Review Buku I'm (not) Perfect - Dian Kristiani - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 22 September 2013

Review Buku I'm (not) Perfect - Dian Kristiani




Penulis          : Dian Kristiani
Penerbit        :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  :  2013
Tebal            : 153 Halaman, Soft Cover
Harga           : Rp. 38.500
Genre           : nonfiksi / inspirasional

Begitu buku I’m (not) Perfect terbit, satu kata yang muncul adalah ‘Surprised”. Yup! Karena, beberapa hari sebelumnya mbak Dian Kristiani sudah membuat ‘thread’ di fb-nya tentang satu dua tiga isi buku ini.

Dan, resolusiku, cie..cie...cieeee, segitunya hahaha, harus beli buku ini! Yay! Kenapa? Balik deh aku tanya, kenapa tanya? Berarti yang tanya belum baca buku ini, kasihaaaan ;D
Oke, karena rencana nulis di sini adalah untuk review buku I’m (not) Perfect. Aku tak akan berpanjang kata nulis prolognya, hihi...

Di dalam buku ini, penulis menggiring pembaca, terutama wanita agar tak men’judge’ sesama wanita atas kekurangan yang tentunya tak bisa ditolak ini. Misal, tentang tak bisa memberi ASI (ngerasa bangeeet a.k.a makjleb). Pernah aku menuduh temanku di kantor yang tak mau memberi ASI. Waktu itu aku kritik dia, tapi aku juga bantu membelikannya makanan yang kupikir bisa membancarkan ASI-nya. So, aku kan tak menjelek-jelekkannya abis-abisan, huehue.. nyesel sejuta kaliiii....

Nah, kalo masalah melahirkan secara caesar? Kebetulan teman yang sama sempet curhat, kenapa dia tak bisa melahirkan dengan cara normal? Mengapa dia harus melalui proses caesar, yang beruntung sekali dia tak keluar duit karena dapat tunjangan asuransi. Namun, banyak orang yang menuduhnya dulu bukan anak berbakti pada ortu. Hah? Apa hubungannya coba? Melahirkan secara caesar dengan durhaka pada ortu?!

Ternyata mbak DK juga mengalami tuduhan ini? Berarti mindset kebanyakan orang kudu diubah gitu? Gak tahulah saya. Yang jelas, saya tahu banget kalo teman saya adalah orang yang sangat berbakti ama ortunya. Dan permasalahan tiap wanita yang (terpaksa) memilih proses caesar, tentu berbeda sesuai kondisi tubuh dan situasi pas melahirkan.

Betewe...cerita di buku ini banyak banget yang menyentil rata-rata sikap, tingkah dan ucapan wanita pada sesama wanita. Yang merasa tersindir, harusnya berterima kasih pada mbak DK. Bagaimanapun, beliau kan sekedar curhat, tapi berhadiah. Hihihi....iya kan, karena dapat duit dari curhatannya ;D Dan buka Cuma itu. Karena curhatan ini juga bisa jadi bahan renungan kita, duh dalem bangeeet J

Terserah bila ada pembaca yang gak suka dengan curhatan a.k.a sindiran mbak DK. Hihihi, padahal beliau nulisnya meski tajam setajam silet, tapi menuturkannya dengan gaya bahasa yang mengalir. Air kaleeee...

So, meski waktu pertama saya buka-buka dulu buku ini dari awal, tengah dan akhir halaman. Karena saya bingung mana dulu yang mau dibaca, hehehe... Tapi saya seperti biasanya, akhirnya baca dari halaman pertama, urut hingga akhir.

Dan, kebanyakan sih saya setuju dengan beliau. Seperti tentang sandal yang merk ‘c....s’ ntu tuuu... Meski pertama sempet pengen beli, begitu banyak sekali yang makai meski beda merk dan jauuuuh sekali beda kasta alias harga, aku mundur beli deeh ;D Sandal sejuta umat yang beda kasta gituuuh, hihihi...

Atau soal masak! Aku sebenarnya suka masak. Tapi gimana dong kalo dari pagi udah sibuk ngurus rumah, mesti ontime kerja jam setengah sembilan pagi dan nanti pulang jam setengah lima sore. Badan udah capek lahir batin, masih disuruh nyiapin masakan untuk keluarga? Oh, sayaaang aku tahu semua yang aku lakukan pasti dapat imbalan pahala dari Tuhan (ini kataku pada suami duluuuuuu sekali) Tapi, kita harus realitis (dengan alis berkerut), karena aku bukanlah wonder woman, yang bisa bekerja dengan sekali kibasan tangan ;D Alhamdulillah, suami senang-senang saja dimasakin ama ibu mertuanya, hahaha... alias katering ama ibuku. Bersyukur banget nggak ada yang nyolot soal ini dari lingkungan rumah alias tetangga J

Ya sudahlah, kalo gitu, sebagai istri eh, wanita, nggak ada yang sempurna. Tapi, kalo saya sudah terlihat sempurna di mata suami (ini ucapan suamiku lho, sumpeeeh! ;D ), ya biarkan aja anjing menggonggong, dakuw mah tetap aja jalan seperti biasa. Hihi, kok jadi curhat sih? Tapi bener deh, manusia kan gak ada yang sempurna. Karena itu, semua ada pasangannya. Kalo ada wanita yang gak bisa masak, mudah-mudahan suaminya pintar masak. Lho?! Yah, seenggak-enggaknya ada orang terdekat yang bisa dimintai bantuan siapin makanan untuk keluarga, gitu, hihi...

Pokoke, buku mbak Dian selalu dinanti-nanti sama dakuw, dan semua penggembiranya, eh penggemarnya. Buku non fiksi yang bisa bercerita seperti novel, alias tidak menggurui. Begitu!

Moga ada lanjutannya, seperti buku yang sebelumnya. Harus!


Tidak ada komentar: