. biasa, ishoma sekalian belanja keperluan 'sesuatu' di pasar Klewer. Setelah itu suami langsung melajukan mobil menuju Wonogiri. Pemberhentian berikutnya adalah pom bensin di daerah perbatasan Wonogiri dan Pacitan. Pom bensin ini fasilitasnya komplit. Nggak cuma minimarket, tapi ada juga resto fast food. Lumayan bisa numpang shalat maghrib. 

USai melakukan Ishoma, kami melanjutkan perjalanan menuju Pacitan. Kurang sejam lagi kami bakal sampai. Seperti biasa, kami tidak melakukan pemesanan kamar hotel. Setibanya di alun-alun kota Pacitan, kami langsung memilih hotel di jalan ahmad yani yang ada di sekitar situ. Olala...dua mobil keluar dari lobi hotel yang sederhana. Itu pertanda yang sudah kami kenali. Tak ada lagi kamar kosong. 

Kami harus mencari hotel lain. Suasana malam kota Pacitan sepi dari aktivitas penduduknya. Alun-alun kota biasanya menjadi pusat kegiatan masyarakat kota kecil. Suasana malam itu tak semeriah alun-alun kota
Blitar yang pernah kami kunjungi. Atau mungkin pas tak ada moment khusus kala kami kesana? Namun pendatang bisa mencoba becak yang warna warni untuk keliling alun-alun.

Kami juga cukup kesulitan mencari tempat menginap. Hotel yang menjadi tujuan pertama kami sudah full. Hotel ini terletak di depan alun-alun. Rujukan seorang kerabat tiap kali beliau datang ke kota ini. Ya sudah, akhirnya kami pun memilih hotel yang ada di sekitar jalan ahmad yani. Itu pun karena udah penuh, kami hanya mendapat dua kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam, fan dan teve. Tanpa AC. Fiuuuh...panas dan nyamuk menemani istirahat malam itu. Tak boleh ada protes dan bibir manyun. Ini adalah perjalanan senang-senang. Jadi apapun kondisinya, kami tetap tertawa dan bersyukur bisa memperoleh tempat menginap yang sederhana ini. Karena setelah kami masuk, beberapa mobil dengan harga ratusan juta pun bernasib malang. Tak ada lagi kamar kosong :(

Paginya, kami sudah bangun gasik. Alhamdulillah, udara sejuk berhembus menyelusup di sela jendela yang sengaja kami buka. Aku mengajak si sulung jalan-jalan di sekitar penginapan. Ternyata ada pasar dalam jarak dua ratus meter. Waah, penasaran nih dengan dagangan yang digelar di sana.

Sambil berjalan-jalan santai, si sulung ngajakin ngobrol tentang sekolah dan teman-temannya. Ini saat sharing yang akan selalu aku rindukan bila kelak dia diterima di fakultas pilihannya di luar kota.

Pasar yang bukanya agak siang yaitu jam 7 pagi itu menjual aneka rupa barang. Ada bermacam bubur, pecel dengan nasi jagung, gorengan dan jamu. Di dalam pasar, ada kios-kios dengan bermacam barang dagangan seperti pasar di kota kecil di pulau Jawa.

Si sulung menjatuhkan pilihan sarapan pada bubur candil yang ada di depan pasar. Setelah itu aku mengajaknya keluar lewat pintu yang berbeda saat kami masuk. Benar juga pilihanku, ada orang berjualan macam-macam makanan untuk sarapan. Aku tertarik melihat salah satu yang berjualan di luar pasar ini.
Saat itulah aku melihat ibu-ibu sepuh berjualan nasi dan sayur yang terkesan 'ndeso', hhihiii... Bikin ngiler :y
Aku ikut ngantri bersama seorang bapak tua yang sedang memesan sarapan pagi dengan nasi tiwul. Kalo aku sih pilih nasi putih, hahaha.... gak berani nyoba nasi tiwul.

Setelah sarapan dan beberes, kami segera check out dari penginapan. Tujuan pertama hari ini adalah pantai Teleng Ria. Pantai Teleng  ria berjarak 7 km dari pusat kota. Jalan menuju pantai ini mulus. Tiket masuk hanya enam ribu rupiah per orang.

Suasana pagi di tepi pantai sepi. Mungkin karena masih pagi banget kami di pantai ini ya. Meski sepi, kami kok males bermain air di sini. Ombaknya kecil, kayaknya kok kurang seru. Apalagi kabarnya ada ubur-ubur beracun di sini. Jadi tambah males mandi dan bermain air.

Kami hanya mejeng di depan kamera aja :)


  
Usai foto-foto, kami meluncur ke tujuan utama perjalanan ini. Tujuan wisata berikutnya akan ditulis di blog yang berikutnya.

Nah, sampai jumpa di cerita jalan-jalan kota Pacitan berikutnya yaaa :)

5 komentar:

  1. waah jalan2nya seru banget mba.. aku belom pernah ke Pacitan

    BalasHapus
  2. Seru dan mengesankan, hayuk ke Pacitan...
    Makasih ya udah mampir :)

    BalasHapus
  3. waaahhh jalan2nya seruuu mbak watiiii.... jadi pinginnnnn.

    BalasHapus
  4. wahhh baru berencana mau ke pacitan niii mba.. makasih tulisannya..

    BalasHapus