Mengapa Cinta Berujung Petaka - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 18 Februari 2014

Mengapa Cinta Berujung Petaka

Membaca dan mendengar berita yang menimpa remaja putri Ade Sara aja aku udah sedih. Status mantan pacar berubah jadi orang yang menyabut nyawanya. Bikin hati orang tua manapun pasti miris :(

Minggu ini lagi-lagi ada berita duka tentang remaja putri yang bernama Mia meninggal gegara dikeroyok kekasih bersama teman-temannya. Dan sekali lagi, sepasang orang tua terluka hatinya.

Alasan kedua perbuatan itu adalah karena cemburu ;(  Duuuh...mengapa karena cemburu berujung maut?

Sebagai ibu dari dua remaja cowok, aku segera mengajak kedua putraku berdiskusi tentang peristiwa ini. Yang intens adalah diskusiku dengan si sulung yang nyaris berusia 20 tahun pada bulan ini. Dia memang  belum serius menjalani hubungan dengan teman ceweknya. Tapi justru karena itu aku ingin memberinya bekal tentang masalah cinta.

Cinta bisa didefinisikan sebagai perhatian. Perhatian untuk saling mengingatkan, menghormati dan mendukung masing-masing pasangan. Nah, aku tanya pada si sulung, bagaimana definisinya tentang cinta. Jawabannya: sama dengan yang sudah aku jelaskan di atas. Cuma dia menambahkan kalo cinta itu adalah perbuatan untuk memberi perlindungan dan menjaga hati. Cie ciyeee...anakku udah tahu kalimat romantis ini, qiqiqie,.,

Aku pun segera memberitahunya bahwa memberi perlindungan itu berarti juga menghormati harkat kewanitaannya. Aku pernah berpesan pada si sulung bahwa pacar itu bukan pelampiasan nafsu kekasihnya. Aku kan takut kalau anak-anak mendekati atau melakukan perbuatan zina :(  Kami pernah pula berdiskusi tentang pacaran yang sehat.

Bukan pula tempat melampiaskan marah hanya gara-gara cemburu si pacar bercanda dengan lawan jenisnya. Masa sih belum jadi suami istri udah saling mengekang. Itu bukan hubungan yang sehat.

Remaja berani melakukan perbuatan mencelakai temannya karena dorongan masalah cinta, kata psikolog karena kurangnya perhatian dalam bentuk empati. Orang tua masa kini disibukkan
dengan tanggung jawab sebagai pencari nafkah keluarga. Namun tentu saja alasan sibuk tidak boleh dijadikan senjata agar tak bisa dekat dengan anak. Kebutuhan anak bukan hanya sandang pangan dan rumah. Ini adalah kebutuhan fisik. Yang juga tak kalah penting adalah pemenuhan kebutuhan psikis. Rasa disayangi, dihargai dan dibutuhkan juga sangat diharapkan seorang anak dari orang tuanya.

Disayangi saat kecil adalah dengan adanya interaksi pelukan, ciuman dan perhatian dari kedua orang tua. Peran ayah sebagai pendidik juga sangat penting saat masa tumbuh kembang seorang anak. Bukan hanya ibu yang memandikan, menyuapi atau mengganti celana bekas ompol. Ayah pun juga memiliki tanggunh jawab yang sama. Alhamdulillah, ayah anak-anakku sangat membantu saat keduanya dalam masa tumbuh kembang.

Anak juga butuh dihargai sebagai manusia. Jangan pernah menyepelekan ego si anak. Nah, dulu untuk mengajarkan kata Maaf, Tolong, Terima Kasih dan Permisi, kami lakukan lewat perbuatan nyata. Kalau salah, aku nggak malu meminta maaf pada anak-anak. Begitu pun saat meminta mereka mengambilkan sesuatu, aku selalu bilang tolong dan mengucapkan terima kasih sesudahnya.

Nah, perasaan dibutuhkan pun kami terapkan. Biasanya saat ada acara pengajian atau arisan di rumah. Meski masih balita, aku selalu meminta bantuan anak-anak. Tentunya bantuan yang ringan dan mudah dikerjakan. Seperti mengambilkan dos kosong untuk diisi snack. Atau membantu ayah menggelar tikar. Dengan meminta bantuan seperti ini, anak-anak juga tidak bakal mengamuk atau mengganggu persiapan acara yang kami lakukan. Mereka senang karena dilibatkan dalam persiapan acara di rumah.

Yang terakhir tapi tak kalah penting adalah menjalin komunikasi positif dengan anak-anak. Sampai hari ini aku dan ayah anak-anak tahu, siapa saja teman mereka.  Atau cewek mana yang sedang dekat dengan si sulung....hahahaha. Kalau untuk yang terakhir ini aku hanya berpesan pada si sulung agar tidak terlalu dekat dalam menjalin hubungan.

"Perjalanan kalian masih panjang, masih banyak tanggung jawab yang belum selesai dilakukan. Seperti menyelesaikan pendidikan. Jadi jangan kamu ganggu pikiranmu dengan hal-hal romantis yang belum saatnya terjadi. Belum tentu juga kalian berjodoh. Jadi, easy going dan jaga diri," Pesanku.

Semoga jangan ada lagi sepasang hati orang tua  yang terluka karena peristiwa serupa.

14 komentar:

  1. iya buk....akan saya ingat pesan Ibu.... ;)

    BalasHapus
  2. kalau nonton berita semakin miris :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, bikin hati ibu mana pun pasti teriris-iris :(

      Hapus
  3. Iya ya mbak...berita itu rasanya mengiris-iris kalbu...kr cinta sp nyawa hrs melayang...anak sy jg remaja putri...suka ketar-ketir...semoga kita bs menjadi ortu yg bisa menjaga merekaa dg baik ya mbak...berdoa selalu agar Allah menjaga mereka dimanapun mereka berada...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak gadis or jejaka, tetap sama kok mbak. Aku juga selalu mengawal langkah anak2ku. Dunia di luar rumah makin gila :(
      Iya mbak, moga doa kita bisa melindungi anak2...aamiin

      Hapus
  4. Menarik sekali tulisannya, membahas tema yang sedang relevan mbak,
    Iya banyak hal ganjil dari peristiwa itu
    Katanya cinta, tapi petaka
    Yang lebih ganjil lagi, itu nama si pembunuh, waduh, menurut saya harusnya diganti, kenapa sih haru Hafiz........apa susahnya nama dia diganti jadi Bangsat atau Ular atau apalah!

    Sebenernya saya mau membahas itu di sini:

    www.kangdana.com

    BalasHapus
  5. resep cinta ya buk ?
    hihihihi

    BalasHapus
  6. makasih saran nya mbak
    semoga berguna buat semua :-)

    BalasHapus
  7. "Anak juga butuh dihargai sebagai manusia. Jangan pernah menyepelekan ego si anak..." --> Sukaaa, betul banget Mak!

    BalasHapus