BERANGKAT HAJI – THE SERIES - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 09 Desember 2013

BERANGKAT HAJI – THE SERIES



            Berdoa di depan ka’bah adalah salah satu cita-cita yang sudah kujalin sejak sepuluh tahun lalu. Kepulangan ibu mertua dari tanah suci telah membukakan mata hatiku. Apalagi beliau juga menyuruh pada kami, putra putrinya agar menyiapkan dana khusus untuk pergi haji. Maksudnya tentu membuka tabungan khusus haji dengan menyisihkan uang secara rutin tiap bulan.
            Kebetulan hampir tiap tahun, aku selalu menghadiri acara tasyakuran di rumah tetangga dan saudara yang akan berangkat haji. Sepulang mereka dari tanah suci, bukan buah tangan berupa makanan yang aku nantikan. Namun cerita yang mengalir tentang kegiatan selama di tanah suci yang selalu kutunggu-tunggu. Begitu banyak cerita yang menggetarkan hati hingga tak terasa mataku pun basah karena haru. Atau cerita lucu sekaligus tegang karena salah menggandeng tangan orang yang dikira pasangannya :)
            Setiap usai mendengarkan cerita tentang perjalanan haji, hati ini selalu tergelitik oleh tanya yang tak mampu kujawab, kapan aku dan suami menyusul mereka. Akhirnya pada tahun 2006 suami membuka rekening khusus tabungan haji di sebuah bank swasta. Karena meski di hati sudah terpancang niat ingin beribadah haji, tanpa menyiapkan dana di bank, bagai fatamorgana yang sulit sekali direngkuh.
            Banyak orang yang bilang, ia sudah niat di hati untuk pergi haji. Namun ternyata tak menyiapkan dana khusus untuk biaya pergi haji.  Tentu saja tabungan yang digabung ini bisa saja sering diambil untuk keperluan lain, seperti untuk biaya pendidikan, membantu ortu atau saudara, renovasi rumah, dan sebagainya. Hingga biaya setoran awal ONH tak pernah bisa terkumpul.
            Menurutku, juga suami, niat berhaji memang harus menyediakan dana khusus yang tak bisa diutak-atik untuk keperluan lain.  Setelah membuka rekening khusus ini, kami sempat mengalami pasang surut dalam keuangan keluarga. Usaha suami yang mengalami colaps hingga modal usaha yang ludes, telah mengganggu setoran rutin di rekening ini.
Namun kami selalu memiliki keyakinan bahwa setiap hamba yang menafkahkan rezekinya untuk menegakkan Islam, Allah Swt akan selalu memberi pertolongan. Alhamdulillah setelah empat tahun membuka rekening tabungan haji, Allah Swt memudahkan urusan kami untuk biaya setoran awal ONH. Saat itu setoran awal sebesar Rp. 25.000.000,-. Jadi kami harus menyediakan uang sebesar 50juta agar dapat memperoleh porsi keberangkatan.
Berdoa di depan Ka'bah menjadi cita-cita kami
Waktu suami mendaftar haji di kantor Depag kota Semarang, kami cukup terkejut. Daftar tunggu keberangkatan haji kami mencapai empat tahun. Saat itu tanggal 22 Juli 2010, dan jadwal keberangkatan kami adalah tahun 2014. Itu pun katanya masuk urutan terakhir. Tetap saja kami mengucap syukur karena masih diberi kesempatan berangkat tahun 2014. Duuh, rindu kami untuk shalat di depan Ka'bah mesti nunggu lama.
Hal berikutnya yang kami lakukan adalah, mulai bertanya pada saudara dan tetangga tentang apa yang harus kami lakukan sebelum tahun keberangkatan ke tanah suci. Banyak saran dan cerita yang kami rangkum. Yang terbaik dan bisa kami teladani saja yang menjadi catatan untuk dipelajari.
Seperti misalnya bimbingan manasik haji. Setiap calon haji baru mendapat bimbingan haji dari Depag kira-kira setengah tahun sebelum berangkat. Sekitar bulan April setelah ada SK KeMenag. Bimbingan manasik haji ini sebanyak sebelas kali di kecamatan dan  empat kali di tingkat kota. Menurut kebanyakan jemaah haji, bimbingan ini jelas-jelas tak bisa menjadi pegangan untuk melaksanakan rukun dan ibadah sunah di tanah suci.
Bila ingin mendapat lebih banyak bimbingan manasik, biasanya beberapa jemaah haji menjatuhkan pilihan pada KBIH yang dikelola oleh lembaga atau perorangan. Tentu saja untuk mengikuti bimbingan manasik ini tidak gratis alias berbayar. Rata-rata mereka memasang tarif sejumlah Rp. 1.600.000,- hingga Rp. 2.000.000,-. Kalau pasangan suami istri tentu harus menyiapkan dana dua kali lipat. Padahal kebutuhan dana untuk keperluan lain masih banyak. Seperti melunasi setoran ONH, biaya tes kesehatan, menyisihkan uang untuk keluarga di tanah air hingga kalau masih ada dana sisa, mengadakan walimatul safar.
Alhamdulillah, dari seorang sepupuku, ada informasi bahwa temannya mengadakan bimbingan manasik gratis. Tentu saja tak akan aku sebutkan nama ustadz ini, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sebabnya adalah, bimbingan manasik haji gratis ini sempat menjadi keluhan dan protes oleh beberapa lembaga yang menyelenggarakan bimbingan manasik berbayar. Mereka menyebut tempat bimbingan sang ustadz ini illegal karena tak berijin dari Depag.
Itulah, di negeri tercinta ini, niat baik kadang menuai keburukan bagi orang yang tertandingi. Jadi, mohon dimengerti bila aku merahasiakan nama dan tempat ustadz ini mengadakan bimbingan. Kecuali bila ada saudara atau tetangga teman-teman yang berniat betul-betul serius ingin mendapatkan bimbingan manasik secara gratis, call me J Aku dengan senang hati akan memberi tahu tempatnya. Eh,, tentunya yang bertempat tinggal di Semarang yaaa.

2 komentar:

  1. Ck ck ada yang merasa tersaingi oleh ustadz yang baik hati itu ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, itulah makanya saya nggak cerita nama dan tempat tinggal sang ustadz.

      Hapus