PESANTREN RAMADHAN 1433 H - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 13 Agustus 2012

PESANTREN RAMADHAN 1433 H

Menjalani puasa pada bulan Ramadhan, berikut kegiatan seperti buka bersama sambil mendengarkan tausiyah dari ustadz atau ustadzah sangat mengasyikkan.  Di samping kita akan memperoleh pencerahan tentang ilmu agama, tentunya juga bisa mempererat jalinan silaturahim di antara sesama umat muslim.

Bagi Naufal, si bungsu yang baru saja menjadi siswa baru di SMP IT PAPB, aktif di kegiatan ramadhan juga sesuatu yang baru dan menarik minatnya.  Setiap tahun, sekolah yang berbasis islami ini mengadakan kegiatan pesantren ramadhan.  Kegiatannya dibagi dalam dua session.  Pesantren untuk siswa putri diadakan pada tanggal 8 - 11 Agustus 2012, sedang untuk putra dimulai 11 - 14 Agustus 2012.  Sebuah acara yang dilakukan di lingkup sekolah selama 4 hari 3 malam.  Waaahhh....Naufal sangat excited menyambutnya.

Naufal banyak bertanya pada sang kakak, Milzam yang sekarang sudah menginjak tahun ketiga di SMK negeri 7 Semarang.  Dahulu, Milzam pun pernah mengikuti kegiatan pesantran ramadhan ini selama tiga kali saat bersekolah di SMP IT PAPB.  

"Kamu tuh harus ikut semua kegiatannya.  Nggak boleh pulang lebih dulu, trus biasanya bikin kartu lebaran, menghias kelas, dan banyak juga lomba untuk mengisi acara," cerita sang kakak.
"Nggak ada ceramah?"
"Ada lah...namanya juga pesantren, pasti ada juga tausiyah dan tanya jawab seputar islam,"
"Ehmm...soal bikin kartu lebaran tadi, kita bikin bareng atau sendiri, mas?"
"Bareng-bareng, tapi kalo bisa sendiri ya udah, bikin aja sendiri.  Ntar kalo udah selesai, bantuin temen yang belum beres..."

Oya, soal bikin ketrampilan ini, aku punya cerita sendiri.
Lima hari sebelum kegiatan pesantren, pihak sekolah sudah memberikan 'list' FAQ.  Ada juga keterangan barang-barang yang mesti dipersiapkan dari rumah oleh peserta.  Alhamdulillah, sejak tinggal di perumnas Tlogosari, kami tak kesulitan mencari semua kebutuhan untuk kegiatan pesantren.  Nggak cuma makanan sebagai bekal selama kegiatan.  Tapi, mencari bahan-bahan untuk ketrampilan pun komplit tersedia di sini.  Karena itulah, kami sudah merencanakan dua hari sebelum acara baru akan membelinya.

Namanya juga rencana, pas hari H, yang mendapat tugas menemani Naufal membeli bahan yang diperlukan, tidak bisa.  Ya, si babe seharusnya libur pada hari yang dijanjikan.  Namun, urusan proyek mendadak datang tak diundang.  Jadi, akhirnya, sehari menjelang kegiatan, barulah Naufal bisa membeli bahan-bahan tersebut.  Tentunya, aku lah yang kebagian tugas menemani si bungsu.  Sore menjelang berbuka, kami menuju toko tersebut.  Waduhhh...toko tutup.  Si pemilik toko menempel kertas berisi jadwal buka toko.  Maklum deh, si pemilik kan ingin menjalankan ibadah puasa tanpa gangguan urusan kerja.  Jadi mulai pukul 20.00 toko baru buka kembali.

Usai terawih, barulah kami kembali ke toko ini.  Banyak sekali bahan yang perlu dibeli.  Ada kertas daur ulang dengan 2 pilihan warna, kertas buffalo, kertas lipat, kertas kado dengan pilihan motif yang unik atau lucu, kertas karton bertekstur, kertas scrapbook, pita kecil warna-warni, pasta warna dan kertas koro warna warni.  Wiiihhhh...banyak banget yang dibeli.  Belum lagi peralatan seperti spidol, pensil warna, gunting, cutter, penggaris, pensil, lem uhu, pelubang kertas yang kebetulan aja udah kami miliki.  Memang tidak diwajibkan membawa semua yang ditulis di daftar.  Yang penting, sebagian besar tetep aja mesti dibawa.

Nah...tiba lah pada hari H.  Sejak pagi Naufal udah nge-game.  Kegiatan yang sangat menyita waktunya, dan bikin si emak sering manyun.  Terutama pas liburan sekolah seperti ini.  Ya, menunggu jatah masuk pesantren, ia selalu manteng di depan layar kompie.  Begitu juga pas tanggal 11 Agustus 2012.  Jadwal berangkat jam 14.00 wib, tapi sejak pagi aku lah yang menyiapkan semua kebutuhannya.  Dari tas untuk pakaian, hingga membeli makanan dan minuman.

Oya, makanan yang dibawanya cuma seplastik roti semir rasa mocca kesukaannya.  Waktu diajak belanja di minimarket dekat rumah, Naufal menolak semua pilihan snack ringan yang aku tawarkan.  Ia hanya memilih dua botor air mineral.  Alhamdulillah, Naufal memang tak begitu suka snack ringan macam keripik kentang dalam kemasan yang banyak mengandung vetsin.  Apalagi selama di pesantren nantinya, pihak sekolah sudah bertanggung jawab mengenai makan untuk berbuka dan sahur.

Nah, sejak si sulung mengikuti kegiatan pesantren di sekolah, banyak pertanyaan seputar masalah makanan.  Kebetulan, di keluargaku, hanya Milzam yang bersekolah di SMP IT dan mengikuti kegiatan pesantren lebih dari sehari.  Kalau sekolah negeri kan cuma ada pesantren sehari atau bukber di sekolah.

"Bayar berapa nih?" tanya tetangga saat dulu menyaksikan kami sekeluarga yang heboh menyiapkan bekal untuk Milzam.
Aku hanya tersenyum sambil menggeleng.
"Nggak bayar?  Masa sih?!" nada tak percaya mewarnai suara si tetangga.
"Emang gak bayar kok.  Meski sekolah swasta, tapi anakku tak pernah ditarik iuran ini itu untuk setiap kegiatannya,"
"Trus...makan untuk buka dan sahur, gimana tuh?"
"Kan ada orang tua murid, tetangga sekitar sekolah atau orang-orang yang suka berbagi, siap menyediakan makanan.  Nggak sampai kekurangan, malah kadang seringnya sih ada sisa beberapa box.  Jadi, anak-anak yang masih ingin nambah makan usai shalat tarawih, tinggal ambil aja,"

Si tetangga manggut-manggut.  Ya, sekolah ini tak perlu berpusing ria mengenai makanan untuk peserta pesantren ramadhan.  Setiap tahun, banyak orang tua murid yang ingin berperan serta mengirim jatah makanan. 

Dulu pun Milzam pernah makan sampai dua kali.  Pertama pas berbuka, dan makan malam yang kedua usai shalat tarawih.  Itu pun karena gurunya yang menawarkan saat melihat banyak makanan masih utuh dalam box-box yang udah tersedia.  Dari pada mubazir kan lebih baik makan lagi, begitu kata Milzam.

Nah, aku pun wanti-wanti pada adiknya, agar jangan malu nambah makan kalau perutnya masih lapar.  Yah, selama di rumah, Naufal berbuka puasa nggak cuma sekali makan besar.  Bisa lho ampe 3 kali makan.  Minimal sih 2 kali.  Nggak heran, selama puasa ramadhan, Naufal tak pernah terlihat kurus. Makan saat berbuka sangat lahap, begitu pun pas sahur.  Nggak ada malas-malasan kalo soal makan.  Hehe, untuk ukuran usianya, Naufal tergolong anak bertubuh bongsor.  Usianya 12 pada tahun ini, dengan tinggi badan 164 cm dan berat 56 kg.  Si kakak aja kalah kalau gede-gedean badan.  Dengan tinggi 170, bobot tubuhnya cuma 48 kg.  Hahaha...kurus banget kan? 

Cerita seputar pesantren ramadhan si bungsu berlanjut ke episode berikutnya, karena hari ini mau antar makanan kesana.  Hayuk siapa mau ikuuut :)

Tidak ada komentar: